(Business Lounge Journal – Entrepreneurship)
Tidak ada salahnya jika mengawali tahun 2022 ini, kita memeriksa kembali Business Model bisnis yang sedang kita jalani. Kita sudah beberapa kali membahas mengenai Business Model Canvas. Dalam interview dengan Hari Sungkari juga sudah disampaikan langkah-langkah untuk me-review sebuah Business Model. Namun apakah kita perlu mengadakan sebuah penyesuaian pada masa pandemi seperti sekarang ini?
Robin De Cock, seorang profesor Innovation and Entrepreneurship di Antwerp Management School, Belgia mengatakan dalam sebuah pidatonya pada tahun lalu, bahwa krisis saat ini dapat berdampak besar pada perusahaan. Seberapa besar pengaruhnya sangat tergantung pada bidang perusahaan tersebut. Misalnya, dampak pada sektor high-tech tentu saja tidak begitu besar, tetapi jika bisnis Anda terkait tourism … itu lain cerita. Nah, De Cock menggarisbawahi bahwa dalam hal inilah para entrepreneur dibutuhkan, yaitu untuk mencari peluang dalam krisis.
Coba sejenak, Anda me-review keputusan apa yang sudah Anda ambil pada tahun lalu?
Secara garis besar ada 4 keputusan yang dapat Anda ambil. Pertama, merampingkan perusahaan yang sedang Anda rintis. Ini mungkin saja sebuah keputusan sementara yang dapat Anda ambil guna memotong cost yang harus Anda keluarkan. Kedua, melakukan inovasi bahkan mengubah business model Anda. Sebagai contoh seperti apa yang banyak dilakukan oleh rumah makan dengan membuka layanan pesan antar. Atau bagaimana tempat-tempat wedding reception melakukan inovasi sehingga para tamu dapat membawa pulang hidangan yang biasanya disajikan secara prasmanan. Inovasi ini mungkin memerlukan biaya tambahan seperti biaya packaging yang mewah pada awalnya, tetapi dalam jangka panjang, inovasi ini akan menghasilkan lebih banyak pemasukan sebab menjadi pilihan yang menarik bagi customer. Ketiga, berusaha bertahan dengan beberapa langkah yang diperlukan sambil mengkalkulasikan bilamana mengalami kerugian. Sebenarnya, keputusan ini dapat diambil bilamana krisis yang dialami hanyalah sebuah krisis yang berlangsung dengan singkat. Opsi keempat atau opsi terakhir adalah menutup bisnis Anda. Saya yakin ini merupakan sebuah keputusan yang paling dihindari oleh banyak entrepreneur dan saya berharap Anda tidak mengambil keputusan ini.
Me-review kembali Business Model Anda
Kesuksesan bisnis Anda pada masa pandemi ini tentu saja akan sangat bergantung pada mindset serta tools yang Anda miliki. Sebagaimana dasar dari entrepreneurship adalah ketika kita mengubah permasalahan menjadi sebuah peluang, maka demikianlah mindset awal yang kita miliki ketika menghadapi pandemi ini. Jika semua entrepreneur memiliki mindset demikian, maka business model pun akan menjadi suatu yang dinamis, sebab akan dapat berubah tergantung pada suatu keadaan.
Sebagai sebuah contoh adalah apa yang dilakukan oleh Garuda Indonesia. Sebelum pandemi, Garuda Indonesia melakukan bisnisnya dengan merencanakan sebuah rute kemudian perusahaan akan menyediakan pesawat sebanyak-banyaknya. Namun ketika pandemi, saat bisnis penerbangan pun sangat terpukul, maka Garuda Indonesia pun menerapkan pendekatan baru mulai tahun ini. Salah satunya adalah dengan mengoperasikan pesawat sesuai dengan rute yang dapat menghasilkan profit sehingga penyediaan pesawat pun akan disesuaikan dengan demand yang ada. Namun penting untuk menyadari bahwa atas setiap perubahan yang Anda lakukan, maka akan dapat memengaruhi banyak elemen di sekitarnya.
Keuntungan membuat Business Model Canvas
Bukan tanpa alasan sebuah Business Model Canvas dibuat. Keuntungan pertama yang Anda dapatkan adalah memberikan profile atau sebuah gambaran umum dari perusahaan yang sedang Anda bangun. Masih ingat 9 poin yang menjadi kerangkanya? (Customer Segments, Value Propositions, Channels, Customer Relationships, Revenue Streams, Key Activities, Key Resources, Key Partnerships, dan Cost Structure). Kesembilan poin ini tentu saja akan memudahkan Anda untuk mencermati risiko dan peluang di masa depan. Sebagaii contoh, Anda membangun sebuah platform media sosial tidak berbayar. Ketika Anda menyusun Business Model Canvas Anda, maka Anda akan memikirkan dari mana Anda akan memperoleh revenue. Kemungkinan besar iklan pun akan menjadi pilihan bagi Anda untuk mendapatkan keuntungan.
Contoh lainnya adalah apa yang dialami oleh Google Glass terlepas pada akhirnya produk ini di-banned. Google Glass pernah menjadi inovasi yang menghebohkan dunia. Tepatnya pada 2014 silam. Perangkat itu disebut-sebut sebagai kacamata futuristik masa depan. Perangkat ini menampilkan informasi dalam format bergaya telepon pintar, yang bisa terhubung ke Internet melalui perintah suara bahasa alami. Tanpa bantuan jari, pengguna dapat berselancar di internet. Sebenarnya produk ini dibuat untuk memikat para hipster. Namun pada kenyataannya, mereka tidak menyukai jenis kacamata seperti ini. Dalam Business Model Canvas, maka ini merupakan bagian dari penjabaran Value Propositions (nilai yang Anda miliki yang membedakan Anda dari para kompetitor). Nilai yang dimiliki ini ternyata bukanlah sebuah solusi dari sebuah permasalahan. Padahal entrepreneurship merupakan bagaimana memberikan solusi dari sebuah permasalahan. Pada kenyataannya sering kali kedua elemen ini tidak cocok dengan sempurna dan ini sangat disayangkan, karena solusi dari sebuah permasalahan merupakan tulang punggung perusahaan Anda.
Keuntungan me-review Business Model Anda
Einsten pernah berpendapat, ketika ia memiliki 60 menit untuk menyelesaikan suatu masalah, maka ia akan menggunakan 55 menit untuk memikirkan apa sebenarnya yang menjadi permasalahan sedangkan untuk memberikan solusi, ia hanya membutuhkan 5 menit. Ketika Anda membuat atau me-review Business Model yang sudah Anda buat, maka Anda pun akan menganalisa kembali apa sesungguhnya yang menjadi permasalahan pada saat pandemi ini dan apakah Anda dapat menawarkan solusinya.
Twikit adalah sebuah perusahaan software yang dapat memampukan pelanggannya untuk memproduksi sebuah produk yang diinginkan secara digital. Ketika terjadi pandemi, maka Twikit menggunakan teknologi 3D printing yang dimilikinya untuk memproduksi masker pelindung. Ini pun mendatangkan revenue bagi perusahaan tersebut.
Contoh lainnya lagi adalah ketika Anda harus menentukan ulang siapa yang akan menjadi Customer Segments Anda. Ketika bisnis yang Anda miliki berkaitan dengan dunia entertainment, dengan pameran, atau pertunjukan, maka sudah pasti bisnis Anda akan sangat terdampak pada 2 tahun terakhir ini. Maka tidak bisa tidak, Anda harus melakukan inovasi dengan mempertimbangkan untuk memasukkan unsur digital di dalam bisnis Anda.
Salah satu kunci yang dapat Anda lakukan adalah coba tanyakan pada diri Anda sendiri, apakah dalam situasi pandemi ini, pelanggan Anda masih bersedia untuk membayar produk yang Anda miliki? Seberapa banyak mereka mau membayarnya? Jika Anda dapat jujur dan menemukan adanya penurunan dalam hal ini, maka segeralah ubah Business Model Anda.
Saya harap ini dapat membantu business Anda pada tahun baru ini.