Tujuh Prinsip Penting dalam Berperilaku Online

(Business Lounge Journal – Marketing)

Dunia digital telah menjadi bagian tak terpisahkan dari kehidupan kita. Tidak ada aturan resmi tentang bagaimana kita harus berperilaku di internet, dan dalam beberapa hal, itu adalah hal yang baik. Namun, kebebasan ini juga berarti kita harus siap menghadapi konsekuensinya jika ada masalah yang timbul. Dunia maya dapat dengan mudah menjadi tempat kekacauan yang sebenarnya bisa dihindari. Oleh karena itu, berikut adalah tujuh prinsip penting yang harus dipatuhi saat memposting dan berinteraksi secara online.

1. Berhati-hati dalam Berbagi Konten tentang Anak-anak

Berbagi momen bersama anak-anak secara online telah menjadi kebiasaan bagi banyak orang tua. Namun, norma terkait hal ini telah berubah. Kita kini menyadari bahwa begitu sesuatu ada di internet, sulit untuk dihapus sepenuhnya. Oleh karena itu, penting untuk:

  • Mendapatkan izin anak sebelum membagikan foto atau cerita pribadi mereka.
  • Mengatur agar unggahan bersifat pribadi, bukan publik.
  • Menggunakan fitur yang bersifat sementara, seperti Instagram Stories.
  • Menghormati permintaan anak-anak, remaja, atau anggota keluarga lainnya jika mereka meminta penghapusan konten tentang mereka.
  • Menyensor atau memburamkan wajah anak dalam unggahan publik guna menjaga privasi mereka.

Beberapa pihak bahkan mulai mengadvokasi perlindungan hukum lebih ketat bagi anak-anak yang orang tuanya mendapatkan penghasilan dari media sosial. Investigasi menunjukkan bahwa beberapa akun yang menampilkan anak-anak sering kali diikuti oleh orang dewasa dengan niat tidak baik. Ini menjadi alasan kuat untuk lebih selektif dalam membagikan kehidupan anak-anak di dunia digital.

2. Menghormati Privasi Orang Lain

Saat berbagi momen besar seperti kelahiran bayi, pernikahan, atau perceraian seseorang, pastikan untuk mendapatkan izin terlebih dahulu. Privasi orang lain harus dihormati, termasuk dalam:

  • Tidak membagikan pesan pribadi seperti SMS atau DM tanpa izin.
  • Memastikan seseorang setuju sebelum memposting foto mereka.
  • Tidak mengunggah foto orang asing tanpa persetujuan mereka.

Kesopanan ini berlaku dalam berbagai situasi, termasuk ketika seseorang tertangkap kamera dalam kondisi tidak pantas. Jika ada bukti video yang dapat memberikan konsekuensi atau akuntabilitas bagi seseorang, pertimbangkan untuk berkonsultasi dengan orang lain sebelum membagikannya secara publik.

3. Tetap Relevan dalam Komentar

Komentar di media sosial sebaiknya tetap sesuai dengan topik. Jika ingin mengomentari sebuah unggahan, pastikan komentar tersebut relevan dan tidak mengganggu jalannya diskusi. Jika ingin berbicara langsung dengan seseorang, gunakan pesan pribadi daripada mengalihkan pembahasan dalam komentar publik.

4. Berbagi Konten Politik dengan Bijak

Prinsip “tidak ada politik di meja makan” juga bisa diterapkan di media sosial. Jika seseorang menghindari topik yang dapat memicu perdebatan—seperti politik, agama, atau uang—hal itu dapat membuat media sosial menjadi tempat yang lebih damai. Namun, jika ingin berbagi pandangan politik, lakukanlah dengan cara yang menghormati pendapat orang lain.

5. Memverifikasi Fakta sebelum Membagikan

Di era digital, penyebaran hoaks semakin masif. Oleh karena itu, sebelum membagikan gambar, video, atau berita:

  • Periksa sumber asli informasi tersebut.
  • Waspadai konten yang terlihat terlalu sempurna atau terlalu mengerikan untuk menjadi kenyataan.
  • Kenali ciri-ciri gambar atau video yang dibuat oleh AI, seperti kilau berlebihan atau jumlah jari yang tidak normal.
  • Hindari membagikan informasi yang hanya bertujuan untuk memicu emosi tanpa dasar fakta yang jelas.

6. Mengelola Jejak Digital

Jejak digital kita dapat berpengaruh terhadap masa depan, termasuk dalam dunia kerja dan pendidikan. Beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi risiko dari jejak digital yang tidak diinginkan adalah:

  • Menghapus unggahan lama yang bisa menjadi kontroversial atau tidak relevan.
  • Membatasi jumlah informasi pribadi yang dibagikan di media sosial.
  • Mengatur ulang privasi akun agar tidak semua orang dapat melihat riwayat unggahan.

Banyak generasi muda saat ini mulai mengadopsi tren “profil kosong”, di mana mereka hanya menyimpan sedikit unggahan di akun media sosial mereka demi menjaga privasi dan keamanan.

7. Memahami Konteks dan Kepekaan Sosial

Internet membuat kita lebih sadar akan berbagai peristiwa tragis di dunia. Namun, kita juga perlu mempertimbangkan sensitivitas dalam berbagi konten. Beberapa hal yang perlu diperhatikan:

  • Menghindari unggahan perayaan di tengah tragedi besar.
  • Mempertimbangkan kondisi orang-orang terdekat sebelum membagikan kabar baik, seperti mendapat pekerjaan, terutama jika ada teman yang baru saja kehilangan pekerjaan.

Kesadaran sosial ini dapat membantu menjaga perasaan orang lain dan mencegah unggahan yang terkesan tidak peka terhadap situasi sekitar.