Javanese Landscape with Gunung Merapi and Horseman (1867) by Raden Saleh

22 Tahun Global Auction: Lukisan Raden Saleh Jadi Sorotan Lelang

(Business Lounge Journal – Event)

Global Auction, rumah lelang seni yang berbasis di Indonesia, merayakan hari jadinya yang ke-22 pada Juni 2025 dengan sebuah perhelatan seni berskala besar bertajuk “Global Auction’s 22nd Anniversary Sale: Southeast Asian, Chinese, Modern and Contemporary Art.” Acara ini akan menghadirkan 190 lot karya seni pilihan dari maestro-maestro ternama abad ke-19, ke-20, hingga seniman kontemporer terkemuka. Periode lelang berlangsung dari 2 hingga 22 Juni 2025, dan ditutup dengan lelang hybrid secara langsung di Park Hyatt Jakarta.

Karya-Karya Langka dan Bernilai Sejarah

Sorotan utama dari lelang ini adalah lukisan monumental karya Raden Saleh berjudul Javanese Landscape with Gunung Merapi and Horseman (1867), yang dianggap sebagai salah satu penemuan kembali paling penting dalam sejarah seni Indonesia. Lukisan ini menggambarkan keagungan Gunung Merapi dalam ketenangan alam, dengan sosok penunggang kuda melintasi jembatan kayu di bawah langit bercahaya. Dikenal sebagai pelopor seni modern Indonesia, Raden Saleh memadukan teknik Romantis Eropa dengan identitas visual Nusantara secara puitis.

Lukisan ini telah dikaji secara mendalam dan disahkan keasliannya oleh sejarawan seni ternama, Dr. Werner Kraus, yang menyebutnya sebagai “komposisi luar biasa yang memadukan keahlian teknis dan nilai budaya secara utuh.”

Javanese Landscape with Gunung Merapi and Horseman (1867) by Raden Saleh

Ragam Ekspresi dari Maestro ke Seniman Kontemporer

Selain Raden Saleh, lelang ini juga menampilkan karya-karya penting dari nama-nama besar seperti Affandi, Lee Man Fong, Srihadi Soedarsono, Hendra Gunawan, S. Sudjojono, Ahmad Sadali, Basoeki Abdullah, hingga Gregorius Sidharta Soegijo.

Karya Srihadi Soedarsono berjudul Borobudur – Moment of Contemplation (2017) menjadi salah satu karya modern yang menonjol, menghadirkan nuansa sunyi dan kontemplatif melalui palet warna putih yang langka—hanya dua lukisan Borobudur putih pernah dibuat Srihadi semasa hidupnya.

Dari tangan Affandi, tiga lukisan dinamis dihadirkan: Canna Flowers (1973), Horse Cart (1981), dan Ivory Coconut Palms (1986), yang mencerminkan kekuatan emosi lewat goresan jari khasnya.

Berbeda nuansa, karya Lee Man Fong yang lembut dan elegan memperkaya palet lelang dengan tujuh karya, termasuk Portrait of a Seated Lady, Gold Fishes, dan lukisan awal Before Departure (1940), yang memperlihatkan perpaduan teknik kuas Tiongkok dan minyak Barat.

Sementara itu, Basoeki Abdullah hadir dengan Beauty of Nature (1972) dan Lady Wearing a Kebaya, menonjolkan kepiawaiannya dalam realisme klasik yang memukau.

Borobudur-Moment of Contemplation (2017) by Srihadi Soedarsono

Canna Flowers (1973) by Affandi

Seni Abstrak dan Karya Tiga Dimensi

Karya Hendra Gunawan, seperti Under the Sea dan The Guerilla Fighter, menghadirkan dunia imajinatif yang penuh energi warna dan semangat perjuangan. S. Sudjojono, dengan Orchid and an Angel, menyuguhkan gabungan antara still life dan simbolisme spiritual, menegaskan perannya sebagai pendiri PERSAGI.

Tak ketinggalan, lukisan-lukisan spiritual abstrak dari Ahmad Sadali seperti Brick Red Blocks dan Remnants of Gold (1979), menawarkan keseimbangan antara geometri, iman, dan refleksi material dalam semangat Sekolah Bandung.

Selain lukisan, karya di atas kertas oleh pelukis Impresionis Belgia Adrien-Jean Le Mayeur de Merprès juga turut dilelang, termasuk Two Balinese Maidens in a Garden dan Balinese Dancer, Ni Pollok, yang menggambarkan keanggunan perempuan Bali dengan pastel dan arang.

Karya patung juga menghiasi lelang ini, termasuk Eastern Goddess of Happiness (1996) karya Gregorius Sidharta Soegijo, patung setinggi dua meter dari kayu jati yang memancarkan nuansa spiritual dan kekayaan simbolik.

Seniman internasional juga diwakili melalui patung perunggu dari Li Chen dan Ju Ming, dua nama besar dalam dunia seni rupa kontemporer global.

Orchid and an Angel by S. Sudjojono

Misi Global Auction: Mengangkat Seni Asia Tenggara ke Dunia

Menurut Yohanes Kevin Oenardi Raharjo, Direktur Global Auction, perayaan ini bukan hanya pencapaian usia, melainkan pernyataan misi jangka panjang: mempromosikan seni Asia Tenggara, khususnya Indonesia, di tingkat nasional dan internasional.

“Komitmen kami adalah membawa karya terbaik ke garis depan — tidak hanya untuk dijual, tetapi untuk dipromosikan agar para seniman Indonesia mendapatkan pengakuan lebih luas, baik di dalam negeri maupun dunia,” ujar Kevin.

Detail Lelang dan Pameran

  • Periode Bidding: 2–22 Juni 2025
    Daftar di: https://bid.global.auction
  • Pameran Pratinjau Publik: 4–22 Juni 2025 | Pukul 09.00–17.00 WIB
    Lokasi: Masterpiece Building, Jl. Tanah Abang IV No. 23–35, Jakarta
  • Live Hybrid Auction: Minggu, 22 Juni 2025 | Pukul 13.30 WIB
    Lokasi: Park Hyatt Jakarta, Jl. Kebon Sirih No. 17–19, Jakarta