(Business Lounge Journal – Medicine)
Banyak orang telah melakukan vaksinasi di Indonesia. Vaksin yang pertama yaitu Synovac, sudah banyak disuntikkan pada masyarakat dan sekarang AstraZeneca pun sudah didistribusikan ke 34 provinsi. Namun banyak orang bertanya-tanya apakah benar bahwa sesudah divaksin sudah pasti terbentuk kekebalan tubuh.
Berikut ini adalah enam hal penting tentang kekebalan setelah mendapatkan vaksin COVID-19. Di sini kita tidak membicarakan merk vaksin tertentu tetapi pada dasarnya semua vaksin secara umum memiliki fakta di bawah ini.
1. Vaksin efektif untuk membantu mengurangi keparahan penyakit.
Jika dikatakan efikasi vaksin A 50% misalnya maka itu artinya adalah jika ada 100 orang yang akan tertular COVID, maka vaksin akan mencegah 50 dari mereka tertular, tetapi sisanya tidak. Jadi mereka yang tertular COVID-19 setelah menerima vaksin biasanya tidak mengembangkan penyakit menjadi parah. Walaupun bisa saja tidak berlaku untuk semua orang, sesuai kondisi orang masing-masing tentunya.
2. Rata-rata vaksin yang beredar, Anda membutuhkan kedua dosis dari dua dosis vaksin untuk mencapai kekebalan atau satu dosis jika menggunakan Johnson & Johnson. Setelah dua dosis disuntikkan diharapkan dapat mencapai respons antibodi guna memberikan perlindungan dan menciptakan kekebalan yang panjang.
Namun meskipun tampaknya ada perlindungan 14 hari setelah dosis pertama seseorang, perlindungan awal tersebut dapat berkurang seiring waktu, itulah mengapa sangat penting untuk mendapatkan suntikan kedua. Anda membutuhkan dosis kedua itu untuk mendapatkan kekebalan penuh. Antibodi yang terbentuk dari vaksin umumnya dicapai antara tujuh hingga 14 hari setelah dosis kedua dan pada beberapa orang bisa saja lebih panjang waktunya.
3. Jangan kuatir bila ada reaksi ringan terhadap vaksin
Hal ini membuktikan sistem kekebalan Anda mulai bekerja. Reaksi yang dimaksud adalah mengalami efek samping, seperti demam atau ruam lengan. Namun jika Anda mengalami reaksi alergi atau reaksi yang sangat parah dari dosis pertama, Anda harus berbicara dengan dokter Anda. Kebanyakan orang juga tidak bereaksi terhadap vaksin.
4. Hingga hari ini belum diketahui berapa lama kekebalan akan bertahan.
Belum ada data yang valid tentang kekebalan jangka panjang yang mungkin diberikan oleh vaksin yang saat ini sudah beredar. Semua memerlukan waktu. Apakah perlu booster atau tidak setelah satu tahun ke depan, masih sedang dipelajari.
5. Tes Serology Antibodi tidaklah wajib
Melakukan pemeriksaan antibodi pasca vaksinasi bisa dilakukan. Saat ini sudah tersedia tes serology kuantitatif yang menunjukkan angka, seberapa reaktif vaksin di tubuh Anda menimbulkan kekekebalan. Namun hal ini tidaklah diwajibkan terserah pada setiap orang apakah mau tes atau tidak. Dites pun tidak ada salahnya walaupun tidak dapat sepenuhnya menggambarkan kekebalan seseorang. Ada saja orang yang antibodinya rendah pasca vaksinasi namun tetap memiliki imunitas yang baik dan tidak pernah terkena COVID-19.
6. Protokol kesehatan tetap wajib dijalankan
Sudah divaksin tidak berarti tidak menjaga prokes. Prokes tetap wajib dilakukan sebab virus selalu bermutasi dan kita tidak pernah dapat menduga kondisi sekeliling kita dan apakah hari itu kesehatan kita sedang prima. Jadi menjaga kesehatan dengan 5 M tetap wajib dilakukan.