(Business Lounge Journal – Foreign Insight)
Ketika perayaan Africa Day di Indonesia minggu lalu, Business Lounge Journal berkesempatan melakukan wawancara singkat dengan beberapa duta besar dan beberapa tamu lainnya yang hadir. Africa Day kembali dirayakan dengan meriah dan menghadirkan semangat persatuan, kebudayaan, dan cita rasa khas dari benua yang kaya akan sejarah perjuangan dan keberagaman. Perayaan ini bukan hanya menjadi ajang diplomasi, tetapi juga ruang perjumpaan lintas budaya yang diwarnai dengan tawa, musik, dan hidangan otentik dari berbagai penjuru Afrika.
Duta Besar Italia, Roberto Faminelli, mengungkapkan kekagumannya terhadap semangat kebersamaan yang terpancar dalam acara ini. “Negara-negara Afrika sangat beragam, dari budaya, agama, hingga asal geografis mereka—Mediterania, Samudra Hindia, Samudra Atlantik—namun semua hadir dan merayakan bersama. Menari, bernyanyi, menciptakan harapan besar akan masa depan yang lebih bersatu,” ujarnya.
Senada dengan itu, Duta Besar Irlandia, Padraig Francis, menyatakan pentingnya Afrika bagi negaranya. “Kami memiliki hubungan yang mendalam dengan banyak negara Afrika, dan kami ingin terus menunjukkan solidaritas, persahabatan, serta kecintaan kami kepada Afrika,” tuturnya.
Duta Besar Mesir untuk Indonesi menekankan bahwa Africa Day adalah momentum untuk mengenang cita-cita para Bapak Pendiri Uni Afrika dan mendukung pelaksanaan Agenda 2063—visi pembangunan jangka panjang untuk Afrika yang sejahtera dan bersatu. Sementara itu, Duta Besar Zimbabwe menyoroti makna sejarah dari perayaan ini, mengingat kemerdekaan negaranya tak lepas dari dukungan solidaritas negara-negara Afrika lainnya.
Tak hanya soal sejarah dan diplomasi, Africa Day juga menjadi ajang eksplorasi kuliner yang menggoda lidah. Dari sadza khas Zimbabwe yang dimakan dengan tangan seperti halnya nasi di Indonesia, hingga fufu dari African Food Center yang disajikan dengan ragam sayuran dan lauk daging, pengunjung dimanjakan oleh keanekaragaman rasa dari seluruh Afrika.
“Saya baru pertama kali mencoba ulat goreng dari Zimbabwe, ternyata sangat lezat!” ujar Dubes Padraig Francis dengan antusias. Ia juga menikmati makanan dari Maroko dan Ethiopia, menyadari bahwa kuliner menjadi cermin nyata dari keragaman Afrika.
Pemilik African Food Center, restoran Afrika yang populer di Indonesia, menjelaskan bahwa rasa otentik Afrika kini semakin diterima masyarakat lokal. “Kami punya dua cabang, di Jakarta dan Tangerang. Fufu adalah menu utama kami, terbuat dari adonan lengket yang disajikan dengan sayuran dan daging,” jelasnya.
Africa Day membuktikan bahwa diplomasi tak selalu harus berlangsung di meja perundingan. Melalui cita rasa, tawa, dan musik, negara-negara Afrika menyampaikan pesan persatuan dan harapan, memperkuat koneksi lintas benua—dan mempererat hubungan Afrika dengan Indonesia.