(Business Lounge – Technology) Dalam langkah strategis untuk memperkuat posisi di pasar perangkat augmented reality (AR), Google mengumumkan kemitraan dengan perusahaan ritel kacamata Warby Parker dan grup mode mewah Kering untuk mengembangkan dan memasarkan kacamata pintar berbasis kecerdasan buatan (AI). Kesepakatan ini menandai investasi besar Google di sektor teknologi wearable yang diperkirakan akan menjadi pendorong utama inovasi teknologi dan tren konsumen di dekade mendatang.
Google berkomitmen menanamkan modal hingga $150 juta, terdiri dari investasi ekuitas senilai $75 juta dan pendanaan tambahan sebesar $75 juta yang akan digunakan untuk biaya pengembangan produk dan komersialisasi kacamata AI tersebut. Menurut sumber dari Bloomberg, langkah ini merupakan bagian dari upaya Google untuk memperluas ekosistem perangkat kerasnya di luar smartphone dan komputer, serta merespons pertumbuhan pesat pasar teknologi AR dan virtual reality (VR).
Warby Parker, yang dikenal sebagai salah satu perusahaan kacamata ritel dengan model bisnis direct-to-consumer (DTC) yang inovatif, akan bertanggung jawab pada desain, distribusi, dan pengalaman konsumen dari produk baru ini. Sementara Kering, induk perusahaan dari merek-merek mewah seperti Gucci, Balenciaga, dan Saint Laurent, akan berperan dalam aspek fashion dan branding, menjadikan kacamata AI tidak hanya sebagai perangkat teknologi, tapi juga aksesori gaya hidup premium.
Kemitraan ini mencerminkan tren yang sedang berkembang di industri teknologi dan mode, yaitu konvergensi antara fungsi teknologi canggih dan estetika desain. Seperti diungkapkan oleh seorang eksekutif Google kepada Financial Times, “Kami melihat masa depan di mana teknologi wearable tidak hanya cerdas dan fungsional, tapi juga menjadi bagian tak terpisahkan dari gaya hidup dan ekspresi diri.”
Kacamata AI yang tengah dikembangkan ini dirancang untuk mengintegrasikan fitur-fitur seperti pengenalan suara dan gambar, navigasi augmented reality, serta kemampuan interaksi yang dioptimalkan dengan asisten digital. Dengan dukungan algoritma pembelajaran mesin, perangkat ini dapat memberikan pengalaman personalisasi yang mendalam bagi penggunanya, mulai dari pengingat jadwal, penerjemahan bahasa secara real time, hingga pengaturan lingkungan digital yang responsif.
Perusahaan analis teknologi dari Reuters Intelligence menilai bahwa pengembangan kacamata AI merupakan salah satu frontier terpanas dalam teknologi wearable setelah jam tangan pintar dan earbud nirkabel. “Perangkat seperti ini akan mendefinisikan ulang cara kita berinteraksi dengan dunia digital sehari-hari,” kata analis tersebut.
Namun, pasar kacamata pintar selama ini belum menunjukkan pertumbuhan yang signifikan karena tantangan desain, harga, dan adopsi konsumen. Produk seperti Google Glass yang diluncurkan lebih dari satu dekade lalu gagal merebut pasar massal akibat desain yang kurang menarik dan fungsi yang terbatas. Kini, dengan keterlibatan Warby Parker dan Kering, Google berharap dapat mengatasi hambatan tersebut dengan pendekatan yang lebih holistik: menggabungkan teknologi mutakhir dengan desain dan gaya yang diidamkan konsumen.
Warby Parker sendiri telah menunjukkan keahliannya dalam mendisrupsi industri kacamata tradisional dengan model penjualan online dan layanan coba kacamata di rumah. “Kami sangat antusias untuk membawa inovasi teknologi ini ke pasar dengan pendekatan yang berfokus pada pelanggan dan estetika,” ujar CEO Warby Parker dalam wawancara eksklusif dengan Bloomberg.
Sementara itu, Kering melihat peluang besar untuk memperluas lini produk mewahnya ke segmen teknologi lifestyle yang sedang naik daun. Dengan pengalamannya dalam branding mewah dan pengelolaan merek global, Kering diyakini mampu menjembatani kesenjangan antara inovasi teknologi dan ekspektasi pasar fashion kelas atas.
Dari sisi finansial, investasi Google yang besar menunjukkan betapa seriusnya perusahaan ini memasuki arena teknologi wearable yang kompetitif, bersaing dengan raksasa lain seperti Apple dengan produk Vision Pro-nya dan Meta Platforms yang mengembangkan kacamata AR Oculus.
Para pakar industri mengatakan bahwa keberhasilan kacamata AI ini tidak hanya bergantung pada kecanggihan teknologi, tetapi juga bagaimana perangkat ini diterima oleh konsumen dalam hal kenyamanan, desain, dan nilai tambah yang dirasakan. “Ini adalah pertarungan yang kompleks antara teknologi dan lifestyle. Jika Google, Warby Parker, dan Kering bisa menyatukan keduanya, mereka bisa menciptakan kategori baru yang revolusioner,” kata seorang analis teknologi di Financial Times.
Selain aspek produk, kemitraan ini juga mencerminkan perubahan strategi bisnis global yang semakin mengutamakan kolaborasi lintas sektor. Google yang selama ini dikenal sebagai raksasa teknologi berfokus pada perangkat lunak, kini menggandeng pemain dari dunia retail dan mode untuk memperkuat portofolionya. Pendekatan ini sekaligus membuka jalur distribusi baru dan mengurangi risiko kegagalan yang pernah dialami produk wearable Google sebelumnya.
Namun, tantangan tidak sedikit. Persaingan pasar kacamata pintar semakin ketat, dengan Apple yang meluncurkan Vision Pro yang menargetkan segmen premium, serta perusahaan-perusahaan startup yang mengembangkan solusi AR inovatif. Selain itu, regulasi terkait privasi dan keamanan data juga menjadi perhatian utama karena perangkat ini akan mengumpulkan berbagai data pengguna dalam interaksinya sehari-hari.
Dari sisi konsumen, masih ada keraguan terkait fungsi dan nilai tambah kacamata AI, terutama soal daya tahan baterai, kenyamanan pakai, serta harga yang diperkirakan akan cukup tinggi pada tahap awal peluncuran. Oleh karena itu, tahap pengujian pasar dan edukasi konsumen akan menjadi kunci sukses bagi Google dan mitranya.
Sementara itu, analis pasar dari Bloomberg Intelligence memperkirakan bahwa pasar wearable AR dan AI akan tumbuh rata-rata dua digit dalam lima tahun ke depan, dengan potensi nilai pasar mencapai puluhan miliar dolar. Produk kolaborasi Google-Warby Parker-Kering diprediksi akan menjadi salah satu pemain utama dalam ekosistem ini.
Kolaborasi ini juga membuka peluang bagi inovasi yang lebih luas, seperti integrasi dengan layanan Google lainnya—misalnya Google Maps, Google Translate, dan Google Assistant—yang bisa memberikan pengalaman seamless bagi pengguna kacamata AI. Selain itu, keterlibatan Kering bisa membuka jalan untuk kolaborasi dengan merek-merek mewah lain dalam pengembangan produk wearable di masa depan.
Langkah Google ini menandai babak baru dalam persaingan teknologi wearable global. Dengan kombinasi modal besar, keahlian desain Warby Parker, dan kekuatan branding Kering, produk kacamata AI ini berpotensi menjadi trendsetter yang meredefinisi cara manusia berinteraksi dengan teknologi sehari-hari.