(Business Lounge Journal – Special Talk)
Victor Taborda adalah seorang chef. Ia mulai merintis kariernya di dunia kuliner pada usia 19 tahun ketika dia harus belajar memasak untuk membantu restoran milik ayahnya. Meski awalnya hanya membantu, minatnya dalam dunia kuliner semakin mendalam. Untuk memperdalam pengetahuannya, Victor pindah ke Buenos Aires dan belajar di sekolah kuliner.
Setelah itu, keinginannya untuk menjelajahi dunia kuliner membawanya ke Spanyol, di mana dia bekerja di restoran dan menyelesaikan pendidikan kulinernya. Pengalaman internasionalnya semakin luas ketika dia bekerja di Ritz-Carlton di Bali, yang menjadi titik awal kehidupannya di Indonesia.
Setelah hampir tiga tahun bekerja di Bali, Victor pindah ke Jakarta. Setelah menyelesaikan masa kerjanya di perusahaan tersebut, Victor memutuskan untuk membuka restorannya sendiri. Sebagai seorang Argentina, dia memutuskan untuk memperkenalkan masakan Argentina di Indonesia. Bersama istrinya, yang juga seorang chef pastry, mereka berdua memulai usaha ini. Keduanya telah bersama sejak masa belajar di Spanyol, dan pengalaman mereka dikombinasikan dalam pengembangan konsep restoran tersebut.
Restoran mereka, Sudestada, adalah restoran grill Argentina yang menjadi impian Victor sebagai seorang chef. Dari ruang gelato hingga ruang pemotongan daging, restoran ini mencerminkan hasratnya terhadap kuliner Argentina. Sudestada menawarkan berbagai aspek budaya Argentina kepada pengunjungnya, mulai dari makanan khas hingga tradisi tango dan minasado. Restoran ini bukan hanya tempat makan, tetapi juga cerminan kehidupan karier Victor dalam dunia kuliner.
Bagi Victor, Sudestada adalah lebih dari sekadar restoran; itu adalah perpanjangan dari Buenos Aires di Jakarta. Tempat ini menjadi ruang di mana dia bisa membagikan warisan budaya dan kulinernya kepada masyarakat Indonesia, serta merepresentasikan rasa Argentina yang otentik di tanah perantauan.
Uniknya Victor dengan terus terang menyampaikan bahwa ia tidak suka memasak di rumah. Baginya jika seorang Chef yang memiliki bisnis kuliner, masih ingin masak di rumah, mungkin itu sebuah kesalahan.