Work-Life Balance, Haruskah Dicapai?

(Business Lounge Journal – Human Resources)

Populasi usia kerja produktif di dunia cukup banyak.  Menurut data Organisasi Perburuhan Internasional (ILO), pada tahun 2022 terdapat sekitar 5,3 miliar orang dengan usia kerja produktif (15-64 tahun) di seluruh dunia. Angka ini merepresentasikan sekitar 67% dari total populasi global.

Tuntutan pekerjaan yang semakin tinggi dan berat, terutama di era digitalisasi yang cepat dan terus berkembang, yang menghilangkan batas-batas waktu kerja. Budaya kerja yang menghargai lembur dan dedikasi penuh waktu, sehingga sulit meluangkan waktu untuk kehidupan pribadi. Beban tanggung jawab ganda, terutama bagi perempuan yang harus mengurus pekerjaan dan keluarga. Kurangnya dukungan dari tempat kerja dan kebijakan yang mendukung work-life balance. Mindset individu yang sulit melepaskan diri dari pekerjaan dan mengatur prioritas kehidupan.

Definisi Work-Life Balance

Work-life balance adalah kemampuan seseorang untuk menyeimbangkan tuntutan dan tanggung jawab dalam pekerjaan dengan kehidupan pribadi, keluarga, dan aktivitas lainnya. Hal ini meliputi alokasi waktu yang proporsional, manajemen stres yang baik, serta pemenuhan kebutuhan fisik, mental, dan emosional di luar pekerjaan.

Pekerjaan Paling Sulit Mencapai Work-Life Balance:

  • Profesi medis (dokter, perawat) dengan jam kerja yang panjang, tugas yang mendesak, dan tekanan tinggi.
  • Entrepreneur/wirausahawan yang harus terlibat penuh dalam pengembangan bisnis.
  • Pekerja proyek/kontrak dengan batas waktu yang ketat dan fleksibilitas rendah.
  • Karyawan di sektor keuangan, IT, dan hukum dengan tuntutan produktivitas tinggi.

Pekerjaan Paling Mudah Mencapai Work-Life Balance:

  • Pegawai negeri sipil dengan jam kerja teratur dan fleksibilitas yang lebih baik.
  • Pekerja di sektor kreatif (desain, seni, media) dengan lebih banyak kebebasan mengatur waktu.
  • Profesi instruktur, pendidik, dan pelatih yang memiliki jadwal kerja terstruktur.
  • Pekerjaan paruh waktu atau jarak jauh yang memungkinkan lebih banyak waktu luang.

Manfaat dari Tercapainya Work-Life Balance

Work-life balance memiliki lima manfaat  atas kehidupan seseorang yang bekerja. Itu sebabnya sebaiknya mengejar untuk tercapai work-life balance karena pengaruhnya bukan hanya kepada seorang secara pribadi tapi juga berdampak kepada keluarga dan lingkungan sosial kita. Berikut ini adalah kelima manfaat tersebut:

  1. Kesehatan Mental dan Fisik yang Lebih Baik
  • Mengurangi stres, kecemasan, dan burnout yang dapat berdampak negatif pada kesehatan.
  • Meningkatkan kesejahteraan emosional, energi, dan vitalitas.
  1. Produktivitas dan Kinerja yang Optimal
  • Pekerja yang seimbang dapat fokus dan bekerja lebih efisien.
  • Menurunkan angka absensi, turnover, dan penurunan produktivitas.
  1. Hubungan Keluarga dan Sosial yang Lebih Baik
  • Memberikan waktu yang cukup untuk keluarga, teman, dan aktivitas pribadi.
  • Meningkatkan kepuasan dan kualitas kehidupan di luar pekerjaan.
  1. Keseimbangan Emosional dan Kepuasan Hidup
  • Mengurangi konflik dan tekanan yang dapat mengganggu kebahagiaan.
  • Meningkatkan rasa kebermaknaan, kontrol, dan kesejahteraan secara holistik.
  1. Inovasi dan Kreativitas yang Lebih Baik
  • Waktu luang memungkinkan untuk mengembangkan ide-ide baru.
  • Menjaga semangat dan motivasi kerja tetap tinggi dalam jangka panjang.

Sebaliknya bila tidak tercapai, dapat terjadi masalah jangka panjang yang kronis, misalnya stres kronis dapat memicu munculnya berbagai penyakit dan kelelahan fisik dan mental yang berkepanjangan.

Oleh karena itu, menjaga work-life balance yang baik sangat penting untuk kesejahteraan individu, produktivitas, dan hubungan sosial jangka panjang.

10 Tips Mencapai Work-Life Balance

Berikut ini adalah sepuluh tips yang  mudah yang tentunya dapat Anda lakukan untuk mencapai work-life balance:

  1. Atur prioritas dan jadwal dengan baik
  2. Komunikasikan kebutuhan dan harapan dengan atasan/keluarga
  3. Manfaatkan teknologi untuk efisiensi kerja
  4. Ambil cuti/libur secara teratur
  5. Terapkan pola hidup sehat
  6. Delegasikan tugas dan tanggung jawab
  7. Perkuat jaringan dukungan sosial
  8. Belajar mengelola stres dan berelaksasi
  9. Tingkatkan produktivitas saat bekerja
  10. Perkuat disiplin diri dan mindset yang positif

Dengan menerapkan strategi ini, diharapkan individu dapat lebih optimal mencapai keseimbangan antara kehidupan kerja dan pribadi.