(Business Lounge – Empower People) Topik mengenai tele-commuting, atau remote-working sebenarnya sangat menarik, karena ini merupakan salah satu efek dari kemajuan teknologi yang memudahkan, atau paling tidak memperbolehkan suatu pekerjaan tidak diselesaikan dalam lingkungan kantor. Beberapa pekerjaan, seperti programmer, system designer, designer, call center operator, dan lain-lain dapat mengerjakan tugasnya sehari-hari, tanpa hambatan apapun dari rumah mereka masing-masing, tanpa perlu datang ke kantor.
Pada beberapa industri (terutama industri teknologi), hal ini sudah sangat lumrah terjadi. Namun, sebenarnya, apakah hal ini meningkatkan produktivitas, atau malah menurunkan produktivitas? Hal inilah yang tentu menjadi pertanyaan para pengambil keputusan pada perusahaan. Jawabannya, tentu saja, tidak mudah. Sama seperti “hukum” manajemen lainnya, satu aspek akan sangat berkaitan dengan aspek lain, sehingga tidak mungkin menjawab produktivitas hanya dari satu sisi saja.
Bekerja dari rumah mengurangi produktivitas.
Salah satu tokoh yang sangat terkenal yang mendukung paham ini adalah Marissa Meyer, yang tidak lagi memperbolehkan bekerja dari rumah saat ia menjabat sebagai pemimpin Yahoo, raksasa perusahaan teknologi setelah Google. Menurut Meyer, bekerja dari rumah tidak produktif dan kurang memberi nilai tambah kepada Yahoo sendiri. Namun dilain sisi, harus juga kita kritisi pernyataan Meyer ini : apakah metode bekerja dari rumahnya yang mengurangi produktivitas, atau memang pegawainya sendiri yang sudah kehilangan motivasi sehingga mengurangi produktivitas?
Teori bekerja dari rumah mengurangi produktivitas berasal dari akar teori “maximum benefit“. Menurut teori ini, setiap pegawai akan berusaha mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dari perusahaan, yaitu dengan tetap menerima gaji/kompensasi maksimal, dengan bekerja sesedikit mungkin. Di lain sisi, setiap perusahaan akan berusaha mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya dari pegawai, yaitu dengan memberikan kompensasi seminimal mungkin dan mengharapkan pegawai tersebut bekerja semaksimal mungkin. Dalam prakteknya, baik pegawai dan perusahaan akan menemui suatu “jalan tengah” sehingga kedua-duanya bisa beruntung.
Salah satu aspek dalam bekerja dari rumah yang mengurangi produktivitas ialah sulitnya perusahaan melakukan kontrol terhadap pegawai, sehingga pegawai bisa bekerja sedikit dan tetap menerima kompensasi yang sama.
Bekerja di rumah meningkatkan produktivitas.
Namun di sisi lain, sangat mungkin juga bekerja di rumah meningkatkan produktivitas. Menurut penelitian dari Stanford University oleh Professor Nicholas Bloom yang dimuat dalam Harvard Business Review, bekerja di rumah secara signifikan meningkatkan produktivitas sebanyak 33%. Menurut Bloom, hal yang menjadi faktor peningkatan produktivitas ini adalah karena pegawai yang lebih senang bekerja, berkurangnya izin sakit pegawai, serta berkurangnya gangguan yang hanya akan terjadi di kantor.
Bloom mengatakan bahwa kantor, bila tidak di-manajemen-i dengan benar, dapat menjadi gangguan yang sangat besar. Bloom mencontohkan hal-hal seperti office politics yang sangat menganggu kinerja yang tidak mungkin terjadi bila bekerja dari rumah.
Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan bila bekerja dari rumah :
- Bahwa metode ini belum cocok digunakan terhadap industri kreatif, seperti fotografi, design, maupun hal-hal lain yang membutuhkan imajinasi dan kreatif. Penelitian dari Stanford University tidak meneliti industri kreatif, serta juga industri kreatif membutuhkan interaksi yang jauh lebih tinggi daripada industri lainnya. Namun di sisi lain, dari penelitian lain diperoleh bahwa metode bekerja dari rumah merupakan metode yang sangat menarik bagi para ahli di industri kreatif, memperbolehkan perusahaan untuk mendapatkan pegawai dari talent pool yang lebih besar.
- Metode bekerja dari rumah harus memiliki sistem kontrol yang ketat dan jelas. Dengan majunya teknologi dan video conferencing, maka hal ini dapat dengan mudah dicapai. Harus ada Key Performance Indicator (KPI) yang jelas, sehingga performance setiap pegawai dapat terukur dengan baik.
- Tetap harus ada day-at-the-office. Bekerja di rumah memang baik dan bisa digunakan, namun tetap harus ada hari di kantor untuk berinteraksi dengan atasan maupun bawahan atau menjadi channel untuk komunikasi langsung dengan sang pegawai.
Lalu? Pandangan mana yang benar? Semuanya tergantung pada industri tempat Anda bekerja dan kriteria pegawai apa yang Anda inginkan. Beberapa orang lebih senang dan lebih produktif bekerja dari rumah, namun bagi orang lain bekerja di rumah sangat tidak produktif.
Daniel Sumbayak/VMN/BL/Deputy Chairman of Vibiz Consulting Group, CEO of Vibiz Research Center