Conquer Your Audiences

Conquer Your Audience

(Business Lounge Journal – Etiquette) Saya yakin, si “eloquent” akan merasa sangat percaya diri saat terjun ke dunia bisnis. Tidak membutuhkan waktu lama untuk dapat segera menyesuaikan diri saat berada di tengah-tengah partner bisnisnya. Bahkan saat berhadapan dengan calon klien, hanya dengan sedikit perbincangan disertai eye contact yang meyakinkan, tanpa keraguan klien pun akan serta merta mempercayakan proyeknya kepada Anda.

Dalam sebuah kesempatan, saat saya baru saja terjun ke dunia bisnis, situasi mengharuskan saya terbang seorang diri untuk menghadiri sebuah presentasi bisnis. Terus terang, bukanlah sebuah hal yang mudah untuk membawakan presentasi di hadapan pejabat-pejabat penting sebuah financial institution. Tetapi bilamana presentasi yang akan Anda bawakan adalah sesuatu yang memang sudah sangat Anda kuasai, Anda tidak perlu berbicara ‘ngalor ngidul’ untuk mendapatkan kepercayaan klien, cukup hal inti yang menjadi kunci bisnis yang Anda tawarkan, ditambah dengan menerapkan strategi bicara si “eloquent”, semuanya beres. Lalu apakah saya seorang “eloquent”. Tidak juga!

Seperti sudah pernah saya katakan, jika Anda tidak memiliki kelihaian bicara si “eloquent”, Anda tidak perlu kuatir, sebab Anda dapat mempelajarinya. (Baca:  Menjadi Smart dalam Berkomunikasi).

Bukan berarti si “articulate” yang tidak selera bicara tidak akan pernah memenangkan tender. Bukan berarti si “coherent” yang biasanya membosankan dengan penjabaran data-datanya akan selalu tersingkir dalam setiap perbincangan. Jangan pernah menilai diri Anda dengan begitu pesimis. Anda hanya perlu menaklukan kepercayaan diri calon klien Anda.

Bukan overconfident

Belajar dari pengalaman, maka rata-rata calon klien yang saya temui tidak akan menampilkan kekurangan mereka begitu saja guna mengetahui kekuatan calon partnernya. Tidak jarang mereka akan melontarkan pertanyaan-pertanyaan jebakan. Namun justru inilah kesempatan bagi Anda untuk meng-upgrade kepercayaan diri tanpa terkesan overconfident yang hanya akan memberi kesan ‘bermulut besar’. Tampillah dengan pengetahuan dan ilmu yang Anda miliki. Ceritakan pengalaman-pengalaman Anda yang berharga tanpa kesan menggurui. Anggaplah Anda sedang berbagi pengalaman dengan partner Anda. Dengan demikian Anda akan dapat menaklukkan kepercayaan diri lawan bicara Anda sambil menularkan antusiasme Anda.

Memenangkan audience

Sebelumnya telah kita bahas mengenai gesture, bahasa, dan intonasi Anda. Terapkan semuanya itu untuk dapat meguasai audience. Adalah penting untuk dapat memperoleh informasi sebelumnya, siapa saja yang akan hadir dalam pertemuan tersebut. Anda harus mengetahui dengan persis, dengan siapa Anda berbicara. Tidak ada salahnya untuk bertanya jika memang Anda belum memperoleh informasi apa pun sebelumnya.

Upayakanlah untuk dapat mengatasi kegugupan Anda bila muncul. Bebaskan tangan Anda, jangan menyilangkannya, memasukkan ke saku, atau terus menggerak-gerakkan tangan tidak beraturan. Itu hanya akan semakin memperjelas kegugupan Anda.

Hal lainnya yang perlu Anda terapkan adalah tidak usah memikirkan apa yang audience akan pikirkan tentang Anda. Apalagi mengenai hal-hal yang negatif dari diri Anda, itu hanya akan menyusahkan diri Anda. Taruh saja pada pikiran Anda bahwa Anda adalah orang yang tepat untuk proyek itu dan yakinkanlah calon klien Anda.

Pakaian dan penampilan Anda = Brand Image

Pakaian adalah sebuah simbol yang mencerminkan intelektual dan kompetensi bisnis Anda. Penampilan Anda adalah brand image dari organisasi yang Anda wakili. Ini adalah bagian dari memenangkan audience Anda. Jika Anda dapat tampil dengan atau bahkan paling menawan, Anda sudah satu langkah di depan untuk memenangkan hati audience. Namun tentu saja tidak berlebihan walaupun ini tetap akan lebih baik dibandingkan berpenampilan kurang. Hal yang selalu menjadi prinsip saya adalah seberapa saya menghargai diri saya termasuk dalam hal berpakaian, maka sebesar itu jugalah orang akan menghargai saya.

Dengan perbincangan santai dengan salah seorang klien, ia membukakan salah satu kesan yang dimilikinya mengenai saya dan tim, yaitu bagaimana ia sangat terkesan dengan penampilan kami yang rapi dengan mengenakan stocking. Stocking? Sesederhana itukah? Sebenarnya tidak juga. Namun ini merupakan bukti bahwa penampilan Anda akan sangat mempengaruhi kesan pertama. Potential clients Anda akan mengasosiasikan standar penampilan Anda dengan citra diri Anda, kualitas kerja Anda, dan kesuksesan bisnis Anda. Itu hal yang paling mudah digunakan untuk memberikan penilaian.

Jika Anda mengalami keraguan mengenai penampilan, maka gunakan saja setelan berwarna gelap seperti hitam, biru gelap, atau abu-abu tua, itu akan sangat aman. Walaupun secara pribadi, saya akan menyarankan Anda untuk menggunakan pakaian yang tidak standard. Hitam, biru dan abu-abu gelap sudah sangat biasa. Tetapi abu-abu muda atau krem akan lebih mencuri perhatian.

Bagi pria, jangan lupa untuk memperhatikan kancing jas, saku, dasi, sepatu hingga kaos kaki Anda.  

Mengatasi visual distractions

Setiap orang yang saling bertemu, entah siapa pun itu, sudah tentu akan melakukan penilaian secara visual. Pastikanlah bahwa tidak akan ada visual distractions, misalnya kumis yang lupa dicukur, cat kuku yang sudah luntur, lukisan alis pada wajah Anda yang tinggi sebelah, pakaian yang kebesaran, atau aroma mulut yang tidak sedap. Ini semua harus dapat ditiadakan sebelum Anda bertemu dengan calon klien Anda.

Karena itu sangat penting untuk mempersiapkan diri satu hari sebelum pertemuan. Penting untuk tidak menganggap remeh setiap pertemuan bisnis yang akan Anda hadiri. Buatlah checklist sederhana, itu akan sangat membantu Anda.

Ruth Berliana/VMN/BL/MP Human Capital Development Division, Vibiz Consulting, Vibiz Consulting Group

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x