(Business Lounge – News and Insight) Jumlah orang Jepang yang tinggal di Tiongkok selama lebih dari tiga bulan atau permanen menurun lebih dari 10 persen tahun-ke-tahun dari Oktober 2012 hingga Oktober 2013 seperti yang dilaporkan Kementerian Luar Negeri Jepang hari ini (19/8).
Dalam laporan tersebut disebutkan ada 135.000 Jepang tinggal di Tiongkok selama lebih dari tiga bulan atau permanen hingga 1 Oktober 2013. Selain itu pada periode yang sama selama setahun, jumlah keseluruhan orang Jepang yang tinggal di luar negeri meningkat sebesar 0,7 persen ke rekor tinggi 1.258.000.
Tiongkok merupakan negara yang kedua dalam daftar negara-negara dengan jumlah terbesar ekspatriat Jepang. Dan penurunan ini merupakan konsekuensi dari hubungan diplomatik yang semakin tegang antara Beijing dan Tokyo.
Ketegangan hubungan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan perusahaan Jepang, lembaga keuangan dan mahasiswa di Tiongkok, yang semua takut bahwa ketidakpastian politik akan membawa memburuk kerja dan lingkungan hidup bagi orang-orang Jepang.
Namun menurut survey China Institute of International Studies (CIIS), ketegangan antara kedua negara ini sering dipicu oleh Jepang selama sengketa kedaulatan seperti yang dilansir China Economic Net. Hubungan Tiongkok-Jepang telah memburuk sejak usaha pemerintah Jepang mengambil Kepulauan Diaoyu pada September 2012.
Dan hubungan antara kedua negara terus memburuk setelah Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe mulai menjabat pada akhir 2012, terutama ketika Abe mengunjungi kuil perang terkenal pada 26 Desember 2013 di pulau sengketa tersebut. Dan yang yang terakhir pekan lalu saat para menteri Kabinet Jepang mengunjungi Kuil Yasukuni di pulau sengketa tersebut peringati ulang tahun ke-69 Perang Dunia II .
Dan menurut survey CIIS itu juga alasan semakin berkurangnya jumlah orang Jepang tersebut dikarenakan sikap pemerintah yang tidak menunjukkan adanya memperbaiki hubungan bilateral kedua negara. Institute ini pesimis tentang kemungkinan hubungan membaik karena kebijakan luar negeri Abe terhadap Tiongkok tidak akan berubah selama sisa dua atau tiga tahun masa jabatannya.
Joel/Journalist/VM/BL
Editor: Jul Allens