Mantan CEO Google: Google Tertinggal di Dunia AI karena Bekerja Jarak Jauh

(Business Lounge Journal – Global News)

Mantan CEO dan ketua Google (GOOGL), Eric Schmidt, mengatakan bahwa Google tertinggal dalam hal AI karena diberlakukannya sistem kerja jarak jauh.

“Google memutuskan bahwa keseimbangan kerja-hidup dan pulang lebih awal serta bekerja dari rumah lebih penting daripada kemenangan,” kata Schmidt saat berbicara di Universitas Stanford pada bulan Juli lalu. Hal ini dikatakannya dalam menjawab pertanyaan tentang mengapa startup seperti OpenAI dapat memimpin dalam inovasi AI. “Dan alasan mengapa startup berhasil adalah karena orang-orangnya bekerja sangat keras.” Pernyataan ini pertama kali dilaporkan oleh Fortune untuk memberikan gambaran bagaimana Google mengalami keterlambatan di dalam persaingan di dunia AI sekarang ini.

Schmidt bukanlah CEO pertama yang menentang sistem kerja jarak jauh. Para eksekutif di perusahaan-perusahaan mulai dari Morgan Stanley dan Goldman Sachs hingga Dell, Amazon (AMZN), X, dan lainnya juga telah mengambil sikap keras — bahkan kadang-kadang mengancam — terhadap berlakunya kerja jarak jauh.

Bukti mengenai dampak kerja jarak jauh terhadap produktivitas memang masih campur aduk dan belum dapat dibuktikan. Beberapa studi menemukan bahwa bekerja dari rumah dapat meningkatkan produktivitas — hingga 24% — sementara yang lain mengatakan sebaliknya. Semuanya masih pro dan kontra.

Tahun lalu, Google menerapkan kebijakan kerja jarak jauh yang lebih ketat. Karyawan yang bekerja di kantor akan dilacak kehadirannya untuk memastikan mereka mengikuti aturan tiga hari per minggu di kantor, dan manajer dapat mempertimbangkan ketidakhadiran mereka dalam penilaian kinerja. Namun, sebagian besar tenaga kerja pad kenyataannya menolak perubahan semacam itu.

Meskipun Schmidt mengatakan Google tertinggal dalam hal AI dibandingkan para startup, namun perusahaan ini tetap menjadi salah satu pemimpin AI di antara rekan-rekan Big Tech-nya. Investor bereaksi negatif terhadap pengeluaran besar Google untuk AI — dan kurangnya kejelasan dari CEO Sundar Pichai tentang kapan biaya tersebut akan terbayar. Namun, analis Wedbush, Dan Ives, menggunakan Google sebagai contoh kesuksesan AI Big Tech dalam catatan terbaru kepada investor.

Tools AI milik Google telah membantu divisi Cloud-nya untuk mencatat pendapatan rekor pada kuartal terbaru.

Riset Produktivitas Bekerja Jarak Jauh

Dampak kerja jarak jauh terhadap produktivitas kerja telah menjadi topik penelitian yang banyak dibahas, terutama sejak pandemi COVID-19. Penelitian menunjukkan bahwa efek kerja jarak jauh dapat bervariasi tergantung pada konteks dan faktor individu.

Dampak Positif

1. Peningkatan Produktivitas: Beberapa studi menunjukkan bahwa kerja jarak jauh dapat meningkatkan produktivitas. Penelitian oleh Prodoscore pada tahun 2020, misalnya, menemukan bahwa produktivitas karyawan yang bekerja dari rumah meningkat sebesar 47% dibandingkan dengan sebelum pandemi. Hal ini mungkin disebabkan oleh lingkungan kerja yang lebih fleksibel dan pengurangan waktu yang dihabiskan untuk perjalanan.

2. Fleksibilitas Waktu: Kerja jarak jauh memberikan fleksibilitas yang memungkinkan karyawan untuk menyesuaikan jadwal kerja mereka dengan kebutuhan pribadi. Ini seringkali mengarah pada peningkatan kepuasan kerja dan efisiensi.

3. Pengurangan Gangguan: Beberapa karyawan melaporkan bahwa mereka mengalami lebih sedikit gangguan di rumah dibandingkan dengan di kantor, yang dapat meningkatkan fokus dan produktivitas.

Dampak Negatif

1. Kesulitan dalam Kolaborasi: Penelitian oleh Harvard Business Review menemukan bahwa kolaborasi dan komunikasi seringkali menjadi tantangan ketika tim bekerja dari jarak jauh. Ini dapat mempengaruhi produktivitas jika tidak dikelola dengan baik.

2. Perasaan Terisolasi: Karyawan yang bekerja dari rumah mungkin merasa terisolasi dan kurang terhubung dengan tim mereka, yang dapat mempengaruhi motivasi dan kepuasan kerja mereka. Perasaan keterasingan ini dapat berdampak negatif pada produktivitas.

3. Kesulitan dalam Menjaga Batas: Kerja dari rumah seringkali membuat batas antara pekerjaan dan kehidupan pribadi menjadi kabur. Ini bisa mengakibatkan burnout atau kelelahan yang mengurangi produktivitas.

4. Teknologi dan Infrastruktur: Kualitas teknologi dan infrastruktur di rumah juga dapat mempengaruhi produktivitas. Koneksi internet yang buruk atau peralatan yang tidak memadai dapat menghambat pekerjaan.

Penelitian Terbaru

– Studi oleh Stanford University: Penelitian yang dipimpin oleh Nicholas Bloom menunjukkan bahwa kerja jarak jauh dapat meningkatkan produktivitas, tetapi dampaknya bisa berbeda antara sektor dan jenis pekerjaan. Studi ini juga mencatat bahwa produktivitas yang lebih tinggi lebih umum di kalangan pekerja yang memiliki pengalaman dan keahlian.

– Laporan dari McKinsey & Company: Laporan McKinsey mencatat bahwa perusahaan yang berhasil dalam implementasi kerja jarak jauh adalah mereka yang memiliki strategi komunikasi yang kuat dan menyediakan alat dan dukungan yang memadai untuk karyawan.

– Temuan dari Buffer’s State of Remote Work Report: Buffer melaporkan bahwa 32% pekerja jarak jauh merasa bahwa mereka kurang produktif dibandingkan dengan ketika mereka bekerja di kantor, terutama karena gangguan dari lingkungan rumah dan kesulitan dalam menjaga keseimbangan kerja-hidup.

Dampak kerja jarak jauh terhadap produktivitas kerja bervariasi dan dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk jenis pekerjaan, kualitas infrastruktur di rumah, dan strategi manajemen yang diterapkan oleh perusahaan. Meskipun ada banyak keuntungan dari fleksibilitas kerja jarak jauh, tantangan terkait kolaborasi, isolasi sosial, dan batasan kerja-hidup perlu ditangani untuk memaksimalkan produktivitas.