(Business Lounge Journal – Event)
Tech in Asia Conference kembali diadakan tahun ini untuk ke-12 kalinya. Diselenggarakan di Ritz Carlton Pacific Place, Jakarta, pada 18—19 Oktober 2023 dengan diikuti oleh lebih dari 4.000 peserta yang berasal dari beberapa negara di Asia Tenggara.
Kali ini acara tahunan yang diadakan oleh Tech in Asia sebagai salah satu platform media daring di Asia Tenggara ini mengambil tema “Asia Tenggara: Titik Terang di Dunia Teknologi”. Hal ini memberikan pengertian yang membawa harapan, keyakinan, serta motivasi bagi berbagai komunitas di industri teknologi. Tech in Asia berupaya memberikan penekanan bahwa saat ini di tengah kondisi yang menantang, masih terdapat banyak peluang untuk kemajuan dan keberhasilan.
Berbagai diskusi digelar tentang bagaimana para pihak dapat memiliki cara membuka dan memanfaatkan berbagai potensi di Asia Tenggara. Tech in Asia berupaya untuk memfasilitasi para peserta untuk dapat terhubung dengan para inovator dan pengusaha.
Dalam pembukaannya, Maria Li selaku Chief Operating Officer Tech in Asia menyampaikan bahwa ekosistem startup di Indonesia hingga saat ini telah menghasilkan 12 unicorn dan satu decacorn—startup yang masing-masing bernilai US$1 miliar dan US$10 miliar. Hingga tahun lalu, Indonesia tercatat memiliki 2.431 startup. Dengan semikian Indonesia menempati posisi kedua dengan startup terbanyak di Asia setelah India. Meskipun terjadi peningkatan, ekosistem startup di Indonesia masih terus dapat berkembang.
Asia Tenggara dan khususnya Indonesia kini berada pada ambang fase pertumbuhan berikutnya. Maria pun menyampaikan keyakinannya bahwa dalam satu dekade ke depan akan ada banyak wirausahawan berbakat, ide-ide inovatif, dan peningkatan adopsi teknologi digital pada kehidupan sehari-hari.
Jika merujuk pada SEA Marks the Spot: The 2023 Tech in Asia Conference Report, maka nilai pendanaan startup di Asia Tenggara dipantau terus meningkat selama bertahun-tahun, dan mencapai puncaknya pada tahun 2021 sebesar US$30,7 miliar. Memang, nilainya turun pada 2022 lalu, seiring dinamika ekonomi makro yang terjadi, namun, Asia Tenggara selaku rumah bagi lebih dari 50 unicorn tetap memiliki dasar yang kuat. Industri teknologi di Asia Tenggara tetap berada di jalur yang tepat untuk melahirkan berbagai inovasi dan pengembangan di masa depan.
Tampil juga Nick Nash selaku Managing Partner dan co-founder Asia Partners. Nick menyampaikan wawasan mendalam tentang kebangkitan Asia Tenggara sebagai “titik terang” dalam industri teknologi. Hal yang sama juga dibeberkan oleh Shailendra Singh selaku Managing Director Peak XV. Shailendra memberikan wawasan berharga tentang pengembangan “pola pikir 1%” dan cara menciptakan perusahaan yang bisa bertahan lama.
Sebagai salah satu pendukung, East Ventures yang merupakan perusahaan modal ventura dari Indonesia, memberikan kesempatan bagi startup untuk memenangkan hadiah pada sesi Startup Arena Pitch Battle. Adapun hadiah yang ditawarkan senilai lebih dari US$250.000 dalam bentuk uang tunai dan fasilitas lainnya.
Sejumlah lebih dari 100 startup juga mengikuti pameran di Tech in Asia Conference 2023. Paling banyak dari mereka berasal dari industri software-as-a-service (SaaS) sebesar 19,40 persen, lalu penyedia layanan profesional, fintech, dan pendidikan yang masing-masing sejumlah 8,96 persen.