Pets.com: Studi Kasus tentang Kegagalan Startup di Era Dot-com

(Business Lounge Journal – Entrepreneurship)

Pets.com adalah salah satu startup dunia yang mengalami kegagalan sebagaimana yang telah pernah kita bahas. (Baca: Beberapa Epic Startup Failures: Pelajaran Berharga dari Kegagalan Startup Besar). Ada baiknya kita sedikit mengulas apa dan bagaimana yang sesungguhnya terjadi dengan perusahaan e-commerce yang pernah sangat populer pada akhir tahun 90-an ini.

Lahirnya Pets.com

Bermula dari sebuah ide, Pets.com didirikan di tengah euforia dot-com pada tahun 1998 sebagai sebuah spin-off dari perusahaan lain yang bernama WebMagic. Perusahaan ini fokus pada penjualan perlengkapan hewan peliharaan secara online. Visi Pets.com adalah menjadi tujuan utama bagi para pemilik hewan peliharaan untuk memenuhi semua kebutuhan hewan kesayangan mereka. Mereka ingin menciptakan pengalaman belanja online yang mudah, menyenangkan, dan lengkap bagi para pelanggan. Dengan kata lain, Pets.com ingin menjadi “one-stop shop” bagi semua kebutuhan hewan peliharaan.

Setelah diluncurkan, Pets.com mengalami pertumbuhan yang sangat cepat. Hal ini didorong oleh antusiasme masyarakat terhadap belanja online dan juga kampanye pemasaran yang sangat agresif. Salah satu ciri khas Pets.com adalah maskot boneka kaus kakinya yang sangat ikonik. Maskot ini sering muncul dalam iklan-iklan lucu dan menjadi salah satu daya tarik utama perusahaan.

Pada awal tahun 1999, Pets.com diakuisisi oleh Julie Wainwright, seorang pengusaha sukses di bidang e-commerce.

Kebangkrutan Pets.com

Pets.com mencapai puncak popularitas pada Februari 2000 ketika melakukan IPO dan berhasil mengumpulkan dana sebesar $82.5 juta. Namun, masalah mulai muncul setelah itu. Sejak Juli 2000 hingga Oktober 2000, saham Pets.com mengalami penurunan drastis dan perusahaan mengalami kesulitan keuangan.

Pets.com akhirnya mengajukan kebangkrutan dan menutup usahanya pada November 2000.

Meskipun memiliki visi yang bagus dan kampanye pemasaran yang kreatif, Pets.com akhirnya gagal.

Model Bisnis dengan Banyak Celah

Masalah utama dari rencana bisnis perusahaan ini adalah produk kebutuhan hewan peliharaan seperti makanan, mainan, pakaian, dan sebagainya dapat dengan mudah ditemukan di toko kelontong atau toko hewan peliharaan terdekat. Ketika dihadapkan pada pilihan antara memesan secara online dan menunggu pengiriman atau langsung membeli di toko dan membawanya pulang segera, sebagian besar orang cenderung memilih opsi kedua. Memang benar, Amazon saat ini telah membangun bisnis besar dengan model serupa, tetapi Pets.com mungkin terlalu dini dalam menerapkan ide tersebut.

Setelah mengalami kerugian berturut-turut selama sembilan bulan, Pets.com memutuskan untuk menutup bisnisnya dan menjual aset-asetnya agar tidak menanggung kerugian lebih besar. Untuk memberi penghargaan pada Pets.com, perusahaan ini menggunakan dana yang diperoleh dari penjualan aset untuk mengembalikan uang investor sebisa mungkin.

Di balik kegagalan Pets.com, terdapat kisah suram tentang peran bank penjamin emisi dan analisnya selama booming internet. Meskipun Pets.com terus merugi dan harga sahamnya menurun, analis dari perusahaan penerbit saham, Merrill Lynch, yakni Henry Blodget, tidak mengubah peringkat “buy” (rekomendasi beli) hingga musim panas.

Mempertahankan keberadaan Pets.com selama mungkin sebenarnya menguntungkan bagi Merrill Lynch, karena bank ini tetap mendapatkan jutaan dolar dari biaya perbankan investasi, terlepas dari kondisi perusahaan. Ini adalah contoh di mana sisi perbankan investasi dan ekuitas dalam sebuah bank saling melindungi. Memang, konsep Chinese Wall—yang dimaksudkan untuk membatasi kolusi seperti ini—telah berkembang sejak masa gelembung dot-com.

Faktor kegagalan Pets.com

  • Model bisnis yang tidak berkelanjutan: Meskipun penjualan meningkat pesat, Pets.com tidak mampu mencapai profitabilitas. Biaya operasional yang tinggi, terutama untuk pemasaran dan logistik, menjadi beban yang sangat besar bagi perusahaan.
  • Persaingan yang ketat: Pasar e-commerce untuk produk hewan peliharaan semakin kompetitif. Munculnya banyak pesaing baru membuat Pets.com semakin sulit untuk bertahan.
  • Dot-com bubble: Pets.com menjadi salah satu korban dari runtuhnya gelembung dot-com pada tahun 2000. Banyak perusahaan e-commerce yang gagal pada masa itu karena investor menarik dananya.

Kegagalan Pets.com memberikan banyak pelajaran berharga bagi dunia bisnis, terutama di bidang e-commerce. Beberapa pelajaran yang bisa diambil antara lain:

  • Pentingnya model bisnis yang berkelanjutan: Sebuah bisnis harus memiliki model bisnis yang dapat menghasilkan keuntungan dalam jangka panjang.
  • Persaingan sangat penting: Perusahaan harus selalu siap menghadapi persaingan yang ketat.
  • Pemasaran yang efektif tidak selalu menjamin kesuksesan: Meskipun pemasaran sangat penting, namun bukan satu-satunya faktor penentu kesuksesan sebuah bisnis.

Pets.com adalah sebuah contoh klasik tentang bagaimana sebuah perusahaan dengan ide yang bagus dan kampanye pemasaran yang kreatif bisa gagal. Kisah Pets.com menjadi salah satu pelajaran berharga dalam sejarah bisnis modern.