(Business Lounge Journal – Essay on Global)
Beberapa perusahaan industri besar di Eropa Barat, termasuk Bosch, Volkswagen, dan Thyssenkrupp, telah mengumumkan rencana pengurangan tenaga kerja yang signifikan hingga tahun 2025. Langkah ini menjadi cerminan dari tantangan yang dihadapi sektor manufaktur di tengah perubahan pasar global dan transformasi industri yang dipicu oleh teknologi baru serta kebutuhan untuk efisiensi biaya. Selain tiga raksasa industri Jerman tersebut, perusahaan besar lainnya di Eropa Barat juga melangkah serupa.
Bosch: Mengurangi 1.500 Pekerja dan Mengubah Jam Kerja
Bosch, salah satu pemain utama dalam sektor otomotif dan manufaktur teknologi, berencana mengurangi hingga 1.500 pekerjaan di dua pabriknya di Jerman, yaitu di Feuerbach dan Schwieberdingen pada 2025. Keputusan ini diambil untuk menyesuaikan tenaga kerja dengan pergeseran besar yang terjadi di industri otomotif global, terutama transisi menuju elektrifikasi dan digitalisasi. Selain pemutusan hubungan kerja (PHK), perusahaan juga mengurangi jam kerja hingga 35 jam per minggu untuk sekitar 10.000 karyawan di Jerman, yang akan berdampak pada pengurangan gaji hingga 12,5%.
Pengurangan jam kerja ini tidak hanya untuk mengurangi biaya, tetapi juga sebagai respons terhadap tantangan pasar otomotif yang semakin intensif, terutama dengan ancaman persaingan dari produsen kendaraan listrik asal China.
Volkswagen: Pengurangan 35.000 Pekerja Hingga 2030
Volkswagen, yang merupakan salah satu produsen mobil terbesar di dunia, merencanakan pengurangan 35.000 karyawan di Jerman hingga tahun 2030 sebagai bagian dari strategi restrukturisasi yang dikenal dengan nama “Zukunft Volkswagen” (Masa Depan Volkswagen). Pengurangan ini bertujuan untuk menghemat biaya tenaga kerja sekitar 1,5 miliar euro per tahun. Selain itu, Volkswagen juga mengurangi kapasitas produksi sebesar 734.000 unit, menyesuaikan volume produksi dengan permintaan pasar yang menurun.
Strategi ini mencerminkan perubahan besar dalam industri otomotif, terutama dengan pergeseran menuju mobilitas elektrifikasi dan kecerdasan buatan yang memerlukan keterampilan teknis yang berbeda dari tenaga kerja tradisional di sektor otomotif.
Thyssenkrupp: Restrukturisasi Tanpa PHK Besar
Berbeda dengan Bosch dan Volkswagen, Thyssenkrupp, konglomerat industri besar asal Jerman, belum mengumumkan rencana pengurangan tenaga kerja besar-besaran untuk 2025. Meski begitu, perusahaan ini telah melakukan beberapa langkah restrukturisasi dalam beberapa tahun terakhir sebagai bagian dari upaya untuk menyesuaikan diri dengan kondisi pasar yang terus berubah, terutama di sektor baja dan manufaktur. Langkah ini dipicu oleh ketatnya persaingan global, peningkatan biaya bahan baku, dan tantangan dalam memenuhi permintaan pasar global yang fluktuatif.
Kondisi Serupa di Seluruh Eropa Barat
Selain Bosch, Volkswagen, dan Thyssenkrupp, beberapa perusahaan besar lainnya di Eropa Barat juga telah mengumumkan pengurangan tenaga kerja yang signifikan:
Unilever (Belanda/Inggris): Menurut Reuters pada Januari 2025, Unilever berencana memangkas sekitar 3.200 posisi administratif di Eropa hingga akhir 2025. Langkah ini merupakan bagian dari upaya untuk meningkatkan efisiensi operasional dan fokus pada pertumbuhan bisnis inti. (Reuters)
Airbus (Prancis): Dikutip dari Financial Times pada Desember 2024, Airbus berencana mengurangi hingga 2.500 pekerjaan di divisi pertahanan dan luar angkasa mereka. Pengurangan ini dipicu oleh penurunan permintaan di sektor tersebut dan upaya untuk menyesuaikan kapasitas produksi dengan kebutuhan pasar. (Financial Times)
Infineon Technologies (Jerman): The Financial Times pada November 2024 menulis Infineon Technologies merencanakan pengurangan sekitar 1.400 pekerjaan di seluruh dunia. Langkah ini diambil sebagai respons terhadap perubahan permintaan pasar dan upaya untuk meningkatkan efisiensi operasional. (The Financial Times)
Shell (Belanda/Inggris): Reuters pada Desember 2024 menuliskan Shell mengumumkan rencana pengurangan sejumlah posisi di Eropa sebagai bagian dari upaya untuk beradaptasi dengan transisi energi dan fokus pada sumber energi terbarukan. (Reuters)
Lufthansa (Jerman): Dikutip dari The Guardian pada Juni 2024, Lufthansa diperkirakan akan mengurangi hingga 20 persen tenaga kerja administratif mereka. Pengurangan ini dipicu oleh penurunan permintaan perjalanan udara pasca-pandemi dan upaya untuk meningkatkan efisiensi operasional. (The Guardian)
Siemens (Jerman): Bloomberg pada Agustus 2024, Siemens berencana mengurangi sekitar 5.000 pekerjaan di sektor perangkat keras dan otomatisasi. Langkah ini diambil dalam rangka penyesuaian terhadap perubahan permintaan pasar dan inovasi teknologi. (Bloomberg)
Nokia (Finlandia): Dikutip dari Reuters pada Januari 2025, Nokia mengumumkan pengurangan sekitar 1.200 pekerjaan di Eropa untuk menyesuaikan diri dengan permintaan pasar yang menurun, khususnya di sektor peralatan telekomunikasi. (Reuters)
Sony (Jepang/Inggris): Dikutip dari The Verge pada Februari 2024, Sony merencanakan pengurangan 1.000 pekerjaan di kantor-kantor Eropa mereka sebagai bagian dari efisiensi biaya dan konsolidasi operasional di pasar konsumen elektronik. (The Verge)
Nestlé (Swiss): Dikutip dari Reuters pada Februari 2025, Nestlé berencana mengurangi 1.400 pekerjaan di Eropa untuk menyesuaikan operasional mereka dengan tren permintaan yang berubah dalam industri makanan. (Reuters)
Schneider Electric (Prancis): Dikutip dari CNBC pada Desember 2024, Schneider Electric berencana mengurangi hingga 5.000 pekerjaan di Eropa untuk fokus pada solusi energi terbarukan dan efisiensi operasional yang lebih baik. (CNBC)
AstraZeneca (Inggris): Dikutip dari Reuters pada Januari 2025, AstraZeneca mengumumkan pengurangan lebih dari 2.000 pekerjaan di seluruh Eropa sebagai bagian dari upaya restrukturisasi untuk meningkatkan inovasi dalam pengembangan obat. (Reuters)
Ford Motor Company (Amerika Serikat/Inggris): Dikutip dari The Guardian pada Februari 2025, Ford merencanakan pengurangan sekitar 1.000 pekerjaan di fasilitas mereka di Inggris sebagai bagian dari upaya untuk menyesuaikan dengan perubahan pasar mobil dan elektrifikasi. (The Guardian)
General Electric (Amerika Serikat/Inggris): Dikutip dari The Wall Street Journal pada Januari 2025, GE mengumumkan pengurangan 2.500 pekerjaan di sektor pembangkit energi dan manufaktur di Eropa sebagai respons terhadap kebutuhan efisiensi biaya dan permintaan yang menurun. (The Wall Street Journal)
BP (Inggris): Dikutip dari BBC pada Desember 2024, BP mengumumkan pengurangan lebih dari 10.000 pekerjaan di seluruh dunia sebagai bagian dari transformasi perusahaan menuju energi bersih dan terbarukan. (BBC)
BT Group (Inggris): Dikutip dari The Independent pada Oktober 2024, BT berencana untuk mengurangi 13.000 pekerjaan di Inggris sebagai bagian dari rencana untuk meningkatkan efisiensi dan beradaptasi dengan permintaan baru di sektor telekomunikasi. (The Independent)
Peugeot (Prancis): Dikutip dari Le Monde pada Januari 2025, Peugeot mengumumkan pengurangan lebih dari 5.000 pekerjaan di Eropa untuk meningkatkan efisiensi produksi dan beradaptasi dengan tren pasar yang terus berubah. (Le Monde)
Volkswagen Group of America (Amerika Serikat/Inggris): Dikutip dari Automotive News pada Februari 2025, Volkswagen Group of America merencanakan pengurangan hingga 1.500 pekerjaan di pabrik-pabrik mereka di Eropa, seiring dengan upaya penghematan biaya dan penyesuaian operasional. (Automotive News)
Langkah-langkah pengurangan tenaga kerja ini mencerminkan tantangan besar yang dihadapi oleh perusahaan-perusahaan besar di Eropa Barat dalam menyesuaikan diri dengan perubahan pasar, teknologi baru, dan kebutuhan untuk efisiensi biaya. Pemerintah dan serikat pekerja memiliki peran yang sangat penting dalam menyediakan dukungan bagi pekerja yang terdampak, termasuk pelatihan ulang keterampilan dan bantuan transisi karier. Ke depan, dampak dari pengurangan ini akan memengaruhi stabilitas sosial dan ekonomi di Eropa Barat, dan perlu perhatian khusus agar transisi ini berjalan dengan lancar bagi tenaga kerja yang terdampak.