(Business Lounge Journal – Human Resources)
Kolaborasi antara manusia dan robot yang disebut Cobots, di tahun 2025 diperkirakan akan semakin meluas dan menjadi lebih integral dalam berbagai industri, seiring dengan kemajuan teknologi robotika dan otomasi yang semakin terjangkau. Cobots (collaborative robots) adalah robot yang dirancang untuk berkolaborasi dan berinteraksi langsung dengan manusia dalam satu lingkungan kerja. Hal ini akan membantu meningkatkan produktivitas, akurasi, dan keamanan dalam banyak operasi bisnis.
Kolaborasi manusia dan robot mengacu pada interaksi dan pembagian kerja antara pekerja manusia dan robot dalam suatu proses atau tugas. Pada tahun 2025, robot-robot ini diperkirakan akan berevolusi dengan kemampuan yang lebih ditingkatkan:
- Peningkatan otonomi: mengintegrasikan perangkat lunak dan sensor yang lebih canggih, cobots dapat melakukan tugas-tugas yang lebih kompleks dan beradaptasi dengan perubahan dalam waktu nyata secara independen
- Kemudahan penggunaan: pemrograman yang disederhanakan memungkinkan yang bukan ahli untuk mengoperasikan cobots, memperluas aksesibilitas mereka bagi usaha kecil dan menengah (UKM) untuk mengakses teknologi ini.
- Peningkatan keamanan: pengembangan teknologi dan fitur keamanan bawaan memastikan interaksi yang aman dengan operator manusia, bahkan di lingkungan berisiko tinggi.
Pengertian Kolaborasi Manusia-Robot
Kolaborasi manusia-robot melibatkan manusia dan robot bekerja bersama-sama untuk menyelesaikan tugas-tugas tertentu. Tujuannya adalah untuk memanfaatkan kelebihan masing-masing kemampuan dan keterampilan manusia serta efisiensi dan keakuratan robot.
Dalam kolaborasi tentunya ada pembagian kerja antara manusia dan robot. Manusia biasanya berperan sebagai “otak” yang memberikan arahan, pengawasan, dan pengambilan keputusan strategis. Robot berperan sebagai “tangan” yang melakukan pekerjaan fisik, repetitif, atau berbahaya dengan lebih cepat, kuat, dan akurat. Pembagian kerja ini memanfaatkan komplementaritas antara kemampuan manusia dan robot.
Manusia tidak selalu sepenuhnya “mengatur segala sesuatunya”, tetapi berkolaborasi dengan robot sesuai pembagian tugas yang efisien. Manusia berperan dalam hal-hal seperti:
- Merencanakan, mendesain, dan mengonfigurasi sistem robot.
- Memberikan pengawasan, umpan balik, dan pengambilan keputusan saat dibutuhkan.
- Melakukan tugas-tugas yang membutuhkan kreativitas, pemecahan masalah, dan pengambilan keputusan kompleks.
- Memantau, mengawasi, dan mengendalikan operasi robot secara keseluruhan.
Dengan kolaborasi manusia-robot, kedua pihak dapat saling melengkapi dan meningkatkan efisiensi, produktivitas, dan keamanan dalam berbagai aplikasi industri. Manusia tetap berperan penting sebagai pengawas, pengambil keputusan, dan penyedia keterampilan yang pastinya tidak dapat digantikan oleh robot saat ini.
Berapa Investasi untuk Sebuah Robot Industri?
Harga robot industri berkisar antara $20.000 (+/- Rp. 326juta) hingga $100.000(+/-Rp. 1,63M) per unit, tergantung pada kompleksitas dan fitur yang dibutuhkan. Selain harga robot itu sendiri, biaya tambahan juga mencakup instalasi, pelatihan, pemeliharaan, dan infrastruktur pendukung. Secara keseluruhan, investasi untuk menerapkan teknologi robot dalam suatu operasi bisnis dapat berkisar dari $50.000 (+/- Rp. 815juta) hingga $500.000 (+/- Rp. 8,15M) atau lebih, tergantung pada kebutuhan spesifik.
Industri yang cocok untuk kolaborasi manusia-robot adalah:
- Manufaktur: Proses perakitan, pengelasan, pengepakan, dan penanganan bahan.
- Logistik dan Pergudangan: Proses pengangkatan, pemindahan, dan penyortiran barang.
- Healthcare: Proses perawatan pasien, pemindahan pasien, dan bantuan bedah.
- Konstruksi: Proses pengerjaan tugas-tugas berbahaya, repetitif, atau membutuhkan ketelitian.
- Pertanian: Proses pemanenan, penyemprotan, dan pemantauan tanaman
Memang, sejauh ini penggunaan robot lebih banyak terlihat di industri manufaktur dan produksi. Namun, akhir-akhir ini, pemanfaatan robot juga mulai merambah ke sektor jasa. Berikut beberapa contoh perusahaan yang telah mengadopsi teknologi robot:
- Industri Perbankan:
- Bank of America: Menggunakan robot virtual (chatbots) untuk melayani nasabah secara otomatis melalui layanan digital.
- DBS Bank (Singapura): Menerapkan robot di cabang bank untuk membantu proses transaksi dan memberikan informasi.
- Sektor Ritel:
- Lowe’s (Amerika Serikat): Menggunakan robot bernama LoweBot untuk membantu pelanggan mencari produk di toko.
- Pepper (Jepang): Robot sosial yang digunakan di toko-toko ritel untuk menyambut, memberikan informasi, dan berinteraksi dengan pelanggan.
- Layanan Rumah Sakit:
- Tampa General Hospital (Amerika Serikat): Memanfaatkan robot untuk mengirimkan obat, makanan, dan barang-barang lain ke kamar pasien.
- Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (Indonesia): Menggunakan robot untuk melakukan disinfeksi ruangan dan membantu tugas-tugas perawat.
- Industri Perhotelan:
- Henn-na Hotel (Jepang): Hotel yang menerapkan robot sebagai resepsionis, porter, dan pembersih kamar.
- Aloft Hotel (China): Menggunakan robot bernama A.L.O. untuk membawakan barang bawaan tamu.
- Perusahaan Logistik
Menerapkan robot untuk membantu proses penanganan dan pengiriman barang. Contohnya Amazon yang menggunakan robot di pusat distribusi untuk meningkatkan efisiensi logistik.
- Perusahaan Keamanan
Menggunakan robot patroli untuk pemantauan dan penjagaan area.
- Perusahaan Layanan Pelanggan
Mengadopsi chatbot dan virtual assistant untuk melayani pelanggan secara otomatis.
- Perusahaan industri mobil dan elektronik seperti:
- Tesla: Menerapkan robot canggih di lini perakitan mobilnya.
- Foxconn: Perusahaan elektronik global yang menggunakan robot untuk tugas-tugas manufaktur.
- Siemens: Mengintegrasikan robot dalam proses produksi peralatan elektrik dan elektronik.
Penggunaan robot di sektor jasa masih relatif baru dan terbatas, tetapi diperkirakan akan semakin meningkat di masa mendatang seiring dengan kemajuan teknologi dan kebutuhan akan peningkatan efisiensi, produktivitas, serta kualitas layanan.
Negara Mana yang Menjual Robot Industri dan Robot untuk Bidang Jasa?
Untuk robot industri, negara yang menjual robot industri paling banyak adalah Cina. Cina merupakan pasar robot industri terbesar di dunia, menyumbang sekitar 45% dari total instalasi robot global. Selain Cina, negara-negara lain yang juga besar dalam penjualan robot industri adalah Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, dan Jerman.
Sedangkan robot untuk bidang jasa, Jepang dan Singapura menjadi pemain utama dalam penjualan robot. Jepang dikenal sebagai pionir dalam pengembangan dan penerapan robot sosial untuk layanan pelanggan di berbagai sektor, seperti perhotelan dan ritel. Singapura juga telah mengadopsi robot untuk membantu layanan di rumah sakit, bandara, dan lembaga pemerintah.
Robot dapat dibuat custom sesuai kebutuhan pelanggan. Banyak produsen robot menawarkan layanan kustomisasi, mulai dari desain, ukuran, kemampuan, hingga integrasi dengan sistem atau peralatan lain. Hal ini memungkinkan pengguna untuk mendapatkan solusi robot yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan spesifik industrinya.
Penggunaan Teknologi AI pada Robot
Tidak semua robot harus menggunakan teknologi kecerdasan buatan (AI). Robot dapat difungsikan dengan berbagai teknologi, termasuk kontrol sederhana, otomasi terprogram, dan sistem berbasis sensor. Namun, semakin banyak robot yang diintegrasikan dengan teknologi AI untuk meningkatkan kemampuan persepsi, pembelajaran, dan pengambilan keputusan yang lebih cerdas.
Secara keseluruhan, Cina memegang dominasi dalam penjualan robot industri, sementara Jepang dan Singapura menjadi pemimpin dalam adopsi robot untuk bidang jasa. Kemampuan kustomisasi robot juga semakin berkembang, memungkinkan pengguna untuk mendapatkan solusi yang disesuaikan dengan kebutuhan mereka. Penggunaan teknologi AI pada robot pun semakin meluas, meskipun tidak semua robot harus dilengkapi dengan kecerdasan buatan.
Apakah di Indonesia Sudah Ada yang Menggunakan Robot?
Tentu! Beberapa perusahaan besar di Indonesia juga sudah menggunakan robot di dalam proses produksinya, contohnya adalah: beberapa perusahaan otomotif besar di Indonesia yang beroperasi di kawasan industri Bekasi, seperti PT Chandra Nugerah Cipta, Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) dan Astra Daihatsu Motor, telah menerapkan teknologi robotik dalam beberapa aspek produksinya, termasuk di bagian perakitan dan pengelasan. Selain itu juga PT Unilever Indonesia sudah menerapkan robot untuk tugas-tugas di lini produksi makanan dan minuman. Tidak ketinggalan PT Krakatau Steel menggunakan robot industri untuk meningkatkan efisiensi dan keakuratan di pabrik baja.
Dengan robot, waktu produksi berkurang hingga 30%. Selain itu, kualitas produk lebih konsisten karena mengurangi kesalahan yang biasa terjadi jika dikerjakan manusia.
Saat ini Indonesia masih berada di tahap awal untuk mulai menerapkan robot, mengadopsi teknologi ini untuk meningkatkan efisiensi. Untuk penggunaan robot tidaklah semudah yang kita bayangkan. Terlebih dahulu tenaga kerja manusia harus disiapkan, investasi yang lumayan mahal juga harus diperhitungkan. Memang masih banyak tantangan yang harus dihadapi namun kolaborasi robot dan manusia tetap merupakan kenyataan masa depan yang sedang terjadi.