Nudgetech! Apa Itu, dan Bagaimana Dapat Membantu Fungsi Total Rewards

(Business Lounge Journal – Human Resources)

Banyak organisasi telah memahami bahwa kecerdasan buatan (AI) dapat membantu mereka menjalankan tugas-tugas operasional. Namun, bagaimana jika AI juga dapat membantu membangun budaya perusahaan, mengembangkan karyawan, dan memaksimalkan manfaat yang ditawarkan?

Di sinilah “Nudgetech” hadir sebagai solusi. Teknologi AI ini dirancang untuk meningkatkan kolaborasi dan kohesi dalam lingkungan kerja yang semakin kompleks. Secara sederhana, Nudgetech merupakan teknologi yang menggunakan kecerdasan buatan (AI) dan ilmu perilaku untuk memberikan pengingat atau dorongan kecil (nudge) yang membantu orang mengambil keputusan atau melakukan tindakan yang lebih baik dalam pekerjaan mereka.

Bayangkan seperti notifikasi di ponsel yang mengingatkan Anda untuk minum air atau berolahraga, tetapi dalam dunia kerja. Bedanya, Nudgetech lebih cerdas dan kontekstual karena menyesuaikan pesan dengan kebiasaan dan kebutuhan individu.

“Nudgetech berbasis AI memberikan alat yang kuat bagi organisasi untuk mendorong perubahan perilaku yang selaras dengan berbagai prioritas bisnis dan talenta,” ujar Megan Steckler, Direktur Transformasi Pemimpin dan Tenaga Kerja di perusahaan konsultasi Perceptyx. “Dengan mengintegrasikan ilmu perilaku dan AI, teknologi ini memastikan bahwa karyawan menerima dorongan yang relevan, tepat waktu, dan dipersonalisasi, sehingga perubahan perilaku dapat terjadi secara alami dan mendukung kesuksesan bisnis melalui perubahan bertahap yang disengaja.”

Contoh Sederhana Nudgetech di Tempat Kerja

✅ Untuk Karyawan: “Sudahkah Anda menyelesaikan pelatihan online yang direkomendasikan untuk pengembangan karier Anda?”
✅ Buat Manajer: “Jangan lupa beri apresiasi kepada tim Anda yang telah menyelesaikan proyek besar minggu ini!”
✅ Buat Perusahaan: “Pastikan Anda telah membaca kebijakan baru tentang keamanan data sebelum mengakses file penting.”

Dengan demikian Nudgetech dapat membantu Anda dalam mengubah kebiasaan tanpa paksaan, meningkatkan produktivitas dan keterlibatan karyawan, mempermudah manajer dalam membimbing tim, serta mendukung budaya kerja yang lebih positif dan inovatif.

Jadi, Nudgetech itu seperti “asisten pintar” yang memberikan dorongan kecil agar orang bisa bekerja lebih efektif dan produktif tanpa merasa terbebani.

Memahami Nudgetech Lebih Dalam

Nudgetech yang dipersonalisasi akan diberikan secara otomatis dalam alur kerja karyawan sehari-hari, seperti melalui Microsoft Teams, Slack, atau email. “Nudgetech membantu mengembangkan perilaku yang selaras dengan tujuan individu maupun organisasi, sehingga baik manajer maupun karyawan dapat dengan mudah menciptakan budaya kerja berkinerja tinggi dalam skala besar,” ujar Steckler.

Rania Stewart, Wakil Presiden dan Analis di Gartner, menambahkan bahwa nudgetech bukan sekadar perangkat lunak, melainkan sebuah kerangka strategis yang dapat digunakan pemimpin untuk mengembangkan tim mereka.

“Nudge mirip dengan pengingat, tetapi dengan perbedaan mendasar: pengingat berfokus pada tugas tertentu, sementara nudge mendorong tindakan ke arah yang diinginkan,” ujar Stewart. “Pikirkan sebagai ‘pengingat lembut’.”

Teknologi ini sangat efektif dalam mendorong perubahan pola pikir, misalnya dalam menumbuhkan budaya inovasi.

“Budaya tidak selalu bisa dibentuk secara langsung,” tambah Stewart. “Anda tidak bisa membuat sistem yang secara otomatis menghasilkan inovasi, tetapi Anda bisa menggunakan nudge untuk menegaskan bahwa ada ruang bagi kegagalan sebagai bagian dari proses inovasi.”

Lebih lanjut, nudgetech dapat menyesuaikan diri dengan pola perilaku pengguna. Jika seorang karyawan cenderung mengabaikan nudge yang meminta mereka untuk mengambil tindakan tetapi lebih sering membaca nudge singkat, sistem akan lebih banyak mengirimkan jenis nudge yang sesuai dengan kebiasaannya.

Menurut Stewart, sejauh ini organisasi telah memanfaatkan nudgetech untuk membangun budaya yang lebih:

  • Fleksibel, adaptif, dan inovatif
  • Berorientasi pada keamanan
  • Berfokus pada pengembangan
  • Berlandaskan kepemimpinan yang humanis

“Nudgetech memiliki potensi transformatif dalam mendorong perubahan perilaku dengan dampak tinggi, sering kali dengan investasi yang rendah dari individu,” ujar Stewart.

Nudgetech dalam Total Rewards

Profesional di bidang total rewards berinvestasi besar dalam program tunjangan, pengakuan, dan kesejahteraan karyawan. Namun, sering kali partisipasi karyawan dalam program ini tidak maksimal. Di sinilah nudgetech berbasis AI dan ilmu perilaku dapat memberikan dampak nyata.

Dalam skala besar, nudgetech dapat menguntungkan baik karyawan maupun organisasi dengan memperkuat aspek individu dan kolektif dari program tunjangan, kesejahteraan, dan pengakuan. Selain itu, teknologi ini dapat menyelaraskan program pengakuan dengan budaya dan tujuan bisnis perusahaan.

Dalam konteks pengakuan karyawan, nudgetech dapat membantu dengan:

  • Memperkuat perilaku karyawan yang sejalan dengan nilai dan prioritas perusahaan
  • Memastikan investasi dalam program pengakuan benar-benar mendukung transformasi budaya dan area fokus utama
  • Mendorong prioritas bisnis strategis dengan mengarahkan perilaku yang mendorong keberhasilan

“Dengan membuat tindakan lebih mudah dan alami bagi karyawan, nudgetech memastikan bahwa program total rewards memberikan dampak maksimal—tanpa membanjiri karyawan dengan informasi atau instruksi yang berlebihan,” ujar Steckler.

Selain itu, nudgetech juga dapat digunakan untuk menindaklanjuti hasil survei karyawan atau evaluasi 360 derajat, membantu menerjemahkan rencana aksi yang luas menjadi perubahan kebiasaan kecil yang berkelanjutan. Dengan begitu, peningkatan berkelanjutan menjadi lebih mudah dicapai dan lebih berdampak dalam jangka panjang.

Manajer yang Lebih Baik, Keterlibatan Karyawan yang Lebih Tinggi

Manfaat lain dari nudgetech adalah membantu manajer menjadi pemimpin yang lebih baik.

Seperti contoh di atas, maka kepada para pemimpin nudgetech dapat memberikan pengingat berupa pop-up kepada seorang manajer: “Kapan terakhir kali Anda mengajak karyawan berbincang santai saat istirahat?” atau “Banyak karyawan merasa terkejut saat penilaian tahunan. Sudahkah Anda rutin mengadakan pertemuan satu lawan satu dengan tim Anda?”

Sebagai contoh, Kraft Heinz mulai menerapkan nudgetech bagi para manajernya pada 2021. Dalam sebuah webinar dengan Perceptyx pada akhir 2023, Rachel Dillon, Kepala Pengembangan Kepemimpinan di Kraft Heinz, mengungkapkan bahwa manajer yang rutin menggunakan nudgetech cenderung lebih dihargai oleh bawahan mereka.

Secara spesifik, hanya 7% manajer yang jarang menggunakan nudgetech, tetapi mereka 2,5 kali lebih mungkin dinilai “membutuhkan dukungan tambahan” oleh timnya dibandingkan manajer yang aktif menggunakan nudgetech.

Ketika program ini diperluas ke seluruh karyawan dengan gaji tetap, Kraft Heinz melihat peningkatan rata-rata tiga poin dalam keterlibatan karyawan yang secara konsisten merespons email atau pesan nudge.

Catatan Penting Sebelum Menerapkan Nudgetech

Jika ingin mengadopsi nudgetech, Stewart menyarankan organisasi untuk mempertimbangkan beberapa hal berikut:

  • Waktu sangat penting. Tentukan momen yang tepat untuk mengirimkan nudge agar tidak mengganggu atau membebani karyawan.
  • Pastikan karyawan memiliki pilihan. Jangan sampai sistem ini terasa memaksa atau manipulatif. “Dalam konteks perubahan perilaku, ada risiko framework ini disalahgunakan untuk kepentingan yang kurang etis,” ujar Stewart.
  • Hati-hati dengan insentif dan pelacakan keterlibatan. Jika organisasi ingin memantau respons terhadap nudgetech atau memberikan insentif, pastikan pendekatan ini tidak menghilangkan unsur kebebasan bagi karyawan atau menghukum mereka yang memilih untuk tidak terlibat.

Dengan pendekatan yang tepat, nudgetech dapat menjadi alat yang sangat berharga dalam mendorong perubahan perilaku yang positif, memperkuat budaya perusahaan, dan meningkatkan keterlibatan karyawan—semuanya dengan cara yang alami dan tanpa tekanan berlebihan.