(Business Lounge Journal – News and Insight) Tahukah Anda arti FOMO ?
Istilah FOMO ini pertama kali dikemukakan oleh seorang ilmuwan asal Inggris bernama Dr. Andrew K. Przybylski.
Beberapa orang akan merasa panik dan cemas apabila menyadari ponselnya sudah tidak ada di dalam tas atau saku.
Apabila tidak bisa dipisahkan sedetik pun dari ponsel, maka ini bisa jadi tanda bahwa Anda mengalami gangguan yang disebut FOMO.
Lalu, apakah FOMO itu? Fear of Missing Out (FOMO) merupakan fenomena psikologis yang makin marak di kehidupan yang serba modern seperti sekarang ini.
Secara umum, FOMO dapat diartikan sebagai ketakutan akan ketertinggalan. Hal ini terjadi ketika seseorang merasa cemas atau kuatir melewatkan pengalaman, momen, acara, atau aktivitas yang sedang populer terjadi di sekitarnya.
Orang yang FOMO akan terus-menerus merasa perlu terlibat dalam segala hal agar tidak kehilangan momen.
Hal yang dapat membuat seseorang merasa FOMO, contohnya terhadap kehidupan sosial melalui media sosial atau cerita dari kerabat atau orang sekitar yang membuat seseorang merasa tertinggal atau kurang berpartisipasi.
FOMO dapat terjadi dalam berbagai hal termasuk pekerjaan, hobi, dan pendidikan.
FOMO kerap dikaitkan dengan perasaan cemas berlebihan yang dirasakan seseorang ketika kerabatnya sedang berkumpul tanpa dirinya. Contoh orang yang memiliki FOMO akan merasa cemas atau dikucilkan ketika tidak diundang oleh temannya, padahal semua kenalannya diundang dan mereka bersenang-senang. Hal ini dapat diperparah dengan keberadaan media sosial.
Namun, fenomena FOMO seringkali menimbulkan dampak negatif bagi kesehatan mental seseorang.
Seperti apa kaitannya FOMO dan Media Sosial?
Media sosial banyak digunakan untuk menunjukkan eksistensi, gaya hidup, dan kemampuan seseorang.
Hal ini dapat membuat sebagian orang akan membandingkan kehidupannya dengan orang lain yang terlihat luar biasa.
Orang yang mengalami FOMO akan merasa memiliki derajat sosial yang lebih rendah daripada orang lain. Sehingga dapat menimbulkan kecemasan yang berlebihan terhadap kehidupannya.
Perilaku FOMO bisa membuat seseorang menjadi merasa sangat resah bila tidak terhubung dengan akun media sosialnya walau hanya sebentar.
Seseorang mengalami FOMO baru akan merasa tenang apabila bisa memegang gadget mereka dan terhubung ke dunia maya.
Seperti apa gejala dari FOMO?
– Penggunaan media sosial secara berlebihan.
– Rasa takut ditolak dan dikucilkan dari kelompok sosial.
– Merasa tidak puas karena selalu ingin mencari sensasi baru, pengalaman yang lebih menarik, atau momen yang lebih seru. FOMO dapat menciptakan suatu keinginan tanpa ujung di mana kepuasan selalu tertunda karena keinginan terus-menerus menggebu-gebu untuk mencari yang lebih baik.
Dampak negatif FOMO :
- Timbulnya perasaan negatif
Seseorang yang terlalu sering melihat postingan orang lain akan merasa kurang nyaman dan lebih mudah merasa kesepian apabila yang dilihat adalah postingan kebersamaan atau liburan.
Survei juga menunjukkan bahwa 60% remaja akan merasa kuatir apabila mengetahui temannya bersenang-senang tanpa dirinya. Perasaan itu bisa saja muncul akibat FOMO.
- Dapat meningkatkan risiko terjadi masalah psikologis.
Media sosial apabila digunakan secara berlebihan maka dapat membuat seseorang lebih mudah stres dan terobsesi untuk mempertahankan harga diri di media sosial.
Apabila kurang tepat dan tidak bijak dalam penggunaan media sosial maka tidak hanya membuat seseorang mengalami FOMO, melainkan bisa meningkatkan risiko munculnya gangguan mental, seperti gangguan kecemasan dan depresi.
- Rasa kepercayaan diri menurun.
Postingan orang lain di medsos bisa membuat seseorang membandingkan diri dengan orang lain, sehingga menjadi tidak percaya diri karena merasa hidup orang lain lebih sempurna. Hal ini bisa menyebabkan seseorang rentan mengalami stres.
Ingatlah bahwa tidak ada manusia yang sempurna, sehingga tidak perlu membandingkan diri sendiri dengan orang lain.
- Produktivitas terganggu.
Apabila sudah kecanduan ponsel dan mengalami FOMO, maka seseorang bisa menjadi lupa diri dan seolah-olah mempunyai dunia sendiri karena selalu fokus terhadap ponselnya.
Hal tersebut dapat membuat seseorang sulit fokus atau berkonsentrasi di saat belajar dan bekerja, maka produktivitas dan prestasinya dapat menurun.
- Gangguan tidur.
FOMO dapat memicu kecemasan yang dapat membuat seseorang mengalami gangguan tidur.
Pikiran yang dalam kekuatiran dapat membuat seseorang untuk rileks dan tidur nyenyak.
Apabila mengalami kesulitan tidur atau gangguan tidur lainnya maka bisa menjadi dampak negatif dari beban psikologis yang dialami orang FOMO. Apabila tidak diatasi maka bisa mengakibatkan penurunan kinerja fisik dan mental secara keseluruhan.
Berikut ini tips mengatasi FOMO :
– Batasi penggunaan ponsel atau gadget.
Tentukan waktu untuk melihat medsos dengan waktu tidak lebih dari 15 menit.
Isilah waktu tanpa gadget atau ponsel dengan aktifitas positif seperti berolahraga, memasak, melakukan quality time dengan orang terdekat, atau membaca buku.
– Fokus pada dunia nyata daripada dunia maya.
Dunia maya bukanlah kehidupan sebenarnya. Buatlah pertemuan untuk berkumpul bersama kerabat atau keluarga, sehingga bisa lebih banyak berinteraksi secara nyata.
Daripada scrolling media sosial selama berjam-jam, lebih baik quality time bersama orang lain lebih efektif untuk menjauhkan diri dari rasa kesepian.
– Bersyukur dan menghargai diri sendiri.
Apabila fokusnya hanya pada kekurangan diri sendiri, maka hal itu akan sangat mudah bagi seseorang untuk menjadi iri kepada orang lain.
Hargailah dan syukurilah dengan segala kekurangan maupun kelebihan yang dimiliki.
Lakukanlah hal-hal yang positif dan berhentilah untuk memaksakan diri mencari pengakuan dari orang lain.