(Business Lounge Journal – Medicine)
Indikator Kualitas Kesehatan Masyarakat
Selama tahun 2024, kualitas kesehatan masyarakat Indonesia dapat dilihat dari beberapa indikator berikut ini:
- Angka Kematian Bayi dan Ibu
Data angka kematian bayi dan ibu tahun 2024 belum dirilis secara resmi oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Namun, berdasarkan data tahun 2023, angka kematian ibu dan bayi masih merupakan tantangan besar bagi Indonesia. Angka kematian ibu, bayi lahir mati, dan kematian neonatal di Indonesia menempati peringkat kedelapan tertinggi di dunia.
Untuk angka kematian bayi kita lihat dari data statistik sebagai berikut:¹.
- Angka Kematian Bayi (AKB) tahun 2023: 16,85 per 1.000 kelahiran hidup ².
- Target AKB tahun 2024: dibawah 16 per 1.000 kelahiran hidup [4).
Penyebab kematian bayi terbanyak di tahun 2023 adalah:
- Kematian yang terjadi pada bayi baru lahir, umumnya disebabkan oleh komplikasi persalinan, kelainan bawaan, dan infeksi ¹.
- Kelainan Bawaan/kelainan genetik atau struktural yang terjadi saat kelahiran.
- Infeksi bakteri yang parah.
- Penyakit lainnya termasuk pneumonia, diare, dan penyakit menular lainnya.
Untuk data tahun 2024, beberapa daerah telah melaporkan penurunan angka kematian bayi dan ibu. Misalnya, di NTT, angka kematian bayi pada tahun 2023 mencapai 1.065 kasus dan menurun menjadi 521 kasus pada periode Juli 2024 ². Sementara itu, di Kabupaten Pekalongan, angka kematian ibu melahirkan menurun dari 34 kasus pada tahun 2023 menjadi 11 kasus pada September 2024 ³.
Menurut data dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), angka kematian ibu (AKI) di Indonesia mencapai 305 kematian dari 100 ribu kelahiran hidup ¹. Sementara itu, data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2023 menunjukkan bahwa AKI di Indonesia masih tergolong tinggi ³.
Faktor Penyebab Kematian Ibu antara lain adalah sebagai berikut:
- Keterlambatan: Keterlambatan dalam mengambil keputusan untuk mencari pertolongan medis, mencapai tempat pelayanan kesehatan, dan mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan ¹.
- Usia: Melahirkan di usia terlalu muda (< 21 tahun) atau terlalu tua (> 35 tahun), serta jarak kelahiran yang terlalu dekat (< 3 tahun) ¹.
- Komplikasi Persalinan: Pendarahan yang hebat saat melahirkan, infeksi pasca persalinan, tekanan darah tinggi (pre-eclampsia), dan komplikasi persalinan lainnya ¹.
- Kondisi Kesehatan: Kondisi kesehatan ibu sebelum dan selama kehamilan yang tidak terkontrol dengan baik ².
2. Tingkat Kesakitan dan Kematian Penyakit Menular
Tingkat kesakitan dan kematian di Indonesia pada tahun 2024 menunjukkan penurunan, hal ini menjadi indikator pengendalian penyakit. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS), tingkat kematian di Indonesia pada tahun 2024 sebesar 6,843 per 1.000 penduduk, sedangkan pada tahun 2023 sebesar 6,761 per 1.000 penduduk ¹. Penurunan ini juga terlihat pada angka kematian akibat penyakit seperti DBD. Pada periode 2023-2024, angka kematian akibat DBD sebesar 0,6%, lebih rendah dibandingkan periode 2020-2022 yang sebesar 0,7% ².
3. Prevalensi Penyakit Tidak Menular
Sayangnya data prevalensi penyakit di Indonesia tahun 2024 belum dirilis secara resmi oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dan Kementerian Kesehatan untuk melihat data kesehatan penduduk secara umum, kesehatan ibu, kesehatan anak dan balita, serta pengeluaran kesehatan masyarakat ¹.
4. Indikator Kualitas Pelayanan Kesehatan
Meliputi lima hal berikut ini, yaitu:
- Ketersediaan Pelayanan: Ketersediaan fasilitas dan tenaga kesehatan yang memadai ¹.
- Kualitas Pelayanan: Kualitas pelayanan yang diberikan, termasuk kompetensi tenaga kesehatan dan ketersediaan obat-obatan yang memadai ¹.
- Aksesibilitas: Aksesibilitas pelayanan kesehatan bagi masyarakat, termasuk jarak dan waktu tempuh ke fasilitas kesehatan ¹.
- Kepuasan Masyarakat: Kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang diberikan ².
- Efisiensi dan Efektifitas: Efisiensi dan efektifitas pelayanan kesehatan dalam mencapai tujuan kesehatan masyarakat ².
Mari kita lihat bagaimana penilaian Masyarakat terhadap Puskesmas dan RSUD.
A. Puskesmas
Data penilaian masyarakat terhadap puskesmas di Indonesia tahun 2024 belum tersedia. Namun, berdasarkan data tahun 2023, Kementerian Kesehatan melaporkan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia merasa puas dengan layanan kesehatan yang diberikan oleh puskesmas yang berjumlah 10.180 di seluruh Indonesia.
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan, Kementerian Kesehatan telah meluncurkan program Integrasi Layanan Primer (ILP) yang bertujuan untuk meningkatkan aksesibilitas, kualitas layanan kesehatan primer, dan efisiensi layanan kesehatan primer ¹. Program ini mencakup beberapa klaster pelayanan, seperti:
- Klaster Ibu dan Anak: Pelayanan kesehatan ibu dan anak, termasuk pelayanan antenatal, persalinan, dan pasca persalinan.
- Klaster Usia Dewasa dan Lansia: Pelayanan kesehatan untuk usia dewasa dan lansia, termasuk pelayanan kesehatan preventif dan kuratif.
- Klaster Penanggulangan Penyakit Menular: Pelayanan kesehatan untuk pencegahan dan penanganan penyakit menular.
B. Rumah Sakit Umum (RSU)
Penilaian masyarakat terhadap Rumah Sakit Umum sangat bervariasi. Berdasarkan Survei Kepuasan Masyarakat (SKM) Triwulan I tahun 2024, kita lihat RSUD sebagai perwakilan kepuasan masyarakat. Masyarakat menilai kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan oleh RSUD dan memberikan masukan untuk perbaikan ¹. Sebagai contoh RSUD Bendan melaporkan bahwa masyarakat menilai kualitas pelayanan mereka secara memuaskan, namun tetap terbuka untuk saran dan kritik ².
Untuk meningkatkan kualitas pelayanan, beberapa RSUD telah membuat standar pelayanan, seperti RSUD Dr. R. Soetijono Blora yang menerbitkan Buku Standar Pelayanan 2024 sebagai acuan pelaksanaan penerapan standar pelayanan dan penilaian kualitas pelayanan ³. Analisis kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien juga dilakukan oleh beberapa lembaga, seperti analisis yang dilakukan di RSUD Pringsewu yang menemukan bahwa kualitas pelayanan berdampak signifikan terhadap kepuasan pasien ⁴.
C. BPJS
Penilaian masyarakat terhadap BPJS Kesehatan di Indonesia tahun 2024 cenderung memuaskan, terutama setelah penerapan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 59 Tahun 2024 yang menghapus sistem kelas BPJS Kesehatan. Perubahan ini bertujuan untuk menciptakan pemerataan kualitas pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat Indonesia ¹.
Dengan penghapusan sistem kelas, peserta BPJS Kesehatan tidak perlu lagi memilih kelas rawat inap dan dapat menikmati layanan kesehatan dengan standar yang sama. Perubahan ini juga memperhatikan kemampuan finansial masing-masing individu, sehingga iuran BPJS Kesehatan disesuaikan berdasarkan kemampuan ekonomi peserta ¹.
Masih ada beberapa tantangan dalam implementasi sistem baru ini, seperti ketersediaan fasilitas yang memadai di rumah sakit dan tenaga medis yang berkualitas. Oleh karena itu, perlu kerja sama antara pemerintah, rumah sakit, tenaga medis, swasta dan masyarakat untuk memastikan keberhasilan sistem ini ¹.
5. Aksesibilitas Layanan Kesehatan yang menjadi indikator ketersediaan layanan.
Aksesibilitas layanan kesehatan yang lebih luas dengan tenaga medis yang belum mencukupi untuk negara sebesar Indonesia dapat ditingkatkan dengan memaksimalkan SIS. Aplikasi Satu Indonesia Sehat (SIS) adalah aplikasi kesehatan digital yang dikembangkan oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia. Aplikasi ini bertujuan untuk memfasilitasi masyarakat dalam mengakses layanan kesehatan yang terintegrasi, efektif, dan efisien.
Selain itu aplikasi ini akan membantu memudahkan pengelolaan rekam medis, menghemat waktu dan biaya, meningkatkan kesadaran masyarakat tentang kesehatan serta emperbaiki kualitas pelayanan kesehatan. Ada tujuh fitur dalam satu aplikasi SIS yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat:
- Rekam Medis Elektronik: Mengelola riwayat kesehatan dan rekam medis secara digital.
- Pencarian Fasilitas Kesehatan: Mencari rumah sakit, klinik, dan puskesmas terdekat.
- Konsultasi Dokter: Berinteraksi dengan dokter melalui chat, telepon, atau video call.
- Pemesanan Obat: Membeli obat secara online dan mengambilnya di apotek terdekat.
- Informasi Kesehatan: Akses informasi tentang penyakit, gejala, dan pengobatan.
- Layanan Vaksinasi: Mendaftar dan melacak jadwal vaksinasi.
- Pengawasan Kesehatan: Memantau kondisi kesehatan dan mengirimkan notifikasi
Peluang Pengembangan Kesehatan 2025
Mempelajari apa yang telah dibangun di Indonesia dan apa yang masih perlu dikembangkan, maka masih banyak peluang dalam bidang kesehatan ini. Peluang itu di antaranya adalah:
- Pengembangan Obat dan Vaksin Baru: Penemuan obat dan vaksin baru untuk penyakit.
- Peningkatan Penggunaan Teknologi Digital: Penggunaan teknologi digital dalam layanan kesehatan. Teknologi Digital yang dimaksud adalah:
- Telemedisin: Layanan konsultasi dokter jarak jauh melalui aplikasi atau platform online. Contohnya adalah Halodoc dan Klikdokter.
- Rekam Medis Elektronik (RME): Mengelola data pasien secara digital untuk memudahkan akses dan penggunaan.
- Aplikasi Kesehatan Masyarakat: Aplikasi seperti Satu Sehat dan Google Fit yang dapat digunakan untuk pemantauan aktivitas fisik dan kesehatan
- Sistem Informasi Kesehatan (SIK): Mengintegrasikan data kesehatan untuk perencanaan dan pengambilan keputusan.
Selain itu Kecerdasan Buatan (AI) juga dapat ditingkatkan pemanfaatannya untuk melakukan:
- Diagnosa Penyakit: AI membantu dokter mendiagnosis penyakit dengan lebih akurat dan cepat.
- Analisis Data Kesehatan: AI mengolah data besar untuk mengidentifikasi pola dan tren kesehatan.
- Chatbot Kesehatan: Layanan bantuan otomatis untuk menjawab pertanyaan kesehatan dasar.
- Pengembangan Obat: AI membantu dalam penemuan dan pengembangan obat baru.
Demikian juga Internet of Things (IoT), dapat digunakan dalam hal:
- Pemantauan Kondisi Pasien: Perangkat wearable untuk memantau kondisi kesehatan pasien secara real-time.
- Sistem Pengawasan Kesehatan: Sensor untuk memantau suhu, tekanan darah, dan parameter kesehatan lainnya.
- Manajemen Stok Obat: Sistem IoT untuk memantau dan mengelola stok obat secara otomatis.
- Penggunaan Robot dalam Pelayanan Kesehatan: Robot untuk membantu prosedur operasi dan perawatan pasien.
3. Kerjasama Internasional: Kerjasama dengan negara lain untuk meningkatkan kesehatan.
4. Peningkatan Kesadaran Masyarakat: Kampanye kesadaran masyarakat tentang kesehatan.
5. Pengembangan Sistem Kesehatan: Pengembangan sistem kesehatan yang efektif.
Outlook 2025
Outlook kesehatan Indonesia untuk 2025 terlihat sebagai tahun di mana pembangunan kesehatan akan fokus pada peningkatan kualitas layanan, transformasi sistem kesehatan, dan menanggapi tantangan dalam kesehatan mental dan penyakit tidak menular dengan kebijakan yang lebih tepat sasaran dan didukung oleh data yang komprehensif.
Pemerintah sendiri melalui penjelasan Kemenkes bulan November 2024, telah mengalokasikan anggaran kesehatan untuk tahun 2025 sekitar Rp217,3 triliun, yaitu sekitar 6 persen total APBN 2025. Anggaran ini akan peningkatan kualitas dan akses layanan kesehatan. Kementerian Kesehatan akan mengelola sekitar Rp129,8 triliun, dimana Rp105,6 triliun akan dikelola Kemenkes, sementara Rp 24,2 triliun dialokasikan untuk pemerintah daerah (pemda) dalam bentuk dana alokasi khusus fisik dan nonfisik.
Peningkatan Peran Sektor Swasta dalam Bidang Kesehatan
Sektor swasta di Indonesia kelihatannya akan semakin memiliki peran penting dalam meningkatkan kesehatan masyarakat. Peran ini dapat melalui berbagai cara, antara lain:
A. Peningkatan Akses dan Kualitas Layanan Kesehatan:
Membangun dan mengelola fasilitas kesehatan seperti rumah sakit, klinik, dan pusat kesehatan lainnya. Sektor swasta telah berperan dalam memperluas akses masyarakat terhadap layanan kesehatan yang berkualitas, seperti yang dapat dilihat dari pembangunan Rumah Sakit Siloam Manado dan Jababeka Medical City yang diresmikan oleh Menteri Kesehatan.
B. Menyediakan layanan kesehatan yang inovatif dan berbasis teknologi modern, termasuk telemedicine dan layanan kesehatan bergerak untuk daerah terpencil.
C. Pembiayaan Kesehatan:
Mengelola program asuransi kesehatan swasta yang membantu masyarakat mendapatkan akses ke layanan kesehatan tanpa beban finansial yang berat. Contohnya, asuransi sosial yang dilaksanakan oleh sektor swasta di India telah menunjukkan efektivitas dalam meningkatkan akses terhadap pelayanan kesehatan.
D. Penelitian dan Pengembangan:
Investasi dalam penelitian dan pengembangan untuk inovasi dalam bidang kesehatan, seperti pengembangan obat, vaksin, dan alat kesehatan. Ini termasuk dukungan melalui insentif fiskal seperti Tax Holiday dan Super Tax Deduction untuk industri farmasi dan alat kesehatan.
E. Pendidikan dan Pelatihan:
Mendukung pendidikan kesehatan dengan menyediakan fasilitas dan program pendidikan bagi tenaga kesehatan, termasuk dokter spesialis dan perawat.
F. Promosi Kesehatan dan Pencegahan Penyakit:
Melakukan kampanye promosi kesehatan yang mendidik masyarakat tentang gaya hidup sehat, pencegahan penyakit, dan kebersihan. Program vaksinasi Gotong Royong adalah salah satu contoh partisipasi sektor swasta dalam promosi kesehatan.
G. Kolaborasi dengan Pemerintah:
Berpartisipasi dalam kemitraan publik-swasta (PPP) untuk memperkuat sistem kesehatan, termasuk dalam bidang infrastruktur kesehatan, pendanaan, dan pengelolaan layanan kesehatan.
H. Peningkatan Ketahanan Kesehatan:
Membantu dalam memperkuat ketahanan kesehatan nasional melalui berbagai inisiatif seperti pelatihan, pengembangan kapasitas, dan dukungan dalam situasi darurat kesehatan seperti pandemi kemarin yang telah berlalu.
Secara keseluruhan, sektor swasta dapat mendukung peningkatan kesehatan di Indonesia dengan menjadi mitra strategis dalam berbagai aspek dari sistem kesehatan, dari peningkatan akses layanan hingga inovasi dan kolaborasi untuk tujuan kesehatan masyarakat yang lebih baik.
Sehingga dengan adanya komitmen dari pemerintah, anggaran yang lebih besar dan dukungan sektor swasta serta kolaborasi internasional, diharapkan 2025 menjadi tahun menuju Indonesia sehat yang lebih baik.
Sumber:
- Kementerian Kesehatan RI: Profil Kesehatan Indonesia 2023
- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO)
- Badan PBB untuk Kesehatan (UNICEF)
- Laporan Kesehatan Global
- Juknis ILP di Puskesmas terbaru tahun 2024