(Business Lounge Journal – General Management)
Inovasi adalah pemicu yang membuat organisasi terus bergerak maju. Kita berinovasi untuk (1) memperbaiki produk dan jasa, (2) menemukan cara baru untuk melakukan sesuatu, (3) menjadikan sebuah tugas lebih mudah atau lebih cepat, (4) menghemat uang, (5) meningkatkan pekerjaan kita, dan (6) meningkatkan kemungkinan kita dipromosikan. Tanpa inovasi; produk baru, jasa baru, dan cara baru berbisnis tidak akan pernah muncul.
Sebagian besar organisasi akan selamanya terperangkap untuk melakukan hal-hal dan cara-cara lama. Terbukti bahwa 98% masalah sebuah organisasi dapat dipecahkan secara rutin. Akan tetapi sisa 2% masalah sebuah organisasi – kebetulan- masalah yang paling besar efeknya terhadap organisasi yang bersangkutan –menuntut inovasi karyawan untuk diatasi.
Terlepas dari manfaat positif inovasi yang tak dapat disangkal lagi dalam sebuah organisasi, tampaknya banyak sekali hambatan untuk berpikir kreatif. Menurut sebuah studi yang dilakukan UCLA, pada usia lima tahun, setiap harinya sebanyak 98 kali kita terlibat dalam tugas-tugas kreatif, 113 kali tertawa, dan 65 kali mengajukan. Akan tetapi menjelang usia 44 tahun, jumlahnya menciut menjadi hanya 2 tugas kreatif, 11 kali tertawa, dan 6 kali bertanya setiap harinya.
Lebih lanjut, studi yang dilakukan UCLA ini juga menemukan respon negatif hingga 91% pada orang dewasa yang diekspos terhadap ide-ide baru. Kreativitas dan inovasi berkembang di lingkungan yang mendorongnya untuk bertumbuh dan berkembag, namun keduanya mungkin akan mati hanya karena kernyit di dahi atau kata-kata negatif.
Berikut ini beberapa pengalaman yang terjadi tentang apa yang disebut dengan Thinking Out of the Box.
Cheryl O’Connell pembeli senior di united Electric Controls di Watertown, Massachusetts, mengamati suatu praktik di tempat kerja yang secara langsung memengaruhi pekerjaannya.
O’Connell prihatin karena perusahaan menyimpan banyak label yang tidak mahal di dalam sistem pelacakan persediaan yang sangat mahal.
Tertumpuk di bawah sabuk pengaman, pegas, dan stempel, label-labelnya sulit ditemukan, dan seringkali perekatnya sudah tidak lagi berfungsi ketika label-label tersebut ditemukan. Maka O’Connell terpaksa memesan label-label baru untuk menggantikannya.
Setelah mencari barang-barang milik perusahaan yang masih dapat dipakai, termasuk meja mesin ketik dan papan tancap bersisi empat, O’Connell dan seorang rekan kerja merancang sebuah rak khusus untuk label-label tersebut.
Pada prinsipnya rancangannya adalah papan tancap beroda, dengan gulungan label-label digantung. “Ketika itu banyak orang mengolok-olok kami,” demikian O’Connell mengenang. “Anda melihatnya dan mengatakan rak biasa bukan, rak susun juga bukan, lalu apa ya?” Akan tetapi sekarang tidak ada lagi orang yang mengolok-oloknya – terutama mereka yang teringat seperti apa rasanya menghabiskan waktu setengah jam untuk mencari-cari label. “Pekerjaan saya tidak berhubungan langsung dengan label, namun ketika saya merenungkan hal itu, saya cenderung menindaklanjutinya.” Demikian kata O’Connell. “Sekarang saya selalu bertanya kepada semua orang, “Mengapa Anda melakukannya demikian?”
Ketika Brant Dolan, Direktur Pengembangan penjualan Marketing Innovators, perusahaan produk insentif dan pengakuan yang berlokasi di Chicago, Illionis, sedang liburan bersama keluarga di Wisconsin Dells, ia difoto dengan mengenakan seragam New York Yankees yang kemudian digunakan sebagai sampul majalah Sport oleh sebuah perusahaan yang disebut Fotozines.
Dolan berpikir, “Bagaimana seandainya saya dapat menawarkan pengalaman yang sama kepada salah seoran pemenang insentif klien kami yang mana kami akan mengadakan tamasya ke Vail, Colorado, sebagai insentif?” Dollan mendapat firasat bahwa mereka pasti senang melihat wajah mereka terpampang pada sampul majalah Inc. Business Week atau Time.
Dolan pun mencari Fotozines dan menegosiasikan biayanya. Ia mengusulkan idenya kepada kliennya, US West Communication, dan mereka menganggap idenya sangat baik. Pada akhirnya Dolan dan kliennya memilih majalah Skiing untuk sampulnya.
Ketika para pemenang tiba di Vail, mereka diminta berkumpul untuk difoto, tanpa diberitahu alasannya. Pada hari terakhir programnya, ketika para pemenang insentif masuk ke ruang pesta untuk sarapan, Dolan telah mengatur semua foto mereka – pada sampul majalah Skiing – di lebih dari 400 tempat.
Mereka terkejut, senang dan terhibur, dan mereka ingin cepat pulang untuk menunjukkan foto mereka kepada keluarga. US West sangat senang dengan hasil inisiatif Dolan terebut.
Cara agar berpikir out of the box
Kimberly Smithson manajer pemasaran Motovation Online di Hoffman Estates, Illinois, menawarkan saran berikut:
Urun Rembuk
Sasaran urun rembuk adalah mengembangkan sebanyak mungkin ide – bukan mengkritik, menganalisis, membahas, atau mengambil keputusan. Ciptakan tabel dan tuliskan sebanyak mungkin ide tentang topiknya. Ada ide yang sangat menggelikan, namun segalanya harus dituliskan. Prinsip psikologis di balik urun rembuk disebut pemicu (trigger). Ide apapun, seberapa konyolpun tampaknya dapat memicu ide yang layak.
Buang yang tidak perlu
Sebagian besar orang beranggapan bahwa agar berfikir out of the box, harus menemukan sesuatu yang baru. Padahal sebenarnya itu bisa dilakukan dengan membuang banyak hal yang tidak perlu. Dengan melakukannya yang terjadi proses dan cara melakukan segala sesuatu diperbaiki.
Modifikasi apa yang ada
Dengan melakukan modifikasi pada sesuatu yang telah kita miliki kita akan memili sesuatu yang baru, berbeda, dan pastinya lebih baik. Amatilah juga hal-hal yang terjadi di sekitar kita, maka akan banyak ide-ide yang bagus yang kita dapatkan.
Berpikir dari sudut pandang yang berbeda
Hampir setiap saat ketika dihadapkan dengan masalah, biasanya kita megatasinya secara logis. Ini adalah hal yang baik. Akan tetapi sesuatu yang logis belum tentu merupakan satu-satuya pendekatan. Seringkali tidak membuat kita langsung menemukan jawaban, cobalah mencari jawabnya dari sudut pandang yang berbeda.