(Business Lounge Journal – News and Insight)
Siapakah yang tidak suka cokelat? Cokelat merupakan kesukaan banyak orang dan bahkan ada yang suka dark chocolate yang sangat pahit rasanya. Cokelat diyakini dapat meningkatkan mood seseorang. Tahukah kamu bahwa ternyata membuat cokelat bukan hanya dari biji kakao seperti yang selama ini kita kenal. Cokelat ternyata bisa dibuat juga dengan lemak shea dan juga dengan palm oil atau minyak kelapa sawit.
Apakah ada bedanya cokelat yang dibuat dengan lemak kakao, lemak shea dan palm oil? Berikut ini perbedaannya:
- Bahan Utama:
- Lemak kakao: Ini adalah bahan utama dalam pembuatan cokelat. Berasal dari biji kakao, lemak kakao memiliki rasa dan aroma khas cokelat.
- Lemak shea: Berasal dari biji pohon shea, lemak shea memiliki tekstur yang mirip dengan lemak kakao, tetapi dengan rasa dan aroma yang lebih lembut.
- Minyak kelapa sawit: Ini adalah minyak nabati yang sering digunakan sebagai pengganti lemak kakao dalam produksi cokelat yang lebih murah.
- Proses Pembuatan:
- Cokelat dengan lemak kakao: Biji kakao harus difermentasi, disangrai, dan diproses untuk mengekstrak lemak kakao. Proses ini lebih kompleks dan membutuhkan lebih banyak waktu.
- Cokelat dengan lemak shea: Lemak shea dapat langsung digunakan tanpa proses yang rumit seperti biji kakao. Proses pembuatannya lebih sederhana.
- Cokelat dengan minyak kelapa sawit: Minyak kelapa sawit dapat langsung dicampurkan dengan bahan lain tanpa perlu melalui proses ekstraksi khusus.
- Perbandingan Kesehatan:
- Lemak kakao: Kaya akan antioksidan dan lemak sehat (asam lemak jenuh), baik untuk kesehatan jantung.
- Lemak shea: Mengandung lebih banyak lemak jenuh, tetapi juga memiliki sifat antioksidan dan nutrisi lain yang baik.
- Minyak kelapa sawit: Sering dikritik karena kandungan lemak jenuhnya yang tinggi, yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung.
Secara umum, cokelat dengan lemak kakao dianggap lebih sehat daripada cokelat dengan lemak shea atau minyak kelapa sawit. Namun, lemak shea juga memiliki manfaat kesehatan tertentu. Perbedaan proses pembuatan juga mempengaruhi kualitas akhir produk cokelat. Pilihan yang terbaik tergantung pada preferensi dan kebutuhan kesehatan masing-masing.
Namun, dampak lingkungan dari penggunaan lemak kakao, lemak shea, dan minyak kelapa sawit dalam pembuatan cokelat juga berbeda satu dengan yang lain.
- Dampak Lingkungan Lemak Kakao:
- Produksi biji kakao membutuhkan lahan perkebunan yang cukup luas, namun perkebunan kakao umumnya dapat dikelola secara lestari.
- Proses pengolahan biji kakao menjadi lemak kakao membutuhkan energi dan air yang signifikan, tetapi dapat dikelola dengan baik.
- Lemak kakao sendiri tidak menyebabkan dampak lingkungan yang besar.
- Dampak Lingkungan Lemak Shea:
- Pengumpulan biji shea dilakukan secara tradisional dari hutan-hutan alami, tanpa membutuhkan pembukaan lahan baru.
- Proses ekstraksi lemak shea cenderung lebih sederhana dan menggunakan sumber daya alam yang lebih sedikit.
- Keberadaan pohon shea juga mendukung keanekaragaman hayati di habitat alaminya.
- Dampak Lingkungan Minyak Kelapa Sawit:
- Industri minyak kelapa sawit sering dikritik karena menyebabkan deforestasi dan hilangnya habitat satwa liar.
- Perkebunan kelapa sawit membutuhkan lahan yang luas, yang dapat mengganggu ekosistem alami.
- Proses pengolahan minyak kelapa sawit juga membutuhkan konsumsi energi yang cukup tinggi.
Secara umum, penggunaan lemak shea dalam pembuatan cokelat dianggap lebih ramah lingkungan dibandingkan dengan lemak kakao atau minyak kelapa sawit. Lemak shea berasal dari sumber yang lebih lestari dan tidak menyebabkan dampak besar terhadap lingkungan. Namun, semua bahan memiliki jejak lingkungan tertentu, sehingga pemilihan yang paling ramah lingkungan harus mempertimbangkan seluruh aspek produksi dan pengolahan.
Nah, kamu pilih mana? Cokelat dari lemak kakao, lemak shea atau minyak kelapa sawit?