(Business Lounge Journal – Essay on Global)
Challenger, Gray & Christmas, Inc., perusahaan penempatan eksekutif yang berkantor di Chicago, Amerika Serikat, mencatat bahwa jumlah CEO yang meninggalkan perusahaannya pada tahun ini telah mencapai rekor tertinggi. Rekor jumlah CEO mengundurkan diri atau dipecat pada tahun 2024 hampir mencapai 2.000 orang (mengacu pada perusahaan di Amerika). Banyak dari mereka meninggalkan pekerjaan mereka di tengah lingkungan bisnis yang sulit bagi perusahaan mereka. Lainnya pensiun atau mencari pekerjaan yang lebih baik di tempat lain; setidaknya satu “digantikan” oleh chatbot AI.
Mulai dari CEO Starbucks Laxman Narasimhan digantikan oleh Brian Niccol, CEO Amazon Web Services Adam Selipsky yang mengundurkan diri pada bulan Juni, CEO Starbucks, CEO Boeing, CEO Intel, hingga CEO Nike telah memutuskan mengundurkan diri pada tahun ini.
Hingga November, sebanyak 1.991 CEO telah mengumumkan kepergian mereka, menandai total tertinggi sejak Challenger, Gray & Christmas, Inc. mulai melacak perubahan CEO pada tahun 2002. Rekor sebelumnya dibuat tahun 2023, dengan 1.914 CEO meninggalkan perusahaan mereka. Jumlah ini termasuk 167 CEO yang keluar bulan lalu, seperti CEO Subway John Chidsey dan CEO Dollar Tree Rick Dreiling. Meskipun begitu, Chidsey tidak akan resmi meninggalkan jabatannya hingga akhir tahun 2024. Dalam kedua kasus tersebut, perusahaan menyatakan bahwa CEO yang akan segera meninggalkan jabatannya akan digantikan oleh pemimpin sementara. Sebanyak 13 persen dari semua penggantian CEO yang disebutkan pada tahun 2024 bersifat sementara, meningkat dari 7 persen pada tahun 2023 menurut Challenger.
“Situasi saat ini memiliki banyak ketidakpastian, dan perusahaan merespons dengan menempatkan pemimpin sementara. Ini dapat bertindak sebagai uji coba untuk melihat bagaimana pemimpin menavigasi tantangan saat ini,” kata Wakil Presiden Senior perusahaan, Andrew Challenger, dalam sebuah pernyataan, mencatat bahwa “jauh lebih tidak mengganggu” untuk mengganti kepala sementara jika diperlukan.
Tren Perekrutan CEO Baru
Menurut laporan Russell Reynolds Associates, 67% CEO yang diangkat pada kuartal ketiga 2024 berasal dari internal perusahaan. Angka ini menurun dari 74% pada periode yang sama tahun 2023, menunjukkan perubahan strategi perekrutan yang mengarah pada pencarian kandidat eksternal.
Preseden Tren Tingginya Pergantian CEO
Tren ini bukan hal baru. Misalnya, laporan PwC pada tahun 2016 mencatat rekor tertinggi pergantian CEO global pada 2015, dengan peningkatan signifikan dalam penunjukan CEO eksternal. Data ini mengindikasikan bahwa pergantian CEO yang tinggi telah menjadi pola yang berulang selama beberapa dekade terakhir.
Alasan Utama Pergantian CEO
- Pengunduran Diri (Resignasi)
Hampir 500 perusahaan tidak mengungkapkan alasan spesifik atas pengunduran diri CEO mereka. - Pensiun
Banyak CEO memilih mengakhiri masa jabatannya setelah mencapai usia tertentu. - Mencari Peluang Baru
Beberapa CEO beralih ke perusahaan lain dengan tawaran posisi lebih menarik. - Kesalahan Profesional atau Skandal
Tercatat 10 kasus di mana CEO mengundurkan diri akibat tuduhan pelecehan seksual atau tindakan yang tidak etis.
Daftar CEO Terkemuka yang Mengundurkan Diri pada 2024
- Starbucks: Laxman Narasimhan digantikan oleh Brian Niccol.
- Boeing: Dave Calhoun mundur di tengah krisis internal.
- Intel: Pat Gelsinger dipecat awal Desember 2024.
- Nike: John Donahoe diganti oleh Elliot Hill.
- Amazon Web Services: Adam Selipsky mengundurkan diri pada bulan Juni.
- Paramount: Bob Bakish mengundurkan diri pada bulan April untuk digantikan oleh “kantor CEO” baru.
- Amazon Web Services: Adam Selipsky mengundurkan diri pada bulan Juni.
- Paramount: Bob Bakish mengundurkan diri pada bulan April untuk digantikan oleh “kantor CEO” baru.
Setidaknya satu CEO “digantikan” oleh chatbot kecerdasan buatan pada tahun 2024 menurut Challenger. Langkah ini masih jarang, meskipun perusahaan game online China NetDragon Websoft memulai tren ini pada tahun 2022, diikuti oleh Dictador, produsen rum Polandia, dan startup teknologi hukum Logikcull.
Tren Resignasi di Wilayah Global Lainnya
Eropa
- Electrolux (Swedia): CEO Jonas Samuelson mundur di tengah kerugian operasional.
- Banyak sektor, seperti energi, otomotif, dan keuangan, mencatat pergantian signifikan.
Asia
- XL Axiata (Indonesia): Dian Siswarini mundur dengan alasan pribadi.
- Yamaha Motor (Jepang): Yoshihiro Hidaka fokus pada urusan keluarga.
Amerika Latin
- Stellantis (Brasil): Carlos Tavares mengundurkan diri karena penurunan penjualan.
Dampak Pergantian CEO pada Stakeholder
- Dampak pada Karyawan
- Ketidakpastian dan Penurunan Moral
Pergantian CEO sering menciptakan ketidakpastian di kalangan karyawan, terutama jika disertai perubahan signifikan dalam strategi perusahaan. Karyawan mungkin merasa tidak aman mengenai posisi mereka, apalagi jika transisi tersebut diikuti dengan restrukturisasi.
Contoh: Nestle – Setelah Mark Schneider mundur sebagai CEO pada Agustus 2024, beberapa kasus menunjukkan banyak karyawan merasa cemas terhadap keberlanjutan strategi fokus keberlanjutan perusahaan. Kepastian yang diberikan oleh manajemen baru tentang menjaga inisiatif sebelumnya membantu menjaga moral. - Peningkatan Semangat
Sebaliknya, ketika CEO baru membawa visi dan strategi segar yang dapat meningkatkan prospek perusahaan, karyawan cenderung menyambut perubahan dengan antusias.
Contoh: Nike – Pergantian CEO dari John Donahoe ke Elliot Hill pada Oktober 2024 diiringi janji transformasi digital yang signifikan, memotivasi karyawan untuk lebih mendukung inovasi teknologi perusahaan.
- Dampak pada Investor
- Harga Saham Volatil
Pergantian CEO biasanya memicu reaksi di pasar saham. Investor cenderung merespon negatif jika proses tersebut dianggap mendadak atau menunjukkan ketidaksinambungan kepemimpinan.
Contoh: Intel – Setelah CEO Pat Gelsinger dipecat pada awal Desember 2024, harga saham perusahaan turun 8% dalam satu hari. Investor mempertanyakan arah strategis perusahaan setelah keputusan itu. - Kepercayaan Investor
Jika CEO baru memiliki rekam jejak yang kuat atau membawa rencana konkret untuk mengatasi tantangan perusahaan, investor dapat menyambut perubahan dengan baik.
Contoh: Starbucks – Pasar merespon positif saat Laxman Narasimhan digantikan oleh Brian Niccol di tahun 2024. Saham Starbucks naik 5% dalam seminggu setelah pengumuman, karena kepercayaan terhadap kemampuan Niccol dalam memimpin transformasi bisnis.
- Dampak pada Reputasi Perusahaan
- Krisis Citra
Jika pergantian CEO terkait skandal atau performa buruk, perusahaan dapat mengalami kerugian reputasi. Hal ini dapat menurunkan kepercayaan dari pelanggan, mitra, dan investor.
Contoh: WeWork – Pada masa lalu, CEO Adam Neumann mundur di tengah kritik terhadap gaya kepemimpinannya dan model bisnis perusahaan. Perusahaan mengalami kesulitan merehabilitasi reputasi pasca-peristiwa ini.
- Momentum untuk Rebranding
Sebaliknya, perubahan CEO dapat menjadi peluang bagi perusahaan untuk menyegarkan citranya, terutama jika diiringi dengan strategi komunikasi publik yang baik.
Contoh: Paramount – Pengunduran diri Bob Bakish pada April 2024 memberi kesempatan kepada Paramount untuk memposisikan ulang mereknya, dengan fokus pada streaming yang lebih agresif.
Faktor yang Memperkuat atau Melemahkan Dampak
- Alasan Pengunduran Diri
Mundurnya CEO karena alasan positif (misalnya pensiun setelah pencapaian besar) cenderung menimbulkan dampak yang lebih ringan dibandingkan dengan pemecatan atau pengunduran diri akibat skandal. - Komunikasi Manajemen
Komunikasi yang jelas, terbuka, dan strategis dari manajemen sangat penting untuk menjaga kepercayaan karyawan dan investor selama transisi. - Kualitas Suksesor
Kemampuan dan rekam jejak CEO pengganti menentukan tingkat keberhasilan transisi dan dampaknya terhadap stakeholder.
Variabel Moderasi
Faktor seperti ukuran perusahaan, sektor industri, dan tata kelola perusahaan memengaruhi dampak pergantian CEO pada kinerja perusahaan.
Pergantian CEO adalah momen yang memengaruhi berbagai aspek bisnis, dari karyawan hingga reputasi perusahaan. Dengan komunikasi yang tepat dan perencanaan strategis, perusahaan dapat mengurangi dampak negatif dan memanfaatkan peluang untuk pertumbuhan jangka panjang.
Strategi Menghadapi Pergantian CEO bagi Perusahan
Pergantian CEO adalah momen krusial dalam sebuah organisasi. Baik bagi perusahaan, karyawan, maupun investor, pergantian ini membawa ketidakpastian dan harapan baru. Berikut adalah beberapa strategi yang dapat dilakukan untuk menghadapi pergantian CEO:
- Komunikasi yang Transparan:
- Informasi yang Jelas: Segera sampaikan informasi mengenai pergantian CEO kepada seluruh karyawan. Jelaskan alasan pergantian, visi CEO baru, dan dampaknya terhadap perusahaan.
- Saluran Komunikasi Terbuka: Buka forum diskusi atau tanya jawab untuk memberikan kesempatan kepada karyawan menyampaikan pertanyaan dan kekhawatiran mereka.
- Transisi yang Halus:
- Perencanaan yang Matang: Buat rencana transisi yang detail, termasuk jadwal serah terima tugas, pendelegasian wewenang, dan dukungan yang diperlukan bagi CEO baru.
- Mentoring: Sediakan mentor bagi CEO baru untuk membantu mereka beradaptasi dengan budaya perusahaan dan lingkungan bisnis.
- Fokus pada Tujuan Bersama:
- Visi yang Jelas: Pastikan semua pihak memahami visi dan misi perusahaan yang baru.
- Aligment: Pastikan semua inisiatif dan proyek selaras dengan visi baru perusahaan.
- Evaluasi Kinerja:
- Sistem Evaluasi yang Objektif: Implementasikan sistem evaluasi kinerja yang objektif untuk mengukur kinerja karyawan dan memberikan umpan balik yang konstruktif.
Strategi Umum:
- Fokus pada Masa Depan: Hindari terjebak dalam masa lalu. Fokus pada peluang dan tantangan yang ada di depan.
- Komunikasi Terbuka: Komunikasi yang terbuka dan jujur adalah kunci untuk mengatasi ketidakpastian.
- Kerjasama: Bekerjasama dengan semua pihak untuk mencapai tujuan bersama.
Penting untuk diingat bahwa pergantian CEO adalah proses yang dinamis. Setiap situasi unik dan memerlukan pendekatan yang berbeda. Fleksibilitas dan adaptasi adalah kunci untuk menghadapi perubahan ini dengan sukses.