Kegembiraan Gerbang Menuju Kesuksesan

(Business Lounge Journal – Huma Resources) Shawn Achor menulis buku laris The Happiness Advantage diterjemahkan sebagai keuntungan kegembiraan. Shawn memulai tulisannya dengan pertanyaan, manakah yang terlebih dahulu gembira atau sukses? Sering orang berpendapat sukses dahulu, promosi jabatan terlebih dahulu, naik gaji dahulu, baru gembira. Kenyataannya malahan sebaliknya, banyak orang yang sukses tidak bergembira, banyak orang begitu popular seperti artis malahan tertekan dan stress. Menurut saya untuk masa kini kita harus melihat sukses sebenarnya adalah buah dari kegembiraan karyawan. Sukses tidak dapat disamakan dengan kegembiraan, Kegembiraan akan meningkatkan produktivitas dan sudah pasti orang yang produktif memiliki jalan menuju sukses. Dampak kegembiraan sangatlah besar pada kondisi fisik karyawan, dan juga kondisi mentalnya. Fisik orang yang gembira lebih sehat dari orang yang selalu stress dan murung, banyak penyakit ditimbulkan karena pikiran yang tidak gembira. Fisik yang sehat sudah barang tentu membuat tajam setiap analisa dan memberikan kekuatan untuk bersaing, menghasilkan ketelitian dan daya tahan dalam bekerja. Dampak kegembiraan pada mental apalagi, orang yang gembira tentunya memiliki mental yang kuat dan cemerlang. Ketika baik fisik maupun mental dalam kondisi yang kuat maka karyawan akan memiliki produktivitas yang prima.

Kegembiraan dalam bekerja memang merupakan perpaduan antara suasana kerja dan juga kehidupan pribadi karyawan secara individu. Suasana kerja misalnya ditandai dengan penggunaan jam kerja sehari-hari, saya teringat dengan perkataan Paulus Bambang Direktur Astra yang ditanya apakah sering pulang malam untuk mengejar target. Jawabannya mengejutkan para penanya, karena dia berkata tidak pernah pulang malam, dan dia menekankan bahwa kerja melebihi batas waktu akan membuat karyawan tidak bergembira karena kehilangan waktu pribadi bersama keluarga dan kehidupan sosialnya. Suasana kerja perlu diciptakan oleh manajemen agar kegembiraan dapat terwujud.

Shawn Achor sendiri lebih menekankan pada bagaimana seorang individu mengelola kegembiraan ini. Shawn meminta untuk karyawan menjadikan kegembiraan ini adalah etika kerja yang harus ditaati, pokoknya setiap hari harus bergembira jangan mengumpulkan pikiran negatif yang tidak berguna tapi ambilah selalu segi positifnya. Tuliskan saja tiga hal yang baik yang terjadi pada hari itu dan ucapkan terimakasih dari hati yang terdalam maka akan muncul kegembiraan. Tuliskan juga satu hal yang positif yang dialami dalam 24 jam terakhir hal ini akan mengubah pikiran karyawan dari kehidupan yang berarti daripada mengerjakan daftar pekerjaan tanpa henti. Tuliskan email pujian atau terimakasih setiap pagi kepada satu atau dua anggota dalam perusahaan, akan menciptakan dukungan sosial yang menurut hasil penelitian Harvard merupakan indikasi terbesar dari kegembiraan. Lakukan kebiasaan-kebiasaan ini maka kegembiraan akan timbul dan berhenti mengatakan bahwa “saya gembira kalau…” Sebab kegembiraanlah yang diperlukan dan akan meningkatkan produktivitas dan menghasilkan kesuksesan.

Fadjar Ari DewantoFadjar Ari Dewanto/VMN/BD/MP Business Advisory Division, Vibiz Consulting, Vibiz Consulting Group