Learning and Development Urgency

(Business Lounge – Empower People) Hasil riset Deloitte menyuguhkan fakta bahwa banyak perusahaan-perusahaan di seluruh dunia menilai  learning and development menjadi area yang terpenting (very important) kedua setelah leadership dalam human capital management. Banyak perusahaan-perusahaan ini menyatakan tidak siap menghadapinya dan memerlukan bantuan untuk bisa memberikan learning and development yang sesuai dengan perkembangan zaman. Teknologi learning and development yang digunakan saat ini dianggap sudah ketinggalan dan sulit mengejar ketinggalan gap antara ketrampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan.

Learning& Dev

Pada tiga tahun terakhir, di area learning and development banyak mengalami kemajuan dengan cara-cara baru untuk belajar, termasuk ada teknologi belajar yang bernama MOOCs singkatan dari massive open online course, lebih dari 900 MOOCs ditawarkan oleh universitas di Amerika Serikat, organisasi non profit seperti Udacity memiliki MOOCs yang diikuti hingga 300.000 murid.

Selain itu masih ada cara-cara lain yang masih belum popular di Indonesia namun semakin banyak digunakan di perusahaan-perusahaan dunia, seperti digital learning tools, video offerings, dan new cloud-based training systems. Cara-cara ini mudah digunakan, bisa akses data internal dan eksternal, menggunakan content yang bisa dan menggunakan analisa seperti yang dilakukan Netflix dan Amazon.

Melihat perkembangan ini, perusahaan-perusahaan merasa tidak siap untuk mengejar ketinggalan yang terjadi, karena itu beberapa langkah yang harus diterapkan dengan segera adalah: Reimagine the learning experience. Hal ini berarti perusahaan perlu mendesain kembali semua kerangka pelatihan untuk karyawan, yang mendorong mereka, membuat mereka tertarik belajar dengan menciptakan cara belajar yang tidak membosankan.

Assess your current learning offerings, hal kedua adalah mulai memetakan bagaimana kondisi saat ini, ke mana saja biaya-biaya pelatihan itu mengalir. Lakukan penelitian apakah banyak terjadi duplikasi atau tumpang tindih dalam program-program pelatihan. Centralize spending and strategy, perlunya perusahaan juga melakukan sentralisasi pengeluaran pelatihan dan strategi pelatihan tidak diserahkan kepada divisi yang menggunkan pelatihan namun dikelola secara terpusat dengan hati-hati agar tidak lagi terjadi pengeluaran yang tidak efektif.

Assign a learning technology and design thinking team, setelah desain dan kerangka kerja disusun, maka diperlukan ada tim yang tangkas, cekatan (agile) untuk bisa mengerjakannya, rencana yang baik tidak dapat dilaksanakan tanpa ada tim yang mengerjakannya. Reimagine measurement, ukuran yang ditetapkan saat ini masih perlu diperbaiki sebab terjadi perubahan kerangka. Diperlukan ukuran yang bisa mencakup seluruh kegiatan pelatihan. Elevate the job of chief learning officer (CLO), seorang CLO diperlukan untuk menjawab tantangan perusahaan, dengan kepemimpinan CLO, maka pelatihan akan dibawa kepada masa depan yang baik, dan seluruh rencana, desain dan kerangka pelatihan memerlukan seorang pemimpin untuk dapat dilakukan eksekusi yang baik.

Fadjar Ari DewantoFadjar Ari Dewanto/VMN/BD/Regional Head-Vibiz Research Center

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x