SoftBank dan OpenAI dalam Pembicaraan Investasi Besar

(Business Lounge Journal – Global News)

SoftBank sedang dalam negosiasi untuk menginvestasikan antara $15 miliar hingga $25 miliar di OpenAI, yang berpotensi mempererat hubungan kedua perusahaan dalam membangun infrastruktur kecerdasan buatan (AI) yang signifikan. Sebagian dari investasi ini kemungkinan akan dialokasikan untuk Stargate, sebuah proyek bersama yang melibatkan SoftBank, OpenAI, serta beberapa mitra lainnya, yang diumumkan minggu lalu di Gedung Putih. Stargate, yang juga didukung oleh Oracle dan dana investasi Uni Emirat Arab, MGX, bertujuan untuk menginvestasikan hingga $500 miliar dalam pengembangan pusat data AI selama empat tahun ke depan untuk mendukung OpenAI. Jika kesepakatan ini terealisasi, SoftBank akan menjadi investor terbesar OpenAI, melampaui Microsoft yang sejauh ini telah menggelontorkan hampir $14 miliar. Namun, kepemilikan SoftBank di divisi nirlaba OpenAI diperkirakan tetap lebih kecil, sebagaimana yang terjadi dengan investasi Microsoft sebelumnya.

Laporan awal mengenai pembicaraan ini berasal dari Financial Times. Jika investasi ini terlaksana, kemitraan erat akan terbentuk antara dua tokoh bisnis global, CEO OpenAI Sam Altman dan CEO SoftBank Masayoshi Son. Kedekatan mereka semakin berkembang selama setahun terakhir, terutama dalam diskusi mengenai rencana Altman untuk merevolusi industri semikonduktor global. Son, yang mengaku menggunakan ChatGPT setiap hari, pernah menyampaikan kepada para pemegang saham pada Juni 2023 bahwa ia ingin SoftBank menjadi pemimpin dalam revolusi AI. Pada Oktober 2023, SoftBank melakukan investasi pertamanya di OpenAI dengan menyuntikkan dana $500 juta dalam putaran pendanaan senilai $6,6 miliar.

Selain investasi di Stargate, OpenAI memerlukan tambahan dana untuk menutupi kerugian operasional yang mencapai miliaran dolar per tahun. Perusahaan ini terus mengalokasikan dana besar untuk pengembangan teknologi AI mutakhir, menghadapi persaingan ketat dari Google, Anthropic, serta teknologi AI sumber terbuka dari DeepSeek dan Meta Platforms. Sementara itu, hubungan OpenAI dengan mitra utamanya, Microsoft, mengalami pergeseran. Hingga awal 2024, Microsoft adalah penyedia eksklusif layanan komputasi awan bagi OpenAI. Namun, sejak peluncuran ChatGPT pada akhir 2022, kebutuhan OpenAI akan chip semakin meningkat. Dalam dua tahun terakhir, OpenAI mengungkapkan bahwa kapasitas komputasi awan dari Microsoft tidak mencukupi, sebagaimana dilaporkan oleh The Wall Street Journal sebelumnya.

Kesepakatan investasi ini juga mencerminkan ambisi SoftBank dalam memperluas dominasinya di sektor AI dan teknologi semikonduktor. Masayoshi Son telah lama dikenal sebagai sosok yang agresif dalam mengidentifikasi peluang di industri teknologi, termasuk melalui Vision Fund yang sebelumnya menggelontorkan miliaran dolar ke perusahaan-perusahaan AI dan teknologi mutakhir lainnya. SoftBank melihat potensi besar dalam OpenAI, terutama dalam pengembangan model bahasa canggih yang dapat diaplikasikan dalam berbagai industri, mulai dari otomasi bisnis hingga robotika.

Di sisi lain, Altman juga telah gencar mencari tambahan modal untuk mendukung ekspansi OpenAI. Selain dari SoftBank, OpenAI juga telah menjajaki kerja sama dengan berbagai investor lain guna mempercepat pengembangan perangkat keras dan infrastruktur AI. Salah satu tantangan utama bagi OpenAI saat ini adalah keterbatasan pasokan chip AI yang sangat dibutuhkan untuk melatih model AI generatif mereka. NVIDIA, yang saat ini menjadi pemimpin dalam penyediaan GPU untuk AI, mengalami lonjakan permintaan yang menyebabkan keterbatasan pasokan, sehingga mendorong OpenAI untuk mencari alternatif dalam pengembangan chip sendiri.

Selain itu, hubungan OpenAI dengan pemerintah AS juga semakin kuat seiring dengan meningkatnya regulasi terkait AI. Pemerintahan Biden telah menunjukkan ketertarikan terhadap pengembangan teknologi AI yang bertanggung jawab dan telah mengundang berbagai pemimpin industri, termasuk Altman dan Son, untuk membahas strategi nasional dalam menghadapi perkembangan AI global. Keterlibatan SoftBank dalam inisiatif ini bisa menjadi langkah strategis bagi perusahaan asal Jepang tersebut dalam memperkuat posisinya di pasar AS.

Jika kesepakatan ini berjalan lancar, maka OpenAI akan memiliki akses ke modal yang cukup untuk terus berinovasi dan memperluas layanannya ke berbagai sektor industri. Namun, tantangan tetap ada, terutama dalam menghadapi persaingan dari perusahaan-perusahaan besar seperti Google DeepMind dan berbagai startup AI lainnya yang berusaha menyaingi dominasinya di pasar model bahasa generatif. Di tengah lanskap yang terus berubah, kemitraan antara SoftBank dan OpenAI berpotensi mengubah arah industri AI global dalam beberapa tahun mendatang.