(Business Lounge Journal – Human Resources) Kita sudah pernah membahas unsur-unsur yang menjadi bagian sebuah organisasi. (Baca: Mengenali Komponen-komponen Organisasi). Namun betapa pun sempurnanya unsur-unsur sebuah organisasi tetapi tidak disertai adanya komitmen dari berbagai pihak maka sudah dapat dipastikan bahwa organisasi tersebut tidak akan dapat mencapai apa yang diimpikannya.
Bayangkan saja bagaimana jika pemimpin tidak memiliki komitmen untuk memimpin timnya, atau anggota organisasi yang juga tidak memiliki komitmen untuk mengerjakan kewajibannya. Lalu bagaimana juga jika si pembuat kebijakan tidak memiliki komitmen untuk menjalankan kebijakan yang dibuatnya. Sudah dapat dibayangkan betapa ‘semerawutnya’ organisasi tersebut. Tidak ada visi dan tidak ada tujuan yang jelas.
Komitmen Individu dan Organisasi
Bagi organisasi maka komitmen yang dimiliki seseorang merupakan hal yang sangat penting. Saking pentingnya, maka dewasa ini banyak perusahaan yang memberlakukan komitmen sebagai salah satu bagian dari KPI termasuk pemberian punishment ketika sebuah komitmen tidak dapat dilakukan. Sedangkan dalam proses rekrutmen maka unsur komitmen menjadi bagian penilaian tersendiri.
Begitu juga sebaliknya bagaimana para karyawan sudah tidak canggung lagi untuk meminta komitmen pihak perusahaan dalam berbagai bentuk Perjanjian Kerja Bersama.
Ketika kedua belah pihak dapat menjalani apa yang telah dikomitmenkan maka terciptalah kondisi kerja yang kondusif yang juga memberi dampak pada kinerja perusahaan.
Kekuatan Komitmen
Porter dan rekan-rekannya telah mendefinisikan komitmen organisasi sebagai sebuah kekuatan yang bersifat relatif juga sebuah kekuatan individu yang dapat dikaitkan dengan eksistensi individu tersebut dalam organisasi. Ada 3 hal yang dapat menandai komitmen:
- Penerimaan terhadap nilai-nilai dan tujuan organisasi.
- Kesiapan dan kesediaan untuk berusaha dengan sungguh-sungguh atas nama organisasi.
- Keinginan untuk mempertahankan keanggotaan di dalam organisasi (menjadi bagian dari organisasi).
Komitmen bukanlah sekedar sebuah keanggotaan formal tetapi sebuah sikap kesediaan untuk berupaya mencapai kepentingan organisasi. Komitmen bukan hanya sebuah sikap ikut-ikutan atau sikap menyukai sebuah organisasi, tetapi merupakan sebuah sikap kepedulian apa dan bagaimana sebuah organisasi, bahkan tidak jarang mengorbankan kepentingan individu demi tercapainya kepentingan organisasi. Karena itu tidak jarang mereka yang memiliki komitmen akan menempatkan kepentingan pribadi di bawah kepentingan organisasi. Itulah sebabnya dalam sebuah komitmen akan tercakup sebuah loyalitas.
Sebagai contoh sederhana Anda dapat memperhatikan para parpol saat musim kampanye tiba. Mereka akan mengerahkan massa dengan memberikan nasi bungkus atau sedikit uang saku untuk hadir dalam acara-acara kampanye. Tetapi apakah mereka mengenal nilai-nilai organisasi? Sudah tentu tidak, boro-boro mau berkorban untuk organisasi tersebut. Apakah mereka memiliki komitmen untuk selalu hadir? Juga tidak, tergantung dari organisasi mana yang akan menyiapkan kendaraannya. Ini sebuah contoh sangat sederhana bagaimana tidak ada hubungan komitmen di dalamnya.
Jangan Abaikan Komitmen
Sekarang coba teliti organisasi yang Anda pimpin. Dengan 3 hal di atas, saya rasa Anda akan dengan mudah mengidentifikasi siapa yang memiliki komitmen pada organisasi Anda. Mereka yang memiliki nilai dan warna yang sama, mereka yang memiliki kerelaan berkorban untuk organisasi, atau mereka yang loyal untuk tetap menjadi anggota.
Jika Anda sudah dapat mengidentifikasinya maka jangan abaikan komitmen mereka. Berikanlah penghargaan sebab dengan demikian Anda mendapatkan orang-orang yang berkualitas untuk memajukan organisasi Anda.
Ruth Berliana/VMN/BL/MP Human Capital Development Division, Vibiz Consulting, Vibiz Consulting Group