Virus Nipah, Ancaman Pandemi Berikutnya

(Business Lounge Journal – Medicine)

Virus Nipah menjadi viral diberitakan pada beberapa hari ini. Namun sebenarnya virus Nipah bukanlah sesuatu yang baru. Virus ini pernah merebak di tahun 2001, 2007 dan 2018 lalu. Virus Nipah (NiV) menjadi sesuatu yang diperhatikan para peneliti karena memiliki mortality rate yang tinggi. Sejumlah 40-75% penderita berakhir dengan kematian dan hingga kini belum ada vaksin untuk virus ini.

Bukan Virus Baru

NiV adalah penyakit yang ditularkan oleh hewan ke manusia, dikenal sebagai zoonosis. Virus ini sering menginfeksi hewan seperti babi dan kelelawar buah (Pteropodidae) dan juga rubah terbang dari genus Pteropus di Malaysia, tetapi masalahnya tidak menunjukkan adanya gejala apa pun (asimptomatik). NiV pertama kali ditemukan di desa bernama Kampung Sungai Nipah pada 1999 di Malaysia dan akhirnya mencapai Singapura.

Merebak di India

Pada bulan Juni 2018, India menyatakan keberadaan Virus Nipah ini yang telah mengakibatkan 2000 orang dikarantina di Distrik Kozhikode dan Malappuram, Kerala-India. Dari 2000 orang ini, yang hasil RT PCR-nya positif berjumlah 18 orang dan 16 orang meninggal, termasuk satu tenaga kesehatan. Penyakit ini penularannya sangat cepat. Sebelumnya pada tahun 2001 dan 2007 di India Timur, 1800 kilometer dari Kerala juga terjadi. Selain itu juga pernah terjadi di Bangladesh.

Tanda dan Gejala

Tanda dan gejala dari Nipah Virus ini antara lain sebagai berikut:Sakit kepala
– Demam
– Nyeri otot
– Tenggorokan kering atau meradang
– Muntah
– Pusing
– Sindrom pernafasan akut hingga Pneumonia yang tidak khas (atipikal pneumonia
– Enchepalitis (radang otak)
– Gangguan saraf

Penularan dan Masa Inkubasi

Virus ini sangat menular. Manusia yang bersentuhan langsung dengan kelelawar buah atau babi yang terinfeksi akan terkena wabah. Pada pohon Nira Kurma, buah yang terkontaminasi kotoran kelelawar dan dimakan manusia adalah cara penularan yang umum di India. Namun, penularan dari manusia ke manusia terjadi selama kontak dekat antara anggota keluarga atau perawat medis.

Masa inkubasinya sendiri cukup panjang yaitu dari 5-14 hari sampai timbulnya gejala dan bahkan pada beberapa kasus ada yang mencapai hingga 45 hari.

Terapi dan Pengobatan

Saat ini belum ada pengobatan untuk NiV. Belum ada vaksin yang dapat melindungi manusia dari Nipah Virus.

Antivirus ribavirin mungkin berguna, tetapi hanya ada sedikit atau tidak ada data yang mendukung hal ini. Antibodi monoklonal manusia yang menargetkan G glikoprotein NiV telah menunjukkan manfaat pada model hewan musang untuk penyakit ini, tetapi para peneliti belum mempelajari efek antibodi pada manusia.

Angka kematian diperkirakan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) berkisar antara 40% -75%, tergantung pada kemampuan lokal untuk pengawasan dan manajemen klinis (perawatan suportif). Orang yang selamat mungkin memiliki masalah gejala sisa pada saraf misalnya kejang atau perubahan kepribadian. Beberapa penderita yang pulih kemudian dapat kambuh atau mengembangkan ensefalitis yang tertunda di kemudian hari.

Photo by CDC

dr. Vera Herlina,S.E.,M.M/VMN/BLJ Editor in Chief, Coordinating Partner of Management & Technology Services, Vibiz Consulting