Strategi Orang Jepang untuk Tetap Kurus

(Business Lounge Journal – Medicine)

Memiliki bentuk tubuh dan juga berat badan yang ideal sering kali menjadi harapan banyak orang. Emm.. pernah kepikiran gak sama kebiasaan orang Jepang? Karena sering kali kita meihat orang-orang Jepang itu badannya slim atau langsing. Bahkan – saya sendiri – setiap ketemu orang Jepang, memang hampir tidak menjumpai orang yang gemuk. Sampai-sampai rasio obesitas di Jepang sangat rendah, hanya 3,5 persen dari total penduduknya. Selain itu, orang-orang di Jepang dikenal memiliki tingkat harapan hidup yang tinggi serta berumur Panjang. Kok bisa ya?

Dalam hal memiliki bentuk tubuh yang ideal, tentunya ini sangat berpengaruh dengan penampilan. Tentu juga urusan berat badan yang berlebihan, cenderung akan memiliki masalah kesehatan, seperti diabetes dan sakit jantung.

Jepang termasuk negara maju yang berpendapatan tinggi menurut World Population Review namun memiliki tingkat obesitas yang sangat rendah. Coba kita bandingkan dengan negara maju lainnya seperti Amerika Serikat (AS) yang memiliki tingkat obesitas sebesar 42,7 persen, dan Inggris dengan kisaran angka 20,1 persen.

Yukk kita langsung saja melihat bagaimana kebiasaan sederhana cara menjaga berat badan agar tetap ideal seperti cara orang Jepang ?

1. Pola Makan Sehat

Sebenarnya dengan memilih masakan rumahan itu akan lebih sehat, tetapi sering kali dipandang bahwa upaya ini akan memakan waktu berjam-jam dalam menyajikannya. Bagusnya pemerintah Jepang menghimbau untuk masyarakatnya mengikuti aturan makan yang segar dan sehat yang diolah sendiri sehingga disebut makanan rumahan (hasil masakan sendiri), dan tidak memakan makanan siap saji seperti junk-food atau fast-food.

Perlu diketahui bahwa makanan utama di Jepang adalah nasi, sayur, ikan dan daging. Ada juga mereka mengkonsumsi susu dan buah tetapi semua dalam jumlah yang cukup.

Salah satu menu sehat yang kita ketahui adalah sushi. Bahan-bahannya pun lebih kepada ikan yang mengandung nutrisi dan rendah lemak, ditambah lagi ikan itu mengandung EPA yang mampu mencegah kegemukkan.

2. Nasi Bukan Roti

Kebiasaan orang Jepang juga tidak mengonsumsi roti sebagai asupan karbohidratnya, tetapi cukup makan nasi putih saja. Roti itu terbuat dari berbagai macam bahan seperti tepung, gula, telur, butter, garam, dan lainnya. Sehingga kalori yang masuk tetap terjaga.

3. Tidak Tergantung Dengan Minyak

Wahh, berbeda sekali dengan kita di Indonesia. Di sini kita menemukan gorengan hampir di setiap rumah makan. Tetapi di Jepang sangat jarang ditemui makanan yang diolah dengan minyak. Negara ini sangat memperhatikan asupan yang baik dan menghindari makanan yang berlemak tinggi. Jadi kita akan lebih banyak menemukan hasil rebusan, fermentasi (tahu, miso, natto, edamame, kinako, dll) juga ditemukan makanan segar dan mentah. Di sini kita belajar bahwa orang Jepang sangat memerhatikan pola hidup sehat pada makanan mereka, terutama asupan kalorinya.

4. Jalan Sehat

Untuk kesehatan, pemerintah Jepang memiliki kebiasaan yang namanya acara “Undoukai” atau hari olahraga yang masuk ke dalam kurikulum di sekolah. Sedikit informasi, acara ini dibuat untuk meluangkan waktu satu hari berpartisipasi di dalam sekolah dalam berbagai kegiatan mulai dari atletik sampai tarik tambang. Sehingga ada hari olahraga yang dinyatakan sebagai hari libur nasional mereka.

Perlu diketahui bahwa hasil survei yang dilakukan oleh pemerintah Jepang pada tahun 2019 memperlihatkan bahwa laki-laki Jepang rata-rata berjalan kaki kurang lebih sebanyak 7000 langkah, sedangkan perempuan hampir 6000 langkah dalam sehari. Kebiasaan orang Jepang adalah suka sekali berjalan kaki menuju ke suatu tempat, sekalipun jarak tempuhnya cukup jauh dari rumah mereka.

Bahkan hampir semua penduduk melakukan olahraga setiap hari. Orang tua, dewasa, bahkan anak-anak kecil pun melakukan hal ini. Mereka pergi ke sekolah atau berangkat bekerja dengan berjalan kaki walaupun jarak tempuh yang mereka lalui cukup jauh.

Selain itu, di Jepang juga jarang ditemukan mesin pencuci piring dan pengering baju, sehingga semua dilakukan dengan cara kebiasaan yang natural.

5. Memakai Sumpit

Sumpit adalah salah satu alat makan yang selalu digunakan di Jepang. Sangat simple sebenarnya alasan mengapa mereka memakai sumpit. Hal ini mendorong agar mereka tidak makan banyak. Sebab menggunakan sumpit berbeda dengan menggunakan sendok. Sehingga dengan cara ini, membawa mereka terbiasa untuk makan sampai 80 persen terasa kenyang lalu berhenti. Pepatah ini disebut “hara hachi bu” dan sudah diajarkan kepada anak-anak muda di Jepang.

6. Menggunakan Mangkok Kecil bukan Piring

Tidak hanya itu, tanpa kita sadari orang- orang Jepang hanya memakai mangkok kecil untuk tempat nasi, sayur, dan lauk lainnya. Meskipun porsinya terlihat kecil, namun asupan nutrisi yang bervariasi tetap tidak mengurangi jumlah nurtisinya. Berbeda dengan orang Indonesia yang menggunakan piring dengan beberapa menu yang berbeda dengan diameter piring yang lebih besar dari mangkok. Jelas, porsi yang dimakan pun akan menjadi lebih banyak. Nah, kuncinya juga disiplin dalam membatasi porsi makan mereka.

7. Hindari Gula

Sebagai perbandingan saja, di Jepang rata- rata orang yang mengonsumsi gula hanya 56 gram gula dalam sehari. Sedangkan di Amerika Serikat mereka mengonsumsi sebanyak 126 gram gula setiap harinya. Bagusnya di setiap rumah makan, disediakan teh gratis sehingga orang-orang akan semakin memilih untuk mengkonsumsi teh dibandingkan gula atau minuman soda lainnya.

8. Minum Teh

Khas minuman orang Jepang adalah Green Tea. Hampir setiap hari bahkan setiap minum, mereka dapat mengonsumsi green tea. Seperti sudah dituliskan di atas, bahwa di berbagai rumah makan, dan beberapa tempat umum, disediakan green tea secara gratis.

Dari berbeagai hal di atas maka sekarang kita ketahui pola hidup sehat ala orang Jepang. Sekarang tergantung pada pola hidup kita masing-masing. Dengan bertambahnya pengetahuan kita, maka kita semakin mengerti mana yang baik untuk tubuh kita dan mana yang tidak baik.

Intinya sekarang, bagaimana kita memutuskan untuk menjalani pola hidup sehat.

Photo by Andre Benz