Menjembatani Perbedaan Gender di Dunia Bisnis

(Business Lounge – Empower People) Masalah gender adalah masalah yang tidak ada habisnya untuk dibahas terutama di dunia bisnis. Sebab hingga hari ini masih banyak pemilik bisnis yang lebih mengutamakan untuk merekrut gender tertentu dengan berbagai pertimbangan. Misalnya saja, pekerja pria tidak perlu mengambil cuti panjang seperti pekerja wanita saat harus melahirkan. Atau pekerja wanita lebih rentan untuk tidak masuk karena adanya siklus bulanan yang harus dialaminya. Selain itu, pekerja wanita yang memiliki keluarga, tentu saja akan memiliki tanggung jawab yang lebih besar yang sering kali menyita pemikirannya.

Pertimbangan lainnya, pekerja pria diharapkan dapat memiliki kestabilan emosi, dapat melakukan perjalanan ke luar kota, dan penugasan yang dapat lebih fleksibel. Namun apakah memang lebih baik untuk merekrut pekerja pria dibandingkan pekerja wanita.

Hal ini memang telah lama menjadi pokok pembahasan, apalagi di antara perusahaan-perusahaan teknologi dunia. (Baca: Bias Etnis dan Gender di Silicon Valley, Upaya IBM Lakukan Diversifikasi Melalui P-TECH, atau Google: 21 Persen dari Karyawan Teknologi adalah Perempuan). Berbagai pihak pun melakukan berbagai riset apakah memang benar mempekerjakan karyawan pria akan lebih menguntungkan dibandingkan mempekerjakan karyawan wanita.

McKinsey Global Institute (MGI) baru-baru ini merilis salah satu research yang dilakukannya berkaitan dengan masalah gender yang akhir-akhir ini terus menjadi topik pembicaraan penting. MGI kemudian memetakan 15 indikator kesetaraan gender untuk 95 negara dan menemukan bahwa 40 negara di antaranya memiliki tingkat yang tinggi bahkan sangat tinggi dalam ketidaksetaraan gender pada setidaknya setengah dari indikator. MGI membagi semua negara ini ke dalam 10 wilayah.

Gender Parity Score McKinseyDari gambar di atas nampak Amerika Utara dan Oceania memiliki nilai keragaman tertinggi, sedangkan Asia Selatan (tidak termasuk India) memiliki nilai keragaman yang terendah. Indikator yang ada memiliki empat kategori: kesetaraan dalam pekerjaan, layanan penting dan enabler dari kesempatan ekonomi, perlindungan hukum dan suara politik, dan keamanan fisik dan otonomi.

Diversifikasi Meningkatkan PDB

Secara mengejutkan MGI menarik kesimpulan bahwa apabila diputuskan untuk melibatkan wanita dengan potensi penuh dalam perekonomian identik dengan pria, maka Produk Domestik Bruto (PDB) tahunan secara global akan bertambah USD 28 triliun atau sekitar IDR 406.000 triliun, atau 26% pada tahun 2025 dibandingkan skenario bisnis biasa yang sudah berjalan seperti sekarang ini. Kenaikan ini digambarkan setara dengan ukuran gabungan ekonomi Amerika dan Tiongkok pada hari ini.

Sedangkan apabila negara terbaik di setiap wilayah meningkatkan keterlibatan kaum wanita dalam bisnis maka hal ini akan menambah PDB tahunan sebanyak USD 12 triliun atau setara dengan ukuran PDB gabungan Jepang, Jerman, dan Inggris saat ini, atau dua kali pertumbuhan kemungkinan di PDB global.

MGI telah membentuk hubungan yang kuat antara kesetaraan gender dalam masyarakat, sikap dan keyakinan tentang peran perempuan, dan kesetaraan gender dalam pekerjaan. Hal yang terakhir ini tidak dapat dicapai tanpa dua elemen sebelumnya (kesetaraan gender dalam masyarakat serta sikap dan keyakinan tentang peran perempuan).

MGI hampir tidak menemukan negara-negara dengan kesetaraan gender tinggi di masyarakat tetapi memiliki kesetaraan gender yang rendah dalam pekerjaan. Pembangunan ekonomi memungkinkan negara untuk menutup kesenjangan gender, namun memiliki kemajuan di empat sektor seperti pendidikan, inklusi digital dan keuangan, perlindungan hukum, dan pekerjaan tanpa bayaran, yang membantu mempercepat kemajuan.

Menjembatani Kesenjangan Gender

Kesenjangan gender yang telah tercipta dari zaman ke zaman sebenarnya terjadi di seputar perbedaan kesempatan kerja, besarnya, manfaat, dan juga hal-hal yang menyangkut tanggung jawab. Sehingga penting untuk menjembatani permasalahan gender ini melalui hal-hal seperti persamaan insentif dan dukungan keuangan; teknologi dan infrastruktur; terciptanya peluang ekonomi; pembangunan kemampuan; advokasi dan pembentukan sikap; dan hukum, kebijakan, dan peraturan

Penting untuk tidak lagi memberikan penjabaran-penjabaran berbeda antara pekerja pria dan wanita, melainkan memberikan kesempatan yang sama bagi keduanya.

ruth_revisiRuth Berliana/VMN/BL/Managing Partner Human Capital Development