Sedentary Lifestyle
Sedentary Lifestyle

Yuk, Mengenal Sedentary Lifestyle dan Dampaknya Bagi Tubuh

(Business Lounge Journal – Lifestyle) Apakah anda pernah mendengar istilah kaum rebahan? Dalam dunia medis kaum rebahan mempunyai gaya hidup yang dikenal dengan sebutan “sedentary lifestyle”.

 

Sedentary Lifestyle merupakan gaya hidup pada seseorang yang cenderung malas untuk melakukan aktivitas fisik atau menggerakan tubuhnya. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mendefinisikan bahwa sedentary lifestyle sebagai gaya hidup yang mengacu pada segala jenis aktivitas yang dilakukan di luar waktu tidur dengan karakteristik keluaran kalori yang sangat sedikit yaitu kurang dari 1,5 METs.


Lalu, apa saja contoh dari sedentary lifestyle? Duduk depan laptop atau komputer dalam waktu yang lama, bermain handphone seharian, berbaring, duduk, membaca, menonton TV dalam waktu yang lama. Gaya hidup demikian memiliki dampak buruk bagi kesehatan tubuh, karena pola gaya hidup sedentari ini merupakan pola hidup yang tidak sehat ketika seseorang cenderung malas untuk bergerak.

 

Sedentary lifestyle memiliki 3 klasifikasi yang didasarkan dalam durasi waktu, yaitu : 

  1. Level rendah, dalam durasi kurang dari 2 jam;
  2. Level menengah, dalam durasi 2-5 jam;
  3. Level tinggi, dalam durasi lebih dari 5 jam.

 

Adapun dampak buruk dari gaya hidup sedentari, antara lain : obesitas, diabetes, kanker, penyakit jantung, mental health disorder, bahkan dengan adanya kegiatan menonton dan scrolling ponsel tanpa batas waktu dapat mengakibatkan diskoneksi dengan orang lain.

  • Meningkatkan Risiko Obesitas
    Kurangnya bergerak dan beraktivitas dapat mengakibatkan tubuh tidak mengolah makanan degan sempurna untuk dapat dijadikan sebagai energi.Dengan demikian, maka tubuh akan menyimpan energi dalam bentuk lemak pada tubuh. Apabila berlangsung dalam kurun waktu yang lama, tubuh akan mengalami obesitas karena adanya penumpukan lemak.
  • Meningkatkan Risiko Diabetes
    Apabila terbiasa mengonsumsi makanan dan minuman yang manis serta tinggi kalori, namun tubuh tidak bergerak dan tidak melakukan aktivitas fisik.Hal ini masih berkaitan dengan obesitas yang juga menjadi dampak buruk dari gaya hidup sedentari.
    Lemak yang menumpuk dalam tubuh dapat memicu terjadinya resistensi insulin. Padahal, insulin adalah hormon yang memiliki peran penting dalam mengolah gula pada tubuh.
  • Meningkatkan Risiko Penyakit Jantung
    Kurangnya bergerak dan beraktivitas dapat membuat lemak atau kolesterol menumpuk pada pembuluh darah arteri. Hal ini akan mengakibatkan jantung jadi tidak dapat bekerja secara optimal dan memicu terjadinya penyakit yang serius seperti : Jantung koroner, serangan jantung, dan sebagainya.
  • Memicu Terjadinya Mental Health Disorder
    Ketika seseorang kurang melakukan aktivitas dan hanya berdiam diri saja di rumah, maka perasaan stress, tertekan, dan jenuh dapay memicu seseorang mengalami anxiety disorder (gangguan cemas) hingga depresi.

 

Apabila sudah berada dalam sedentary lifestyle, maka untuk mengatasinya harus dimulai dari diri sendiri. Karena perlu melawan rasa malas untuk menggerakan tubuh. Berikut ini ada beberapa tips untuk mengatasi gaya hidup sedentari : 

  • Berolahraga
    Tingkatkan aktivitas fisik, bisa dilakukan dengan berlari, jogging, bersepeda dalam durasi 150 menit seminggu sesuai anjuran WHO. 
  • Mengurangi waktu sedentari
    Bisa melakukan aktivitas sederhana seperti berjalan ketika istirahat makan siang, memasang pengingat untuk bergerak setiap 30 menit ketika sedang bekerja didepan komputer atau laptop, banyak mengerjakan pekerjaan rumah, perbanyak aktivitas bergerak.Apabila gaya hidup sedentari diakibatkan karena pekerjaan yang mengharuskan untuk duduk di depan komputer atau laptop selama berjam-jam, maka luangkanlah waktu sejenak untuk meregangkan tubuh selama 30 menit sekali. Lakukanlah dengan gerakan kecil saat sedang istirahat, seperti jalan ke toilet atau menaiki dan menuruni tangga kantor.

    Buatlah jadwal olahraga rutin dalam setiap minggunya dan mengonsumsi makanan sehat setiap harinya. Dengan begitu, maka dampak dari sedentary lifestyle dapat dicegah.

     

Memiliki gaya hidup yang lebih baik perlu adanya komitmen, managemen waktu, kontrol diri yang baik, dan semangat beraktivitas atau olahraga untuk kesehatan fisik dan mental.