Industri Hiburan dan Media Tren Pasca Pandemi

(Business Lounge Journal – Entrepreneurship)

Pasca COVID-19, banyak usaha yang gulung tikar karena tidak mampu beradaptasi dengan situasi dan kondisi yang berubah. Namun, Industri hiburan dan media  adalah salah satu industri yang tetap bertahan melewati masa pandemi. Banyak orang membutuhkan hiburan, terlebih ketika lebih banyak hanya di rumah saja saat COVID-19 merajalela.  Industri hiburan dan media mencakup berbagai bidang yang berfokus pada penciptaan, produksi, distribusi, dan konsumsi konten hiburan. Dari data yang ada  menurut perbandingan tren selama sepuluh tahun terakhir sejak 2014 sampai 2023 memang menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan, bertahan melewati masa pandemi.

Apa Saja Industri Hiburan dan Media yang Bertahan?

Berikut adalah beberapa bidang utama yang termasuk dalam industri ini yang terus bertahan melewati masa pandemi.

  1. Film dan Televisi
    – Produksi Film: Pembuatan film panjang yang ditayangkan di bioskop atau platform streaming.
    – Acara Televisi: Meliputi serial drama, komedi, reality show, dan program talk show.
    – Animasi: Produksi film atau acara animasi, baik untuk anak-anak maupun dewasa.
  2. Musik
    – Rekaman Musik: Produksi dan distribusi album dan lagu oleh artis.
    – Konser dan Festival: Acara live di mana artis tampil di hadapan penonton.
    – Musik Digital: Platform streaming seperti Spotify dan Apple Music yang menyediakan layanan mendengarkan musik.
  3. Game dan Esports
    – Pengembangan Game: Pembuatan video game, baik untuk konsol, PC, maupun perangkat mobile.
    – Esports: Kompetisi video game yang diorganisir secara profesional, sering kali disiarkan secara langsung.
  4. Media Digital
    – Majalah dan Surat Kabar Digital: Publikasi  yang menyampaikan berita, hiburan, dan informasi.
    – Konten Digital: Artikel, blog, dan konten multimedia yang diterbitkan secara online.
  5. Seni Visual
    – Seni Lukis dan Patung: Penciptaan karya seni yang bisa dipamerkan di galeri atau ruang publik.
    – Fotografi: Pengambilan dan penyebarluasan gambar sebagai bentuk ekspresi seni.
  6. Media Sosial
    – Platform Sosial: Situs web dan aplikasi yang memungkinkan pengguna untuk membuat dan berbagi konten (misalnya, Instagram, TikTok, YouTube).
    – Influencer Marketing: Penggunaan individu dengan banyak pengikut untuk mempromosikan produk dan merek.
  7. Podcast dan Audio
    – Podcast: Program audio yang dapat diunduh atau disiarkan secara online, membahas berbagai topik, dari hiburan hingga edukasi.
    – Radio dan Audio Streaming: Layanan radio tradisional dan streaming yang menawarkan konten audio secara langsung.
  8. Pengalaman Interaktif dan Realitas Virtual (VR)
    – Pengalaman VR: Konten interaktif yang menggunakan teknologi VR untuk menciptakan pengalaman imersif.
    – Aplikasi Augmented Reality (AR): Menggabungkan elemen dunia maya dengan dunia nyata untuk pengalaman interaktif.
  9. Periklanan dan Pemasaran
    – Iklan di Media: Strategi iklan yang digunakan di berbagai platform untuk mempromosikan produk dan layanan.
    – Kampanye Pemasaran: Mencakup promosi konten hiburan dan media melalui berbagai saluran.

Tren Pasca-Pandemi

Tren pasca-pandemi menunjukkan bahwa industri hiburan dan media sedang dalam proses transformasi, dengan lebih banyak penekanan pada digitalisasi, interaktivitas, keberlanjutan, dan inklusivitas. Adaptasi terhadap perubahan perilaku konsumsi, teknologi yang berkembang, serta kesadaran sosial akan terus membentuk cara kita mengonsumsi hiburan di masa depan.

Memang tidak dapat disangkali bahwa pasca-pandemi COVID-19, industri hiburan dan media mengalami berbagai perubahan signifikan yang mencakup adaptasi terhadap perilaku konsumsi yang baru, penggunaan teknologi, dan perubahan dalam produksi serta distribusi konten. Adaptasi ini tergolong cepat dan ternyata mengubah wajah industry hiburan dan media

Apa Saja yang Berubah? 

Beberapa tren utama yang terlihat dalam industri hiburan dan media setelah pandemi adalah seperti berikut ini:

  1. Peningkatan Konten Digital dan Streaming
    – Beralih ke Platform Streaming: Ada lonjakan penggunaan layanan streaming seperti Netflix, Disney+, Amazon Prime, dan platform lainnya. Banyak orang yang kini lebih memilih menonton film dan acara TV di rumah dibandingkan pergi ke bioskop.
    – Produksi Konten Asli: Platform streaming semakin fokus pada produksi konten asli untuk menarik penonton, dengan banyak serial dan film eksklusif yang diproduksi.
  2. Hybrid Events
    – Kombinasi Acara Fisik dan Virtual: Konser, festival, dan acara lainnya mulai mengadopsi format hybrid, baik online maupun offline. Ini memberikan fleksibilitas kepada audiens untuk memilih cara mereka ingin berpartisipasi.
    – Live Streaming dan Interaktivitas: Banyak acara secara langsung disiarkan secara daring, memberikan kesempatan kepada penggemar dari seluruh dunia untuk terlibat, seringkali dengan elemen interaktif, seperti chat langsung.
  3. Perubahan dalam Konsumsi Konten
    – Kenaikan Pendengar Podcast dan Audio: Minat terhadap podcast dan konten audio meningkat, dengan lebih banyak orang yang menemukan kenyamanan dalam mendengarkan saat beraktivitas seharian.
    – Mini Series dan Konten Singkat: Ada kecenderungan untuk menciptakan konten yang lebih pendek dan lebih mudah diakses, sesuai dengan pola konsumsi masyarakat yang lebih sibuk.
  4. Inovasi dan Teknologi
    – Penggunaan Teknologi Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR): Penggunaan AR dan VR semakin meningkat, memberikan pengalaman immersive kepada audiens, terutama dalam game dan pengalaman hiburan interaktif.
    – Produksi Berbasis Teknologi: Studi bagaimana teknologi baru dapat membawa efisiensi dalam produksi film dan acara TV, seperti penggunaan efek visual canggih dan teknik pengambilan gambar yang inovatif.
  5. Fokus pada Kesehatan dan Keberlanjutan
    – Kesadaran Kesehatan Mental: Ada perhatian yang lebih besar dalam industri ini terhadap kesehatan mental dan kesejahteraan tim produksi, dengan pendekatan yang lebih bertanggung jawab dalam lingkungan kerja.
    – Keberlanjutan dalam Produksi: Banyak perusahaan produksi mulai menerapkan praktik yang lebih ramah lingkungan, baik dalam aspek produksi maupun distribusi.
  6. Perubahan Model Distribusi dan Monetisasi
    – Berbagai Model Pertumbuhan Pendapatan: Selain langganan, banyak platform mulai mengeksplorasi model monetisasi baru seperti iklan dalam konten dan freemium. Sebagaimana Namanya maka Freemium adalah sebuah model bisnis yang menggabungkan elemen gratis dan premium. Dalam model ini, perusahaan menawarkan produk atau layanan kepada pengguna secara gratis, tetapi dengan fitur terbatas atau tanpa semua fungsi yang tersedia. Untuk mengakses fitur tambahan, fungsi lengkap, atau konten eksklusif, pengguna diharuskan untuk membayar biaya untuk versi premium.
    Ciri-ciri Model Freemium:
    a. Akses Gratis: Pengguna dapat mengakses layanan dasar tanpa biaya, yang memungkinkan mereka mencoba produk sebelum memutuskan untuk membayar.
    b. Fitur Terbatas: Versi gratis biasanya memiliki keterbatasan dalam fitur, kapasitas, atau konten, yang mendorong pengguna untuk meningkatkan ke versi berbayar.
    c. Penawaran Premium: Pengguna dapat memilih untuk membayar biaya tertentu (langganan bulanan, tahunan, atau pembayaran satu kali) untuk mendapatkan akses ke fitur tambahan, tanpa batasan.
    – Crowdfunding dan Dukungan Komunitas: Seniman dan kreator sering kali mengandalkan dukungan langsung dari penggemar melalui platform crowdfunding atau media sosial. Platform crowdfunding adalah situs web atau layanan online yang memungkinkan individu atau kelompok untuk mengumpulkan dana dari publik untuk mendukung berbagai proyek, usaha, atau kegiatan. Melalui platform ini, para penggalang dana dapat mempresentasikan ide atau proyek mereka kepada calon pemberi sumbangan, yang kemudian dapat menyumbangkan uang sesuai dengan keinginan mereka.
  7. Diversifikasi Konten dan Inklusivitas
    – Konten yang Beragam: Ada peningkatan permintaan untuk konten yang mencerminkan berbagai latar belakang budaya, gender, dan identitas. Hal ini berkontribusi pada pengembangan cerita yang lebih inklusif dan representatif.
    – Konteks Sosial dalam Konten: Banyak proyek hiburan mulai mengintegrasikan isu-isu sosial dan politik ke dalam cerita, menciptakan kesadaran dan diskusi di kalangan audiens.

Jadi untuk  saat ini setelah pasca pandemi, bila ingin membuka usaha di bidang industri hiburan dan media, tentunya menjanjikan peluang yang baik. Seiring dengan kemajuan teknologi yang terus berkembang cepat dari sehari ke sehari maka industri hiburan dan media tetap akan melaju pesat.