(Business Lounge – Business Today) Penjualan Coca Cola secara global menurun hingga 1 persen pada kuartal pertama tahun ini. Ini adalah penurunan penjualan pertama produk minuman ringan berkarbonasi itu sejak tahun 1999 yang tentunya menunjukkan besarnya kesulitan yang dihadapi perusahaan dalam mencari pertumbuhan baru.
Coca Cola sendiri sejauh ini mengandalkan 70 persen pendapatan dari penjualan global dari merek minuman soda yang juga mencakup Sprite dan Fanta. Tapi penjualan minuman mereka terus jatuh di beberapa pasar terbesar, karena lebih banyak konsumen yang khawatir tentang isu-isu kesehatan dan terus munculnya produk minuman lain.
Laba bersih Coca Cola turun 7,4 persen menjadi USD 1,62 miliar pada kuartal pertama dari USD 1,75 miliar di tahun sebelumnya akibat melemahnya mata uang asing dan pemangkas laba operasional sebesar 10 persen.
Pendapatan CocaCola turun 4,2 persen menjadi USD 10,58 miliar dari USD 11,04 miliar setelah perusahaan melakukan divestasi diri dari operasi pembotolan di Filipina dan Brazil.
Bila tidak mengalami fluktuasi mata uang dan divestasi pembotolan, pendapatan CocaCola naik 2 persen dan laba usaha tumbuh 7 persen. Laba per saham CocaCola juga akan menjadi sebesar 44 sen.
Penurunan volume soda membuat sulit bagi perusahaan untuk memenuhi target jangka panjang dari pertumbuhan volume minuman 3 % sampai 4 % dan 5 % sampai 6 % pertumbuhan pendapatan per tahun – target perusahaan gagal mencapai tahun 2013 untuk pertama kalinya dalam beberapa tahun .
Volume penjualan Coca Cola telah jatuh di AS dan di Inggris juga volume penjualan minuman soda turun dengan persentase dua digit.
Namun, pertumbuhan volume penjualan yang kuat dari minuman nonkarbonasi dan rebound di pasar berkembang utama sudah membantu perusahaan untuk mengirim kenaikan penjualan sebesar 2 persen secara global.
Volume penjualan dari minuman noncarbonasi naik 8 persen. Coca Cola sendiri memiliki 11 merek minuman nonkarbonasi yang masing-masing menghasilkan pendapatan setidaknya USD 1 miliar dalam penjualan ritel tahunan, termasuk jus Minute Maid dan minuman olahraga Powerade.
Volume penjualan minuman ini naik 12 persen di China, naik dari 5 persen pada kuartal keempat tahun lalu. Volume penjualan di India dan Rusia tumbuh masing-masing 6 persen dan naik 4 persen di Brasil.
Penjualan merek minuman Coke juga stabil di Amerika Utara, sementara volume penjualan juga naik 4 persen di Eropa.
Coca Cola tetap yakin dapat mencatat pertumbuhan bisnis tahun ini dan penjualan minuman soda akan berubah positif lagi. Coca Cola mencatat volume penjualan di kuartal pertama tertekan oleh musim dingin ekstrim di AS.
Joel/Journalist/VM/VBN-bbc
Editor : Jul Allens
image : commons.wikimedia.org