(Business Lounge Journal – News and Insight)
Sebagaimana telah kita ketahui bahwa Singapura merupakan salah satu negara maju dikawasan Asia tenggara dan dunia. Negara yang mendapat julukan “macan asia” ini terbilang unggul berkat kebijakan di bidang ekonomi yang terkenal dengan keramahannya pada sektor bisnis, berfokus pada industri manufaktur dan jasa, serta investasi di bidang pendidikan dan infrastruktur.
Dari awal pembentukan negara Singapura, pemerintahnya mengambil kebijakan untuk memperlengakapi masyarakatnya menjadi Sumber Daya Manusia yang unggul – mengingat ketersediaan Sumber Daya Alam yang sangat terbatas. Mereka percaya, dengan kekuatan Sumber Daya Manusia yang unggul, cita-cita negara dapat tercapai dengan baik. Salah satu upaya untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia dengan meningkatkan sektor pendidikan. Sistem pendidikan di Singapura terbukti sangat efektif mencetak tenaga kerja yang unggul dengan kualitas guru menjadi kunci utama dalam mencapai sistem pendidikan berstandard internasional.
Singapura memang terbukti berani membuka lowongan pekerjaan bagi pengajar dari luar negeri untuk menciptakan pendidikan berkualitas sehingga para siswa Singapura mendapatkan pengajar terbaik.
Selain itu sistem pendidikan di Singapura berfokus pada pembelajaran interaktif yang melibatkan siswa secara aktif. Sedangkan guru memiliki peran sebagai fasilitator proses belajar mengajar, hingga akhirnya menciptakan pelajar yang memiliki pikiran kritis serta dapat menyelesaikan masalah dalam tim. Sistem pendidikan Singapura juga membantu agar para pelajar meraih potensi terbesar dalam diri mereka dalam menemukan bakatnya masing masing, menyadari potensi terbesarnya, serta mengembangkan minat mereka untuk belajar seumur hidupnya.
Hingga saat ini, Singapura diakui sebagai pemimpin pendidikan terbaik di dunia. Kualitas dan kekonsistenannya dalam sistem pendidikan telah menghasilkan para siswa unggul dalam bidang literasi, matematika, dan ilmu pengetahuan alam. Ini merupakan daya tarik mahasiswa asing untuk menuntut ilmu di negara Singa ini.
Sama seperti pendidikan di Indonesia, terdapat program wajib belajar yang diterapkan di Singapura. Pendidikan di tingkat dasar diberikan secara gratis bagi semua warga Singapura. Program wajib belajar ini berlangsung selama lima tahun dan didesain untuk siswa-siswi berumur 12 hingga 17 tahun.
Sedangkan jam belajar di Singapura, biasanya dimulai pada pukul 08.30 hingga 16.30. Secara umum mereka belajar selama 6 hingga 8 jam per hari. Ditambah lagi dengan membuat Pekerjaan Rumah (PR) di rumah maupun mengikuti pelajaran tambahan lainnya di luar kegiatan sekolah.
Secara sederhana, sistem pendidikan di Singapura dapat dikelompokkan berdasarkan level berikut:
Level Pra-sekolah
Para orang tua di Singapura mendaftarkan anak-anak mereka yang sudah berusia 3-6 tahun. Level Pra-sekolah di Singapura juga bisa berupa fasilitas tempat penitipan Anak sementara para orang tuanya bekerja.
Pada umumnya pra-sekolah dikelola oleh yayasan, badan keagamaan, lembaga sosial dan organisasi bisnis. Waktu belajar bagi Anak-anak pra-sekolah dikerjakan selama dua setengah hingga empat jam selama 5 hari dalam seminggu. Pada kelompok Pra-sekolah, anak-anak diajarkan bahasa yaitu bahasa Inggris sebagai bahasa utama dan bahasa Mandarin sebagai bahasa kedua.
Level Sekolah Dasar (SD)
Sekolah Dasar di Singapura berlangsung selama 6 tahun. Mirip Indonesia. Pada jenjang ini, para siswa akan mempelajari bahasa yang dituturkan di Singapura (Inggris, Mandarin, Melayu). Selain itu mempelajari pelajaran lain dengan standar internasional seperti musik, kesenian, olahraga, dan juga ilmu pengetahuan sosial, dan terutama matematika. Orang Singapura dikenal memiliki keahlian matematika yang unggul.
Level Tingkat Sekolah Menengah
Di Jenjang ini para siswa mengalami masa pendidikan yang unik. Karena mulai dari tingkat menengah, mereka mulai dipisah dalam dua golongan berdasarkan bakat dan keunggulannya.
Golongan pertama adalah kelompok GCE N (Normal) atau rata-rata.
Sedangkan golongan ke dua adalah kelompok GCE O (Ordinary) atau luar biasa.
GCE O diperuntukan bagi para siswa yang memiliki prestasi lebih unggul. Pada jenjang ini, kegiatan belajar dilakukan selama 4 tahun.
Sementara para siswa di tingkat GCE N (normal) berkesempatan mendapatkan sertifikat GCE O jika berhasil lulus ujian yang diadakan pada tahun ke lima.
Pemerintah Singapura berbangga hati, kurikulum pendidikan pada jenjang menengah ini telah di akui secara internasional. Mereka juga selalu menyesuaikan kurikulum yang diajarkan sesuai dengan perkembangan jaman yang dinamis.
Level Perguruan Tinggi
Untuk memasuki level ini, syaratnya adalah para siswa harus lulus dalam ujian akhir level GCE O.
Dalam tahap perguruan tinggi, siswa dapat memilih berbagai macam pilihan sesuai dengan minatnya. Mereka dapat meneruskan pendidikannya ke perguruan tinggi junior (Junior College) ataupun politeknik.
Perguruan Tinggi Junior College.
Syarat untuk berhak mengenyam pendidikan di level ini, siswa harus berhasil lulus dari GCE O.
Junior College merupakan pendidikan pra-universitas yang harus ditempuh dalam waktu dua hingga tiga tahun. Masa pendidikan level ini bertujuan mempersiapkan para siswa untuk masuk ke universitas.
Politeknik.
Sistemn pendidikan di Politeknik bertujuan memperlengkapi para siswa untuk menguasai teknologi dan inovasi. Mereka dapat memilih jurusan, seperti Teknik, Ilmu Pengetahuan Bisnis, Komunikasi, Desain, dan Info-Komunikasi.
Di sana, kegiatan kuliah juga diselenggarakan oleh institusi negeri maupun swasta.
Para siswa yang berhasil memiliki sertifikat A-Level atau setara dengan SMA kelas 12 berhak berkuliah di program sarjana. Biasanya mereka akan menyelesaikan pendidikan dalam waktu dua hingga lima tahun, tergantung pilihan jurusan mereka. Biaya pendidikan pun bergantung kepada pilihan jurusan siswa.
Uniknya dari negara Singa ini, para siswa asli singapura tidak diperkenankan bersekolah di sekolah swasta maupun sekolah internasional. Sekolah tersebut hanya berlaku bagi para anak-anak ekspatriat yang sedang bertugas di Singapura.
Sangat unik menelisik sistem pendidikan di Singapura. Namun kita dapat belajar dari sistem pendidikan negara tetangga dekat kita untuk meningkatkan sistem pendidikan di negara sendiri.