(Business Lounge – Dominate the Market) Top-down branding secara tradisional kini pengaruhnya semakin kecil. Orang semakin mengandalkan personal network melalui sosial media untuk memperoleh informasi mengenai produk maupun jasa yang akan mereka beli. Bagaimana pengaruh sosial media dan implikasinya terhadap strategi pemasaran?
Pengaruh Besar Sosial Media
Dulu, yang dilakukan adalah top-down branding secara tradisional, ketika marketer menyampaikan pesannya, dan konsumen menerima, untuk kemudian melakukan pertimbangan pembelian. Namun, kini orang semakin mengandalkan personal network untuk mempelajari informasi mengenai suatu produk/jasa. Interaksi merupakan sumber informasi utama, dan sosial media jelas punya peranan besar terhadap hal itu.
Dari salah satu hasil survey mengatakan bahwa 80% respondennya mengaku bahwa mereka tergabung dalam 1 hingga 3 social network, dan 40% mengaku hanya aktif di antara keduanya. Intinya, daripada tergabung dengan social network yang banyak, responden lebih suka fokus pada beberapa di antaranya. Kemungkinannya adalah mereka melakukan upaya coba-coba, kemudian pada akhirnya menetap di tempat yang mereka rasakan paling nyaman dan paling banyak teman.
Responden pun juga mengaku menjadi kontributor dalam sosial media, yang 70% mengaku bahwa mereka menyampaikan rekomendasi mengenai produk, jasa, dan restoran secara online setidaknya tiap beberapa bulan sekali. Tentunya Anda sering melihat posting blog mengenai review restoran atau produk, hingga status Facebook maupun Twitter yang nadanya rekomendasi. Jika Anda melakukan googling mengenai restoran, kemungkinan sekali Anda akan sampai ke rekomendasi dari sebuah blog.
Lalu, bagaimana pengaruh sosial media ini terhadap keputusan konsumen?
Pengaruh sosial media ini tergantung dari level hubungan antara konsumen dan influencer itu sendiri. Influencer pada dasarnya terdiri dari tiga, yakni key influencer, social influencer, dan peer influencer.
Key influencer merupakan para blogger, dan mereka yang punya banyak follower di Twitter. Umumnya, mereka jarang mengenali konsumen secara langsung.
Social influencer merupakan orang yang aktif berpartisipasi di social media, yakni dengan aktif memberi review, update status, berkomentar, dan sebagainya. Pada beberapa kasus, konsumen cukup mengenal para social influencer ini.
Sementara itu, known peer influence merupakan orang yang hubungannya paling dekat dengan konsumen, entah mereka keluarga, maupun teman. Mereka juga punya pengaruh yang paling langsung dengan konsumen.
Dari ketiganya, pengaruh dari orang terdekat (known peer influence) jelas paling besar, namun social media, termasuk blog korporat/independent dari key influencer dan user-generated content dari social influencer juga punya pengaruh besar yang mengalahkan aktivitas pemasaran tradisional.
Ketiganya punya pengaruh yang berbeda-beda dalam tiap fase keputusan pembelian. Dalam fase awareness, blog yang independent mempunyai pengaruh cukup besar, di belakang peer influence. Namun ketika beranjak ke fase pertimbangan, blog independent jauh mengalahkan blog korporat hingga 50%. Kemudian, dalam fase action, pengaruh dari known peers jauh makin signifikan, yakni 74%.
Jika sudah memahami hasilnya, maka bagaimana implikasi terhadap brand dan strategi pemasarannya? Riset ini punya sejumlah strategi yang banyak, dan dijelaskan dengan detail di laporannya. Namun, menurut pikiran penulis, berikut ini adalah poin penting dari strategi pemasaran brand melalui sosial media.
Recruit Influencer
Selain membuat blog korporat, perusahaan juga dapat mempertimbangkan untuk menggunakan jasa dari key dan social influencer. Misalnya, dengan mengundang key influencer pada acara dari perusahaan. Setahu saya, sudah banyak yang menggunakan strategi ini, ketika perusahaan sering mengundang blogger ke acara-acara launching produk. Tujuannya adalah menciptakan awareness terhadap suatu brand. Atau lebih jauh lagi, jika key influencer tersebut memberikan review produk, ini tentunya jadi faktor pertimbangan pembelian bagi konsumen.
Connect with Influencer
Semakin mengarah kepada peer known influencer, maka pengaruhnya tentu akan semakin besar. Sehingga, tiap bisnis tentunya ingin memiliki peer known influencer sebanyak mungkin. Mungkin saja bisnis punya key dan social influencer yang banyak, namun bagaimana mereka bisa punya peer influencer juga?
Caranya adalah dengan membentuk suatu komunitas, yang terdiri dari para influencer serta konsumen. Dengan demikian, dalam komunitas tersebut akan tercipta hubungan emosional antara influencer dan konsumen, yang menjadikan pengaruh influencer jadi makin besar. Misalnya, dengan menyelenggarakan gathering, gala dinner, outbound, dan sebagainya.
Enhance Meaningful Conversation
Meskipun Anda memanfaatkan sosial media, namun jika komunikasinya satu arah, maka itu tidak akan membangun suatu hubungan baik. Misalnya, jika suatu perusahaan punya blog, namun ia hanya sekedar posting, tanpa berbicara, berdiskusi, ataupun meninggalkan komentar lain tentunya ini bukan membangun hubungan.
Jika Anda punya sosial media, manfaatkan dengan sebaik-baiknya. Jika Anda posting content, maka jangan lupa untuk berkomunikasi secara dua arah. Ingat, mereka adalah konsumen Anda. Anda bisa menyelenggarakan diskusi yang bermanfaat dengan mereka, atau bahkan menggali insight mengenai profil mereka dengan berkunjung balik bahkan meninggalkan komentar. Dengan demikian, maka tercipta suatu meaningful relationship antara brand dan konsumennya.
Endah Caratri/Managing Partner Vibiz Consulting Divisi Financial, Accounting dan Tax Services