(Business Lounge Journal – Interview Session)
Ini adalah sessi terakhir perbincangan dengan dr. Paran Bagionoto, SpB, FInaCS bagaimana kami membahas bahwa seseorang yang sudah terkena Covid-19 tidak berarti bahwa ia bebas untuk tidak menjalankan protokol kesehatan dan adanya sebuah jaminan bahwa ia tidak akan terkena lagi. Itu suatu kekeliruan. Dokter bedah umum di Rumah Sakit Mardi Waluyo, Metro, Lampung ini memang mengakui ilmu untuk menangani Covid-19 ini adalah sesuatu yang baru. Tetapi sudah dapat dipastikan bahwa penting untuk tetap menerapkan protokol kesehatan untuk menjaga supaya tidak tertular.
Imunitas tubuh seseorang dengan yang lain berbeda-beda, ada yang memiliki respon imunitas dalam beberapa minggu langsung turun, lalu beberapa bulan kemudian dapat saja terinfeksi lagi. Tetapi bila sudah pernah terkena, maka tubuh akan mengenali dan menjadi lebih imun, untuk menyelesaikan di tahap awal. Sebab sudah mengenali. Namun kembali ia mengingatkan pentingnya untuk tetap menjalankan protokol kesehatan. “Vaksinasi saja tidak cukup untuk menurunkan angka penularan, harus tetap dikombinasikan dengan menjalankan protokol kesehatan,”demikian penjelasannya.
Namun berbeda dengan yang dialami pasien kanker. Kanker bukanlah sebuah penyakit infeksi yang datang dari luar tubuh, melainkan dari dalam tubuh yang mengubah sistem yang ada. Diumpamakan sebuah komputer yang diserang virus. Bila komputer memiliki anti virus yang berfungsi dengan baik, maka virus akan dapat diatasi. Tetapi jika terjadi kesalahan, program yang tidak dapat bekerja, maka sulit untuk dapat diperbaiki.
Bagi penderita kanker, maka telah terjadi kesalahan pada program yang ada. Itulah sebabnya, seorang pasien kanker yang sudah mengalami pengobatan, tidak bisa langsung dinyatakan sembuh, melainkan melalui 5 Years Survival Rate atau angka hidup 5 tahun.
Namun demikian baik menghadapi Covid-19 maupun kanker, keduanya diperlukan kesadaran diri yang tinggi. Itu akan sangat menolong.
Business Lounge Journal/VMN/BLJ