(Business Lounge – Global News) Di tengah-tengah pergolakan Bank Export-Import Amerika, General Electric Co pada Selasa (15/9) mengungkapkan rencana untuk memindahkan hingga 500 pekerjaan manufaktur Amerika ke Eropa dan Tiongkok karena hingga saat ini GE tidak lagi memperoleh akses pada pembiayaan EXIM hal ini disebabkan adanya hambatan atas program pemerintah yang dilakukan oleh kongres AS yang mengijinkan perusahaan asing meminjam uang untuk membeli produk-produk Amerika.
Karena itu konglomerat terbesar industri AS ini akan memindahkan produksi beberapa turbin gas berat dan 400 pekerjaan ke Belfort, Prancis, dalam pertukaran untuk jalur kredit dari lembaga ekspor Prancis, COFACE. Kesepakatan itu akan mendukung tawaran GE untuk proyek pembangkit listrik internasional.
Pabrik milik Amerika yang berlokasi di Greenville, Carolina Selatan; Schenectady, New York; dan Bangor, Maine, akan kehilangan pekerjaan-pekerjaan tersebut jika GE memenangkan proyek pembangkit listrik internasional, demikian seperti dilansir oleh Reuters.
GE juga mengatakan 100 tambahan pekerjaan perakitan akhir untuk generator turbin kecil berasal dari mesin pesawat akan pindah tahun depan dari luar Houston ke Hungaria dan Tiongkok. Juru bicara GE menegaskan bahwa tidak ada fasilitas di Amerika yang akan ditutup, demikian seperti dilansir oleh Reuters.
Perusahaan saat ini sedang melaksanakan penawaran terhadap proyek power internasional senilai USD 11 milyar yang memerlukan pembiayaan lembaga kredit ekspor, termasuk beberapa di Indonesia.
“Jika Anda seorang agen kredit ekspor di luar AS, Anda sekarang dalam proses menggelar karpet merah untuk produsen AS,” demikian dikatakan Wakil Ketua GE John Rice Reuters. “Ada banyak perusahaan lain selain kita yang dipengaruhi oleh ini.”
Boeing Co, penerima terbesar EXIM, pada Selasa (15/9) mengatakan pihaknya telah kehilangan kesempatan adanya kesepakatan satelit yang potensil untuk kedua kalinya oleh karena Kacific milik Singapura mengatakan tidak akan mempertimbangkan tawaran tanpa jaminan EXIM. Raksasa kedirgantaraan mengatakan kebuntuan akan mempengaruhi keputusan tenaga kerja di masa depan.
“Eksportir AS di seluruh negeri mengalami kerugian yang signifikan dalam kampanye penjualan di luar negeri dan menghadapi keputusan bisnis yang sulit karena Kongres gagal reauthorize Ex-Im Bank,” kata juru bicara Boeing Gayla Keller seperti yang dilansir oleh Reuters.
GE Rice mengatakan ia mengharapkan perusahaan untuk segera mengumumkan kesepakatan dengan lembaga kredit ekspor asing lainnya. “Jika kesepakatan dengan EXIM tidak akan terjadi, maka itu akan menjadi persaingan biasa untuk mengotorisasi kembali, sehingga kami harus membuat rencana lain,” demikian dikatakan GE.
Pada tahun lalu, konsumen General Electric mendapatkan kredit senilai hampir USD 1 milyar dari Bank Ekspor-Impor. Perusahaan ini mengatakan telah berusaha untuk menghindari pemindahan lapangan kerja keluar AS tapi “Kongres tidak memberikan pilihan lain bagi kami ketika mereka gagal mengijinkan kembali program tersebut pada Bank Ex-Im pertengahan tahun ini.”
citra/VMN/BL/Journalist
Editor: Ruth Berliana