Komunikasi Adalah Kunci Keterlibatan Karyawan Sejati

Digital Mouth-to-Mouth Effect

(Business Lounge Journal – Dominate The Market) Komunikasi saat ini semakin instant merekatkan seluruh dunia, dalam sekejap saya terhubung dengan teman yang berada di Amerika, pada jarak belasan ribu kilometer dari Jakarta. Saat yang bersamaan saya pun terhubung dengan kawan-kawan lain, seorang petani jeruk yang ada di Karo, seorang pegawai negeri sipil di Kupang, dan segudang kawan di Jakarta melalui applikasi whatsapp keluaran Amerika. Kondisi ini membawa dampak yang besar pada cara-cara pemasaran yang efektif dan sekaligus efisien. Dalam tulisan saya kali ini membahas yang paling sederhana namun efektif adalah strategi mouth-to-mouth marketing digital, atau sering disebut juga viral marketing.

Dalam perjalanan saya ke kantor bersama beberapa kawan, mereka membicarakan tentang SPBU yang laku dan tidak. “Kenapa SPBU di seberang penjual es kacang merah itu kurang laku?” tanya seorang kawan, “Oh mereka curang dalam ukuran bahan bakar!” jawab yang lain. “Nah itulah sekali curang, tidak dipercaya dan dari mulut ke mulut membuat orang tahu dan tidak mau ke SPBU itu lagi” opini seorang kawan yang tahu SPBU tadi. Saya setuju dengan pendapatnya, memang pengaruh pembicaraan mulut ke mulut sangatlah berpengaruh. Padahal orang terpisah dengan jarak dan cara berkomunikasi yang masih banyak yang manual, bayangkan bila pembicaraan dari mulut ke mulut ini dilakukan di dunia maya, betapa kuatnya pengaruh yang terjadi dan bisa berdampak buruh namun bisa berdampak sangat menguntungkan. Rush terhadap Bank pernah terjadi karena pembicaraan dari mulut ke mulut yang merugikan.

Sudah seharusnya siapa saja saat ini melakukan penetrasi pasar secara on line melihat perkembangan ini. Paling tidak perkembangan pengguna internet sekarang ini sudah 28 persen dan lebih banyak mereka mengenal karena penggunaan smartphone. Tiga hal yang dipikirkan orang Indonesia untuk konsumsi saat ini menurut AC Nielsen, pulsa, makanan, rokok. Adalah pemandangan yang lumrah saat ini terlihat di jalan-jalan bahwa sebagian besar orang asyik dengan smart phone mereka dan melupakan sekelilingnya. Karena itu lakukanlah mouth-to-mouth marketing digital, bangun opini yang positif untuk produk dan jasa perusahaan, dan menjaga efek negatif tidak menjalar. Menjadi kebutuhan utama saat ini perusahaan memiliki unit khusus yang menangani hal ini. Kebanyakan masyarakat kota di Indonesia mengalami perubahan perilaku yang digital dengan hadirnya ragam applikasi, devices yang semakin canggih dan akses melalui broadband yang semakin luas. Ketika ada pertanyaan apa saja, saya sendiri langsung masuk ke dunia maya dan mencari jawabannya disana. Mulai dari berita, mencari partner bisnis, menawarkan jasa perusahaan, hingga urusan mendapatkan tukang ojek, semua sudah tersedia jawabannya di dunia maya. Sama seperti dalam dunia nyata maka mouth-to-mouth marketing digital sebenarnya searah dengan membangun komunitas agar kuat mempengaruhi pasar.

Fadjar Ari DewantoFadjar Ari Dewanto/VMN/BD/Regional Head-Vibiz Research Center

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x