(Business Lounge Journal – Marketing)
Ketika bisnis Anda mulai memasuki dunia ecommerce, maka wajah toko online Anda pun harus mengalami perubahan. Saat Anda membuat, meningkatkan, atau memperluas penjualan Anda secara digital, maka struktur organisasi bisnis Anda pun harus ikut berubah (itulah sebabnya digunakan istilah “transformasi digital”).
Namun semua perubahan tersebut pastilah akan membuahkan hasil — dalam bentuk peningkatan efisiensi operasional, waktu pemasaran yang lebih cepat, dan kemampuan untuk memenuhi harapan pelanggan. Faktanya, perusahaan-perusahaan yang sudah matang secara digital mempunyai kemungkinan tiga kali lebih besar untuk melaporkan pertumbuhan pendapatan bersih tahunan dan margin laba bersih yang jauh di atas rata-rata industri mereka.
Berikut beberapa langkah yang dapat Anda ambil untuk meningkatkan ecoomerce Anda.
Langkah 1: Lakukanlah penilaian bagaimana bisnis Anda beroperasi
Setiap brand itu unik — jadi masing-masing brand akan memiliki cara berbeda ketika menerapkan bisnis ecommerce-nya. Perusahaan rintisan ecommerce yang lebih kecil mungkin memiliki satu tim yang menentukan pedoman wajah ecommerce mereka, sementara perusahaan besar mungkin menerapkan inisiatif perdagangan yang terlihat dan terasa sangat berbeda tergantung pada geografi atau lini bisnis.
Saat mengevaluasi kesuksesan ecommerce organisasi Anda, sebaiknya melihat langkah ke belakang terlebih dahulu dan lihatlah bagaimana struktur bisnis Anda saat ini — dan bagaimana Anda membayangkan strukturnya di masa depan.
Pertama, pertimbangkan berapa banyak brand yang Anda miliki dan apakah Anda beroperasi di beberapa wilayah yang berbeda secara geografis. Penting juga untuk mengidentifikasi strategi pertumbuhan Anda (misalnya secara internasional) dan tujuan jangka panjang spesifik apa pun yang harus dimasukkan ke dalam roadmap Anda.
Pertimbangan ini akan membantu Anda menentukan model organisasi mana yang paling sesuai untuk bisnis Anda. Pilihlah salah satu kategori di bawah yang paling menggambarkan bisnis Anda saat ini (atau apa yang Anda inginkan di masa depan) untuk mengeksplorasi berbagai pertimbangan saat Anda mengatur tim untuk meraih kesuksesan:
Centralized model
Model ini merupakan single brand dengan minimal eksistensi atau bahkan tidak sama sekali eksis secara global.
Model ini paling baik diterapkan dengan satu tim khusus yang mengoordinasikan semua aktivitas digital — seperti merchandising, marketing, SEO, analitik, dan pengembangan — di seluruh unit bisnis. Sebagian besar bisnis ecommerce kecil menerapkan model ini. Misalnya, perusahaan rintisan dengan brand tunggal yang langsung ke konsumen (D2C) – dapat menerapkan centralized model untuk meluncurkan e-commerce dengan mudah di awal kematangan digital mereka.
Kelebihan dan kekurangan centralized model:
+ Tim tunggal dan fokus dengan visi yang jelas
– Sulit untuk diukur jika dan ketika Anda memperluas ke wilayah baru atau menambahkan brand baru
Distributed model
Model ini merupakan model dengan single brand yang hadir dengan kuat secara global atau multiple brand yang secara otonom bekerja secara mandiri.
Untuk bisnis dengan banyak brand, maka setiap unit bisnis biasanya memimpin strategi digitalnya sendiri dan hanya bertanggung jawab atas inisiatifnya sendiri. Misalnya sebuah perusahaan induk besar dengan beberapa merek berbeda dalam satu portofolio. Dengan distributed model, setiap brand dapat beroperasi secara independen dan setiap situs dapat dikelola secara terpisah — tanpa memerlukan konsistensi dalam hal desain UX, fitur dan fungsionalitas, serta integrasi. Untuk satu brand yang beroperasi di beberapa wilayah geografis dengan distributed model, maka tim di setiap wilayah dapat bertindak secara independen untuk menciptakan pengalaman perdagangan yang unik dan terlokalisasi.
Kelebihan dan kekurangan distributed model:
+ Menawarkan kebebasan untuk bisnis dengan beragam brand dan wilayah geografi
– Adanya kemungkinan menemukan kesulitan bagi brand yang menginginkan strategi kohesif di seluruh unit bisnis
Center of excellence
Ini adalah model multiple brands dengan sedikit eksistensi secara global.
Center of excellence biasanya memiliki tim inti yang terdiri dari spesialis digital yang menguji, menerapkan, dan mengelola teknologi — dengan marketing sebagai prioritas utama. Fokus utama tim ini adalah membuat pedoman dan praktik terbaik untuk seluruh lini bisnis dalam organisasi. Tujuannya adalah untuk meningkatkan pengalaman pelanggan dan memanfaatkan digital untuk mendapatkan keunggulan kompetitif.
Kelebihan dan kekurangan center of excellence model:
+ Menawarkan kesinambungan untuk beragam brand dan geografi
– Mengamanatkan kohesi antar unit bisnis, yang dapat menghambat otonomi brand
Hybrid model
Hybrid model mengambil otonomi brand dari distributed model dan dikombinasikan dengan pengawasan dan panduan umum dari center of excellence. Hal ini menciptakan struktur organisasi yang memungkinkan brands tertentu mendapatkan pengalaman unik dan eksklusif sambil tetap mengikuti praktik terbaik yang ditetapkan oleh tim ahli terpusat.
Kelebihan dan kekurangan hybrid model:
+ Brand mempunyai panduan strategis namun tetap mampu mempertahankan otonominya
– Adanya potensi friksi dan biaya overhead yang mahal jika brand tidak menerapkan rekomendasi
Langkah 2: Tentukan strategi roadmap Anda
Apa pun model organisasi yang paling sesuai dengan bisnis Anda, roadmap ecommerce yang kuat dan terperinci akan membantu Anda untuk berada pada jalur dan perencanaan menuju kesuksesan. Untuk mencapainya, tentukanlah fitur dan kemampuan apa yang harus dimiliki untuk produk minimum yang layak, lalu putuskan di mana sumber daya Anda akan diinvestasikan seiring berjalannya waktu.
Mulailah dengan tujuan Anda secara menyeluruh — tentukan detail inisiatif pertumbuhan perdagangan Anda dan tentukan ukuran keberhasilan Anda. Apakah Anda baru memulai perjalanan DTC (Direct to Consumer) dan ingin meluncurkan situs web, atau apakah Anda merupakan organisasi yang matang dengan tujuan meluncurkan inisiatif baru, seperti pembelian online, pengambilan di toko, atau aplikasi seluler baru?
Setelah Anda menentukan sasaran, pertimbangkan seberapa agresif roadmap teknologi Anda dan seberapa sering Anda berencana melakukan pembaruan. Beberapa pembaruan yang dapat Anda lakukan:
- Meluncurkan implementasi baru atau merombak implementasi yang sudah ada
Implementasi baru atau mendesain ulangProyek besar seperti ini dimulai dengan memilih solusi platform Anda dan membangun persyaratan bisnis serta fitur yang diinginkan. Anda harus mempertimbangkan setiap fungsi perdagangan, seperti persyaratan Shopping Cart design dan integrasi pihak ketiga untuk hal-hal seperti peringkat dan ulasan. Dengan implementasi baru atau desain ulang yang akan segera dilakukan, adalah masuk akal untuk menjajaki penggunaan integrator sistem yang berpengalaman untuk membantu peluncurannya. Jika Anda saat ini menerapkan DTC, bermitra dengan integrator sistem dalam proyek tersebut maka akan dapat membantu membebaskan tim pengembangan internal Anda untuk mengelola kebutuhan bisnis online sehari-hari. - Mengoptimalkan situs yang ada dengan pembaruan signifikan secara berkelanjutan
Kecepatan sedang (dirilis bulanan)Jika perubahan signifikan pada UX/UI, fitur, dan fungsionalitas diperlukan untuk mengoptimalkan pengalaman situs Anda, rilis baru akan lebih sering dilakukan — bulanan atau bahkan mingguan. Model pengiriman berkelanjutan mungkin diperlukan untuk mengimplementasikan semua permintaan yang datang dari bisnis. Perubahan yang mungkin terjadi dapat mencakup konten dan kampanye serta peningkatan fitur baru, layanan, dan integrasi dengan pihak ketiga yang baru. - Menerapkan kasus baru dan inovatif secepat mungkin
Kecepatan agresif (rilis mingguan)Bagi brand yang ingin menerapkan kasus penggunaan yang baru dan inovatif (seperti aplikasi headless dan inisiatif omnichannel skala besar), roadmap Anda akan cepat dan berkesinambungan. Untuk mendukung transformasi digital seperti ini, Anda harus bersikap agresif dalam pendekatan Anda — yang memerlukan tim tangkas yang paham dengan data, analisis, dan pengujian terus-menerus.
Bersambung
Photo by Shoper