(Business Lounge Journal – News and Insight)
Sebuah survei dilakukan oleh Herbalife Nutrition untuk memahami tingkat pengetahuan nutrisi yang dikuasai konsumen Asia Pasifik dan mengungkap beberapa mitos tentang nutrisi yang banyak dipercayai konsumen. Survei yang bertajuk “Survei tentang Mitos Nutrisi di Asia Pasifik 2020” melibatkan 5.500 responden di sejumlah negara, termasuk Australia, Hong Kong, Indonesia, Jepang, Korea, Malaysia, Filipina, Singapura, Taiwan, Thailand, serta Vietnam pada bulan Maret 2020.
Saat konsumen ditanyai tentang beberapa sumber untuk mencari informasi tentang nutrisi: 68% berkata bahwa mereka memanfaatkan media sosial; 64% mengandalkan teman dan keluarga, serta 59% memanfaatkan media penerbitan dan situs web setidaknya satu kali dalam sebulan. Meski media sosial tampil sebagai kanal yang paling sering digunakan, namun tingkat kepercayaan konsumen paling rendah terhadap keandalan media tersebut dalam menyajikan informasi yang akurat.
Hanya tiga dari 10 konsumen (30%) yang sangat memercayai akurasi informasi yang diperoleh dari media sosial; Namun, lebih dari tujuh di antara 10 konsumen (72%) sangat meyakini akurasi informasi yang diperoleh dari tenaga kesehatan, serta lebih dari setengah konsumen (54%) memiliki tingkat kepercayaan yang besar terhadap akurasi informasi dari perusahaan nutrisi.
Dalam hal manfaat dari sumber informasi nutrisi, kurang dari setengah konsumen (48%) berkata bahwa informasi dari media sosial sangat atau benar-benar berguna. Sebaliknya, konsumen menilai informasi nutrisi dari tenaga kesehatan (74%), perusahaan nutrisi (60%), serta media penerbitan dan situs web (53%) lebih bermanfaat.
Lebih dari tujuh di antara 10 konsumen Asia Pasifik (72%) merasa sangat atau betul-betul memerlukan pengetahuan tentang nutrisi. Meski demikian, hanya tiga dari 10 konsumen (27%) yang merasa memahami nutrisi dengan baik.
Sejumlah hambatan utama adalah: Banyaknya misinformasi dan mitos tentang nutrisi di internet (40%); terbatasnya informasi nutrisi dari situs web pemerintah dan instansi kesehatan (16%); terbatasnya informasi nutrisi dari tenaga kesehatan (16%).
Sebagai sumber informasi tentang nutrisi yang paling tepercaya, tenaga kesehatan dan perusahaan nutrisi perlu berbuat lebih banyak untuk membantu konsumen dengan menyajikan informasi serta perangkat yang diperlukan demi mewujudkan seluruh manfaat dari nutrisi yang baik. Dari survei tersebut, mayoritas konsumen Asia Pasifik (65%) sangat tertarik dengan nasihat mengenai nutrisi dari tenaga kesehatan demi meningkatkan kebugarannya. Sementara, lebih dari empat di antara lima konsumen (83%) ingin menerima nasihat tentang nutrisi secara lebih proaktif dari tenaga kesehatan dan perusahaan nutrisi.
Dengan demikian, upaya kolektif dari pemerintah, lembaga kesehatan, dan industri nutrisi akan lebih efektif ketika mengedukasi konsumen tentang dasar-dasar dan manfaat dari nutrisi yang baik sehingga konsumen mampu menjalani hidup sehat.
FA/VMN/BLJ