(Business Lounge-Global News) Langkah terbaru Warner Bros. Discovery untuk memisahkan unit bisnis kabel dari divisi streaming dan studio filmnya mencerminkan tekanan berat yang dihadapi raksasa hiburan ini di tengah tumpukan utang besar dan kinerja saham yang terus merosot. Strategi ini diumumkan sebagai bagian dari restrukturisasi internal yang bertujuan meningkatkan efisiensi, memperjelas fokus operasional, dan merespons ekspektasi pasar modal yang mulai kehilangan kesabaran terhadap model bisnis media konvensional yang tidak cepat beradaptasi terhadap era digital.
Dalam laporan yang dikutip oleh The Wall Street Journal, perusahaan akan membentuk tiga divisi utama: satu untuk jaringan kabel seperti Discovery Channel dan TNT, satu untuk unit streaming seperti Max dan Discovery+, dan satu lagi untuk konten kreatif dari studio Warner Bros. serta produksi film dan serial andalannya. CEO David Zaslav menekankan bahwa perubahan ini bukan hanya soal efisiensi organisasi, tetapi tentang menyelaraskan struktur perusahaan dengan dinamika bisnis hiburan yang kini sangat dipengaruhi oleh algoritma, data langganan, dan fleksibilitas konten lintas platform.
Restrukturisasi ini datang di tengah beban utang Warner Bros. Discovery yang masih di atas USD 40 miliar, sisa dari akuisisi besar-besaran ketika AT&T memisahkan WarnerMedia dan menggabungkannya dengan Discovery pada 2022. Meski manajemen telah mengupayakan pengurangan utang melalui penjualan aset dan efisiensi konten, tekanan terhadap neraca keuangan tetap besar, apalagi ketika pendapatan dari iklan di TV kabel terus menurun. Saham perusahaan telah kehilangan lebih dari 30% nilainya dalam 12 bulan terakhir, menurut data dari Bloomberg, menjadikan tekanan investor semakin nyata.
Dalam lanskap media global yang diguncang oleh perlambatan pertumbuhan streaming, terutama setelah puncak pandemi, investor kini lebih selektif. Mereka tidak lagi terkesan oleh jumlah pelanggan baru, melainkan menuntut profitabilitas konkret. Inilah sebabnya, menurut analisis CNBC, mengapa Warner Bros. Discovery memilih untuk menata ulang organisasi demi memisahkan aliran pendapatan yang stabil—seperti dari bisnis kabel dan iklan—dengan aliran yang lebih fluktuatif dan penuh investasi seperti streaming dan produksi konten orisinal.
Para analis memperkirakan bahwa pemisahan unit ini bisa menjadi langkah awal menuju divestasi atau penawaran saham terpisah jika kondisi pasar memungkinkan. Ini juga membuka peluang bagi Warner Bros. Discovery untuk menjalin kolaborasi lintas sektor atau bahkan menjual sebagian aset yang kurang strategis. Namun yang paling mendesak, menurut Financial Times, adalah bagaimana perusahaan membuktikan kepada pasar bahwa mereka dapat bertransformasi menjadi entitas media modern tanpa kehilangan kontrol atas warisan konten klasiknya yang sangat bernilai.
Model bisnis Warner Bros. Discovery pada dasarnya masih mempertahankan tiga pilar utama distribusi konten melalui jaringan kabel, penjualan langsung ke konsumen lewat streaming, dan monetisasi aset kreatif dari studio film serta produksi serial. Namun, restrukturisasi ini mengubah pendekatan pengelolaannya. Alih-alih menggabungkan semua lini dalam satu strategi besar, perusahaan kini memisahkan setiap unit berdasarkan model pendapatan dan karakter pasarnya.
Bisnis kabel akan difokuskan pada stabilitas arus kas dan efisiensi operasional, mengingat sektor ini masih menjadi sumber pendapatan signifikan dari iklan dan langganan pay TV. Sementara unit streaming, yang mencakup Max dan Discovery+, akan dikelola sebagai entitas dengan fokus tinggi pada pertumbuhan pengguna, diferensiasi konten, serta strategi bundling yang agresif. Unit studio difokuskan pada pengembangan intellectual property (IP) jangka panjang, kolaborasi lintas platform, dan penjualan lisensi internasional.
Strategi ini memungkinkan perusahaan memisahkan risiko, menyesuaikan investasi sesuai kebutuhan masing-masing unit, dan memudahkan manajemen untuk mengejar kemitraan atau potensi spin-off. Meski model pendapatannya masih berbasis pada iklan, langganan, dan lisensi, struktur manajerial dan prioritas investasi akan semakin spesifik per lini bisnis.