Pendekatan Lean Six Sigma di POSCO

(The Manager’s Lounge – Quality) POSCO berhasil menjadi produsen baja global dunia melalui implementasi Lean Six Sigma. Bagaimana kisah sukses mereka? Berikut ini adalah ulasan singkatnya.

Perusahaan baja POSCO mengalami privatisasi pada tahun 2000. Saat itu, keunggulan biaya rendah mereka tersaingi oleh pesaing yang muncul dari daerah lain, terutama Cina, apalagi perekonomian Korea saat itu sedang melemah. Namun, ini tidak melonggarkan target POSCO untuk menjadi produsen lokal berbiaya rendah menjadi produsen global dengan value-added. Ini memicu perusahaan untuk berkomitmen menggunakan Lean Six Sigma untuk melakukan transformasi pada perusahaan dan menciptakan mindset yang market-driven di seluruh penjuru perusahaan.

Awalnya, bagian R&D menolak ide implementasi Lean Six Sigma karena merasa pendekatan ini terlalu ‘Barat’ bagi perusahaan Asia. Namun setelah sesi pelatihan, opini ini mulai berubah. Manajemen senior justru mengirim para teknisi untuk melakukan riset pada konsumen, sehingga diskusi yang mendalam menghasilkan ide solusi yang inovatif.

Nyatanya, setelah menganalisa input dari pelanggan, potensi pasar dan kemampuan perusahaan, maka ditemukan dua pasar yang paling berpotensi bagi perusahaan, yakni perkapalan dan otomotif. Manajemen senior kemudian berusaha menyelaraskan seluruh penjuru organisasi dengan kedua prioritas ini. Proyek yang tidak berkontribusi kepada value-added dibatalkan. Melalui Lean Six Sigma, maka perusahaan diharuskan untuk memperhatikan kebutuhan konsumen terus menerus.

Perubahan model bisnis yang fokus ke perkapalan dan otomotif juga menghasilkan inovasi produk dari POSCO. Misalnya, mereka berhasil menciptakan baja yang anti karat meskipun ada di air laut. Selain itu, mereka juga menciptakan 21 jenis baja berkualitas tinggi untuk memenuhi kebutuhan industri tertentu.

Analisis Six Sigma menunjukkan, bahwa meskipun Cina adalah produsen baja terbesar dunia, namun terdapat gap antara kemampuan produksi dan permintaan di negara tersebut. Sehingga, memberi kesempatan bagi POSCO, yang pada akhirnya melakukan ekspansi ke Cina dengan melakukan 14 joint venture dan berinvestasi senilai $780 juta di Cina.

Dengan fokus kepada pelanggan, POSCO juga berhasil mengembangkan proses dan inovasi TI yang mengurangi jumlah persediaan dan memangkas lead time dari 28 menjadi 14 pada 2003. Selain itu, pendekatan ini juga membantu POSCO dalam mencapai tujuan lain, yakni melindungi alam Korea. Selama Perang Korea, alam mereka banyak yang rusak, dan seringkali perusahaan melupakan dampak tindakan mereka terhadap lingkungan. Melalui pendekatan Lean Six Sigma, perusahaan menciptakan proses yang mampu mengeliminasi polutan.

Pendekatan Lean Six Sigma telah memungkinkan POSCO untuk mencapai targetnya sebagai produsen global dengan value-added pada 2005. Mereka juga kini merupakan produsen baja ketiga terbesar dunia dan tercatat punya efisiensi dan profitabilitas tinggi. World Steel Dynamics bahkan mengukuhkan mereka sebagai “Perusahaan Baja Terkompetititif di Dunia” selama tiga tahun berturut-turut.

(Sumber: IBM Global Business Services)

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x