(Business Lounge Journal – Interview Session)
Kita sudah sepuluh bulan melalui masa pandemi ini dan ketika memasuki tahun yang baru, angka pertambahan kasus sempat mengalami peningkatan. Sebuah fenomena pun terjadi, bagaimana sebagian masyarakat merasa “sangat takut” ketika harus menghadapi hasil test PCR yang positif Hal ini seperti yang dialami oleh beberapa pasien yang ditangani oleh dr. Vera Herlina Gunadi, S.E., M.M. Sebuah perasaan yang mungkin pada beberapa waktu yang lalu hanya muncul ketika seseorang divonis menderita penyakit berat, seperti kanker.
Untuk menjawab fenomena ini, dr. Paran Bagionoto, SpB, FInaCS, menjelaskan fenomena penyakit kanker yang terjadi saat ini di Indonesia. Bahwa berdasarkan data Riskedas (Riset Kesehatan Dasar) pada tahun 2018, terjadi peningkatan prevalensi kanker dari 1,4 per seribu penduduk (data tahun 2013) menjadi 1,8 per seribu penduduk. Namun tidak demikian yang terjadi di Amerika Serikat atau negara-negara manju lainnya. Tren jumlah penderita kanker dan kematian akibat kanker mengalami penurunan. Hal ini disebabkan negara-negara maju sudah memiliki sebuah kebiasaan untuk melakukan early detection, pola hidup yang semakin sehat, kebijakan-kebiakan yang mendukung, serta ditemukannya obat-obat anti kanker yang semakin baik.
Namun demikan Dokter Umum di Rumah Sakit Mardi Waluyo Metro Lampung ini mengungkapkan bahwa Bangsa Indonesia patut bersyukur, sebab sejak Indonesia memiliki Jaminan Kesehatan nasional, para pasien kanker dapat diobati dengan lebih baik. Mereka dapat memperoleh pengobatan kemoterapi, radiasi, dan obat-obatan kanker lainnya. Namun demikian, untuk menurunkan angka kematian, maka bukan sekedar pengobatan yang perlu diperhatikan, tetapi juga penting untuk melakukan screening pada tahap awal sebelum seseorang dinyatakan menderita kanker.
Sampai saat ini ada beberapa jenis kasus kanker yang banyak ditemukan di Indonesia. Pertama, adalah kanker paru-paru dan kedua adalah kanker colorectal atau kanker usus besar dan rectum. Selanjutnya banyak juga ditemukan kanker prostat, kanker payudara, kanker leher rahim, kanker indung telur, kanker kanker getah bening. dan kanker darah.
Salah satu penyebab kanker paru-paru adalah meroko. Bahkan di seluruh dunia tercatat angka kematian yang disebabkan kanker paru paru oleh karena faktor merokok mencapai 5 juta orang per tahun yang di antaranya terdapat 600ribu orang perokok pasif.
Business Lounge Journal/VMN/BLJ