Employee Engagement dan Dampaknya Terhadap Performa Tim Berdasarkan Laporan Gallup 2025

(Business Lounge Journal – Human Resources)

Secara global, pekerja yang sepenuhnya bekerja dari jarak jauh (remote) adalah yang paling mungkin terlibat dalam pekerjaan mereka (31%), dibandingkan dengan pekerja hybrid (23%), pekerja yang bekerja dari jarak jauh tetapi di tempat kerja (on-site remote-capable) (23%), dan pekerja di lokasi yang tidak mampu bekerja dari jarak jauh (on-site non-remote-capable) (19%). Itu berdasarkan laporan terbaru State of the Global Workplace 2025, yang melakukan survei bagaimana kondisi karyawan, khususnya manager di seluruh dunia dalam pekerjaan dan kehidupan mereka.

Employee engagement mengukur antusiasme yang dirasakan pekerja terhadap pekerjaan mereka dan keterikatan mereka terhadap tim dan organisasi, dan hal ini langsung memengaruhi kinerja tim dan hasil bisnis. Pekerja yang bekerja dari jarak jauh mungkin lebih terlibat karena mereka memiliki otonomi yang lebih besar dalam pekerjaan mereka. Kebebasan ini memungkinkan mereka bermain sesuai kekuatan mereka, mencapai kondisi flow lebih mudah, dan menggunakan waktu mereka secara lebih efisien.

Dalam dunia kerja yang semakin kompetitif dan dinamis, employee engagement atau keterlibatan karyawan menjadi salah satu faktor kunci keberhasilan organisasi. Laporan Gallup: State of the Global Workplace 2025 menyoroti pentingnya engagement karyawan dan dampaknya terhadap performa tim serta keberhasilan organisasi secara keseluruhan.

Apa Itu Employee Engagement?

Employee engagement adalah tingkat di mana karyawan merasa terlibat, bersemangat, dan memiliki keterikatan emosional terhadap pekerjaan dan perusahaan mereka. Karyawan yang terlibat cenderung menunjukkan produktivitas yang lebih tinggi, inovatif, dan loyal terhadap perusahaan.

Temuan Utama dari Laporan Gallup 2025: Tingkat Keterlibatan Global yang Masih Rendah

Laporan menunjukkan bahwa hanya sekitar 21% karyawan di seluruh dunia yang merasa benar-benar terlibat dengan pekerjaannya, sementara sisanya kurang atau tidak terlibat sama sekali. Ini menunjukkan adanya peluang besar untuk meningkatkan engagement di berbagai organisasi.

Persentase karyawan yang terlibat dari tahun 2010 hingga 2024 menunjukkan tren penurunan dari 23% menjadi hanya 21%. Hal ini mengindikasikan bahwa secara global, jumlah karyawan yang benar-benar terlibat dan bersemangat terhadap pekerjaan mereka semakin menurun.

Fenomena ini cukup signifikan, karena selama 12 tahun terakhir, tingkat engagement hanya mengalami dua kali peningkatan signifikan—pada tahun 2010 dan 2014—sementara tren penurunan sejak 2019 menunjukkan adanya tantangan besar dalam memastikan keterlibatan karyawan.

Laporan menyebutkan bahwa penurunan ini terjadi selama tahun 2020 dan 2024, yang bertepatan dengan masa pandemi COVID-19 serta kebijakan lockdown dan shelter-in-place. Ketidakpastian, kurangnya interaksi sosial langsung, dan perubahan model kerja mungkin menjadi faktor utama yang mempengaruhi penurunan engagement.

Pengaruh Employee Engagement terhadap Performa Tim

Gallup menegaskan bahwa tim dengan tingkat engagement tinggi mencapai hasil yang lebih baik dalam hal produktivitas, kualitas pekerjaan, dan inovasi. Karyawan yang merasa dihargai dan bersemangat lebih cenderung bekerja secara kolaboratif dan menciptakan lingkungan kerja yang positif.

Karyawan yang terlibat merasa lebih puas dan sehat secara emosional, yang secara langsung berpengaruh pada pengurangan tingkat absensi dan turnover. Ini membantu perusahaan mengurangi biaya rekrutmen dan pelatihan baru.

Peran Kepemimpinan dalam Meningkatkan Engagement

Laporan menekankan bahwa kepemimpinan yang efektif dan mampu menciptakan budaya inklusif dan apresiatif sangat penting dalam meningkatkan tingkat keterlibatan karyawan. Contoh budaya inklusif misalnya: Perusahaan mengadakan pelatihan keberagaman dan inklusi agar semua pegawai merasa dihargai tanpa memandang latar belakang budaya, agama, atau gender. Contoh budaya apresiatif:  Mengucapkan terima kasih dan mengapresiasi kerja keras rekan kerja secara rutin atau mengadakan acara penghargaan untuk karyawan yang menunjukkan inovasi dan dedikasi tinggi.

Dampak Positif pada Performa Tim

  • Produktivitas Lebih Tinggi: Tim yang terlibat mampu menyelesaikan tugas lebih cepat dan dengan kualitas yang lebih baik.
  • Inovasi dan Kreativitas: Karyawan yang engaged cenderung lebih inovatif dan terbuka terhadap ide-ide baru.
  • Kepuasan Pelanggan: Performa tim yang tinggi berdampak langsung pada pengalaman pelanggan dan loyalitas mereka.
  • Kinerja Keuangan yang Lebih Baik: Organisasi dengan tingkat engagement tinggi seringkali menunjukkan pertumbuhan pendapatan yang lebih besar.

Berikut beberapa contoh perusahaan global yang menunjukkan dampak positif dari employee engagement terhadap performa tim mereka:

  1. Google
    Google dikenal dengan budaya kerjanya yang mendorong kreativitas dan inovasi. Komitmen terhadap keterlibatan karyawan, seperti kegiatan pengembangan pribadi dan lingkungan kerja yang mendukung, telah membantu Google mencapai produktivitas tinggi, inovasi berkelanjutan, dan kepuasan pelanggan yang luar biasa.
  2. Microsoft
    Microsoft berhasil meningkatkan engagement karyawan melalui kebijakan kerja fleksibel dan budaya inklusif. Hasilnya, tim mereka lebih inovatif dan produktif, yang turut mendorong pertumbuhan pendapatan dan pengembangan produk yang inovatif seperti Azure dan Office 365.
  3. SAS Institute
    SAS, perusahaan perangkat lunak analitik, secara konsisten mendapatkan skor engagement karyawan yang tinggi. Mereka melaporkan bahwa tingkat engagement yang tinggi berkorelasi langsung dengan inovasi produk, kepuasan pelanggan, dan kestabilan keuangan perusahaan.
  4. Salesforce
    Salesforce menempatkan fokus besar pada keterlibatan dan kesejahteraan karyawan melalui program pengembangan dan budaya perusahaan yang mendukung. Hal ini tercermin dalam kinerja tim yang lebih baik, pengalaman pelanggan yang luar biasa, dan pertumbuhan pendapatan yang signifikan.

Keberhasilan perusahaan-perusahaan ini menunjukkan bahwa employee engagement bukan sekadar teori, tetapi faktor nyata yang mendorong produktivitas, inovasi, dan keberhasilan keuangan secara keseluruhan.

Selain perusahaan global, ada juga beberapa perusahaan di Indonesia yang menunjukkan dampak positif dari employee engagement terhadap performa tim dan keberhasilan bisnis mereka. Berikut ini adalah beberapa contohnya:

  1. Gojek
    Gojek dikenal dengan budaya kerja yang mendorong inovasi dan keterlibatan karyawan. Mereka memberikan ruang bagi karyawan untuk berkontribusi dan berinovasi, yang berdampak pada kecepatan pengembangan layanan dan kepuasan pelanggan. Engagement tinggi membantu Gojek tetap kompetitif dan terus berkembang di pasar yang sangat dinamis.
  2. Telkom Indonesia
    Telkom fokus pada program pelatihan, pengembangan karir, dan keterlibatan karyawan melalui berbagai inisiatif. Hasilnya, produk dan layanan mereka menjadi lebih inovatif dan efisien, yang meningkatkan pengalaman pelanggan dan memperkuat posisi mereka di pasar telekomunikasi Indonesia.
  3. Unilever Indonesia
    Unilever terkenal dengan budaya perusahaan yang inklusif dan mendukung pengembangan karyawan. Engagement yang tinggi di sini berdampak pada inovasi produk, kinerja tim, dan pertumbuhan bisnis yang stabil di pasar Indonesia.

Perusahaan-perusahaan ini menunjukkan bahwa meningkatkan employee engagement di Indonesia bisa berdampak positif besar, mulai dari produktivitas tim hingga keberhasilan bisnis secara keseluruhan.

Laporan Gallup 2025 menegaskan bahwa meningkatkan employee engagement bukan hanya tentang memperbaiki suasana hati karyawan, tetapi juga menjadi strategi bisnis yang krusial. Organisasi yang mampu menciptakan lingkungan kerja yang mendukung keterlibatan akan mendapatkan keuntungan kompetitif melalui tim yang lebih produktif, inovatif, dan loyal.

Perusahaan yang mengalami penurunan engagement mungkin menghadapi tantangan dalam produktivitas dan inovasi. Perusahaan di semua sektor perlu fokus pada strategi meningkatkan keterlibatan, apalagi di masa pasca-pandemi.