(Business Lounge Journal – Special Talk)
Nama Alvin Tjitrowirjo mungkin terdengar asing bagi kebanyakan orang Indonesia, namun designer yang sudah merintis usahanya sejak 2006 ini sebenarnya sudah mendapatkan nama di kancah industri design berskala internasional dan sudah berkali-kali terlibat dalam berbagai acara bergengsi dunia, mulai dari di Milan, Paris, Tokyo, New York, sampai Stockholm.
Seorang yang idealis, Alvin memiliki pandangan agar Indonesia tidak hanya sekedar memenuhi permintaan pasar Internasional, namun juga sanggup mengangkat derajat nya sendiri melalui design kontemporer, dengan material yang masih sering dianggap remeh, rotan.
“Mengapa kita sebagai pemilik kekayaan dan budaya tidak mengambil posisi kita?” ucapnya.
Bukan hanya sekedar rotan biasa, rotan untuk produk AlvinT diambil langsung dari hutan Kalimantan Tengah dan diolah oleh pengrajin-pengrajin tradisional asal Gunung Purei yang sudah terbiasa “memanipulasi” batang rotan yang masih mentah untuk dapat selanjutnya menjadi material yang siap diubah menjadi karya seni mengikuti imajinasi Alvin.
“The makers is part of us…Pilihan untuk mengkonsumsi certain product ini mempengaruhi keberlanjutan hidupnya community ini.” Ucapnya sambil menunjukkan foto-foto para pengrajin tradisional Gunung Purei yang dipajang di galeri AlvinT, dengan tujuan untuk membuat pengunjung galeri miliknya ini lebih aware dengan eksistensi para pengrajin tradisional, menunjukkan satu sisi humanis yang sangat kental darinya.
Business Lounge Journal berkesempatan untuk berbincang dengan Alvin Tjitrowirjo, founder dari AlvinT Design Studio di galeri nya di IDD Pantai Indah Kapuk 2.
Michael Judah Sumbayak adalah pengajar di Vibiz LearningCenter (VbLC) untuk entrepreneurship dan branding. Seorang penggemar jas dan kopi hitam. Follow instagram nya di @michaeljudahsumbek