(The Manager’s Lounge, Risk Management) – Implementasi strategi yang baik sangatlah kritikal dalam kesuksesan suatu bisnis. Namun timbulnya risiko strategis dapat mempengaruhi kelangsungan bisnis. Apa itu risiko strategis? Faktor-faktor apa saja yang menyebabkannya? Kemudian langkah-langkah apa yang perlu dilakukan dalam mengelola risiko tersebut?
Risiko strategis adalah risiko terjadinya serangkaian kondisi yang tidak terduga yang dapat mengurangi kemampuan manajer untuk mengimplementasikan strateginya secara signifikan.
Risiko strategis memiliki beberapa penyebab, antara lain:
1. Risiko operasi
risiko operasi timbul dari konsekuensi masalah yang terjadi dalam operasi, manufaktur dan proses.
Beberapa indikator dari risiko operasi antara lain:
• mesin yang tidak berjalan
• tingkat kesalahan yang sering terjadi
• ada varians yang tidak dapat dijelaskan
• tingkat defect yang tinggi
• banyak komplain dari pelanggan
Cintoh risiko operasi antara lain adalah yang dialami oleh Mattel baru-baru ini. Mattel menarik ratusan ribu mainannya di seluruh dunia karena mengandung timbal yang dapat membahayakan kesehatan. Magnet yang mudah lepas juga disinyalir dapat membahayakan hidup anak jika sampai tertelan. Bahkan ada beberapa komplain dari pelanggan mengenai anaknya yang harus dioperasi karena menelan magnet. Penarikan besar-besaran ini tentunya mengakibatkan kerugian yang sangat besar bagi Mattel.
2. Risiko asset impairment
risiko asset impairment adalah risiko yang terjadi ketika suatu aset kehilangan porsi yang signifikan dari nilainya sekarang karena ada kemungkinan penurunan dalam arus kas yang dihasilkan. Risiko ini menjadi strategis ketika terdapat penurunan dari nilai finansial, hak kekayaan intelektual dan kondisi fisik aset yang sangatlah penting bagi pengimplementasian strategi.
• penurunan nilai finansial suatu aset
contohnya ketika krisis subprime mortgage lalu, harga-harga rumah di Amerika turun drastis. Sehingga kerugian besar dialami oleh para manajer investasi yang bermain di sektor subprime. Efek dominonya juga merugikan semua orang di seluruh dunia yang bermaih di indeks dan saham lokal.
• hak kekayaan intelektual
kekayaan intelektual sangatlah signifikan dalam pengimplementasian strategi. kehilangan ataupun bocornya kepada pihak lain dapat membahayakan perusahaan. Contoh nyata yang sedang marak terjadi adalah kasus McLaren yang mencuri rahasia dari pihak pesaingnya Ferrari. Sebelum terkuaknya kasus ini, McLaren merajai Formula 1 dibandingkan dengan Ferrari. Akibat kasus ini, McLaren diganjar hukuman penghapusan poin dari klasemen.
• penurunan kondisi aset fisik
penurunan kondisi aset fisik umumnya terjadi karena ada kebakaran, banjir, aksi teroris, gempa bumi, tsunami, dan bencana lainnya.
3. Risiko kompetitif
risiko kompetitif adalah risiko yang berasal dari perubahan lingkungan kompetitif yang dapat mengurangi kemampuan bisnis untuk dapat menciptakan value dan mendiferensiasikan barang dan jasanya.
Indikator-indikator dari risiko kompetitif antara lain:
• adanya pengenalan produk baru dari pesaing
Adanya produk baru dari pesaing dapat mengancam pangsa pasar perusahaan, apalagi jika produk mereka lebih superior. Jika perusahaan tidak dapat menyesuaikan dengan perubahan tersebut, maka pengsa pasar bisa terus tergerus. Misalnya ketika pertama kali Wingsfood mengeluarkan Mie Sedap yang lebih murah dibandingkan dengan Indomie. Mereka dengan cepat berhasil menggerus pangsa pasar Indofood.
• adanya perubahan regulasi
Perubahan regulasi dari pemerintah jika tidak diikuti dengan penyesuaian bisa menstop jalannya bisnis. Misalnya regulasi terbaru BI mengenai single presence policy yang berarti pemerintah kedepannya hanya boleh memiliki satu BUMN saja. Tentunya hal ini menimbulkan risiko bahwa kedepannya akan ada bank-bank yang tidak eksis lagi.
• perubahan dalam perilaku pembelian konsumen
Bisnis harus selalu peka terhadap perubahan, terutama dalam perilaku pembelian konsumen. Dalam musim-musim tertentu, tentu ada peak season, misalnya Lebaran. Jika perusahaan tidak pandai-pandai membaca permintaan yang meningkat dan menyesuaikan kapasitas produksinya, maka pangsa pasarnya bisa dimabil oleh pesaing.
4. Risiko franchise
tidak seperti ketiga sumber risiko sebelumnya, risiko franchise atau sering pula disebut sebagai risiko reputasi, bukanlah sumber risiko. Risiko ini merupakan konsekuensi dari risiko yang berlebih dari salah satu dari ketiga dimensi risiko sebelumnya.
• adanya pemberitaan buruk dari media
Media saat ini pengaruhnya sangat besar dalam hidup masyarakat. Sudah hukum alamnya bahwa berita buruk memiliki efek multiplier, yaitu sampainya lebih cepat daripada berita baik. Maka ketika suatu bisnis diberitakan buruk, dampaknya bisa cepat dan menjadi luar biasa.
• terkena tuntutan hukum dari pihak lain
ketika suatu bisnis terkena tuntutan hukum dari pihak lain, tentu reputasinya akan memburuk. Hal tersebut berarti menandakan bahwa ada masalah yang sedang dihadapi oleh bisnis tersebut.
• adanya masalah pada sistem
Jika ada masalah pada sistem, atau sistem tidak berjalan semestinya, maka tentu itu menjadi risiko operasi. Namun ketika masalahnya sudah membesar dan belum selesai jua, maka dapat menjadi risiko strategis. Misalnya kasus Indonesia yang mengalami banyak sekali kecelakaan penerbangan sehingga mendapatkan larangan terbang dari Uni Eropa. Dalam kasus ini, Indonesia tidak berhasil meyakinan Uni Eropa bahwa sistem penerbangan di Indonesia berjalan sebagaimana mestinya.
(Next : Manajemen Risiko Strategis – 2)
pic.:wallstreetlaw.typedpad.com
(Rinella Putri/TA/TML)