RegkironaTM, Obat COVID-19 untuk Pasien Komorbid Diklaim Mampu Melawan Varian-varian COVID-19

(Business Lounge Journal – Medicine)

Dexa Group kini telah mengantongi lisensi eksklusif RegkironaTM  di Indonesia dan telah mengadakan press conference pada 31 Juli 2021 di Jakarta.  Terapi antibodi monoklonal ini dikembangkan oleh Celltrion Healthcare, perusahaan farmasi terkemuka Korea Selatan. Regdanvimab diidentifikasi sebagai pengobatan potensial untuk COVID-19 melalui penyaringan kandidat antibodi dan memilih kandidat yang menunjukkan potensi tertinggi dalam menetralkan virus SARS-CoV-2.  Selain Indonesia,  European Medicines Agency (EMA) juga telah memberikan review positif untuk penggunaan regdanvimab sebagai pengobatan untuk pasien COVID-19 yang berisiko tinggi mengalami gejala parah.

Apa itu Antibodi Monoklonal?

Antibodi monoklonal adalah versi sintetis dari antibodi tubuh yang diproduksi di laboratorium dan dirancang untuk memulihkan, meniru, menghambat, atau meningkatkan fungsi sistem kekebalan tubuh. Baru-baru ini antibodi monoklonal diteliti dan digunakan untuk melawan  COVID-19. Namun sebenarnya antibodi monoklonal juga  sudah digunakan untuk melawan penyakit seperti kanker, rheumatoid arthritis, dan multiple sclerosis.

Siapa yang cocok menggunakan RegkironaTM?

Regdanvimab yang memiliki nama lain CT P-59 dan nama dagang RegkironaTM ini direkomendasikan untuk mengobati COVID-19 pada pasien dewasa dengan gejala ringan hingga sedang, yang tidak memerlukan terapi oksigen tambahan dan berisiko tinggi berkembang menjadi COVID-19 yang parah. Artinya adalah pasien dengan komorbid (penyakit penyerta) yang dapat menimbulkan keparahan.

Regdanvimab mengklaim bahwa pengobatan antibodi monoklonal ini mampu mengurangi risiko rawat inap dan kematian terkait COVID-19 sebesar 70%-72% dengan keparahan biasanya terjadi di hari ke-28.

Dr. Raymond Tjandrawinata, Direktur Pengembangan Bisnis dan Ilmiah PT Dexa Medica di Jakarta pada Sabtu, 31 Juli 2021 mengatakan bahwa Regdanvimab adalah yang pengobatan antibodi monoklonal yang pertama di Indonesia yang diindikasikan untuk pengobatan SARS-COV-2.

Berapa dosis yang dianjurkan?

Dosis Regdanvimab yang dianjurkan adalah infus intravena tunggal 40 mg/kg. Pengobatan harus dimulai sesegera mungkin setelah diagnosis, dan tidak lebih dari 7 hari setelah timbulnya gejala.

Apakah efektif melawan varian baru?

Dari studi “The in vitro and in vivo potency of CT-P59 against Delta and its associated variants of SARS-CoV-2” dalam situs Biorxiv.org, para peneliti Korea menyatakan bahwa Regdanvimab atau CT-P59 ini memberikan efek antivirus pada:

  • varian Delta
  • Varian Epsilon
  • Varian Kappa

CT-P59 dalam studi ini menunjukkan potensi penetralisir terhadap varian termasuk varian pseudovirus Delta, Epsilon, Kappa, L452R, T478K dan P681H.

Sedangkan dalam press release Dexagroup, dr. Raymond menjelaskan bahwa dari studi pra-klinis in vivo menunjukkan efektivitas Regdanvimab varian Delta, Beta,  Gamma serta juga menunjukkan kemampuan penetralan yang kuat terhadap varian Lambda dalam studi uji pseudovirus berbasis sel yang dilakukan oleh National Institutes of Health (NIH), Amerika Serikat.

Kesimpulannya Regdanvimab menunjukkan kemampuannya melawan berbagai jenis varian SARS-COV-2.

Apa hasil yang diharapkan dari pengobatan ini?

Waktu pemulihan klinis yang jauh lebih singkat dibandingkan dengan mereka yang hanya menerima pengobatan standar COVID-19.  Setidaknya 4,7 hari lebih cepat untuk pasien yang berisiko tinggi berkembang menjadi COVID-19 parah -19 dan 4,9 hari lebih cepat untuk semua pasien. Data pra-klinis untuk regdanvimab (RegkironaTM) menunjukkan aktivitas penetralan yang kuat terhadap virus SARS-CoV-2 varian Delta.

Kita harapkan obat baru ini menjadi terapi yang memberikan harapan dan semoga dengan harga yang terjangkau, menolong banyak orang sembuh dari COVID-19.

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x