(Business Lounge Journal – Entrepreneurship)
Kontribusi industri logistik untuk perusahaan sangatlah penting. Mendorong pertumbuhan startup dengan membangun kolaborasi ekosistem logistik. Memanfaatkan teknologi untuk melakukan inovasi layanan logistik, serta meningkatkan efisiensi supply chain, dalam mendukung berbagai industri lainnya. (Track and Trace & Timeliness). Membangun kompetensi logistik berbasis teknologi, untuk meningkatkan daya saing logistik nasional (Logistics Competence).
Berbagai sub-sektor logistik menghadapi progress menuju pertumbuhan positif saat ini, namun pergudangan dan jasa pos dan kurir mengalami pertumbuhan menuju positif tercepat ditunjang dengan pertumbuhan Last Mile Delivery dari e-Commerce. Indonesia menunjukkan peningkatan Logistic Performance Index (LPI) baik secara global maupun Asean.
Last Mile Delivery
Wikipedia memberikan definisi last mile sebagai istilah yang digunakan dalam manajemen rantai pasokan dan perencanaan transportasi untuk menggambarkan bagian terakhir dari perjalanan yang terdiri dari pergerakan orang dan barang dari pusat transportasi ke tujuan akhir. “Last mile” diadopsi dari industri telekomunikasi yang menghadapi kesulitan menghubungkan rumah individu ke jaringan telekomunikasi utama. Demikian pula, dalam manajemen rantai pasokan last mile menggambarkan bagian terakhir yang sulit dalam pengangkutan orang dan paket dari hub ke tujuan akhir. Pengiriman jarak jauh adalah bidang yang semakin dipelajari karena jumlah pengiriman bisnis ke konsumen (B2C) tumbuh terutama dari perusahaan e-commerce di transportasi barang dan perusahaan ride-sharing di transportasi pribadi. Beberapa tantangan pengiriman last-mile termasuk meminimalkan biaya, memastikan transparansi, meningkatkan efisiensi, dan meningkatkan infrastruktur.
“Last mile” awalnya digunakan dalam industri telekomunikasi untuk menggambarkan kesulitan menghubungkan rumah dan bisnis – end user ke jaringan telekomunikasi utama. “Mil” terakhir dari kabel atau kawat hanya digunakan oleh satu pelanggan. Oleh karena itu, biaya pemasangan dan pemeliharaan infrastruktur ini hanya dapat diamortisasi untuk satu pelanggan, dibandingkan dengan banyak pelanggan di tiang utama jaringan.
Dalam manajemen rantai pasokan last-mile menggambarkan masalah yang sama untuk mengangkut orang dan barang. Dalam jaringan pengangkutan, paket untuk banyak pelanggan dapat dikirimkan ke hub pusat secara efisien menggunakan kapal, kereta api, truk besar, atau pesawat. Begitu sampai di pusat distribusi ini, paket-paket ini harus dimuat ke dalam kendaraan yang lebih kecil untuk dikirim ke bisnis individu atau konsumen. Dalam jaringan transportasi, last-mile menggambarkan sulitnya membawa orang dari pusat transportasi seperti bandara atau stasiun kereta api ke tujuan akhir mereka. Sama seperti di jaringan telekomunikasi, biaya pengiriman last-mile seringkali lebih tinggi.
Perjalanan ke pulau-pulau terluar Indonesia merupakan jangkauan dari kapal-kapal perintis. Misalnya perjalanan dari Tahuna menuju Lipang kemudian Bukide lalu Matutuang hingga Kawio dan Marore. Merupakan daerah yang dijangkau oleh kapal perintis, beberapa waktu yang lalu dalam sebuah perjalanan saya pernah mencoba kapal perintis ini. Kapal ini membawa banyak kebutuhan masyarakat di pulau-pulau terpencil namun juga sebaliknya membawa hasil-hasil berharga dari masyarakat untuk dipasarkan.
Logistik di Indonesia juga meningkat untuk interaksi bisnis business to customer (B to C) dan customer to customer (C to C) karena meningkatnya penjualan online di tengah pandemi Covid 19 ini. Namun memang peningkatannya perlu ditopang lagi oleh sarana dan infrastruktur, karena kebanyakan pebisnis logistik Indonesia adalah pada interaksi bisnis business to business (B to B).
Dalam sebuah acara summit membahas tentang Peran Industri Logistik dalam Mendorong Pemulihan Ekonomi Nasional, Suyanto Tjoeng, CEO Anteraja membagikan bagaimana di masa pandemi, melalui beberapa strategi dapat tetap bertumbuh. Anteraja turut berkontribusi melalui layanan Last Mile Delivery. Berperan aktif menghadapi pandemi melalui percepatan distribusi medis & alat kesehatan.
Selama pandemi anteraja melakukan beberapa inovasi dalam bisnis mereka melalui sejumlah strategi seperti, Adaptasi model bisnis, melakukan kolaborasi dan konsolidasi, meningkatkan efisiensi prosess internal dengan memanfaatkan teknologi informasi. Anteraja memperkuat sinergi dengan pedagang e-commerce. Beberapa hal yang dilakukan anteraja adalah sistem kustomisasi packing, pick-up langsung ke customer, pelacakan real-time, proses penyortiran lebih cepat, tanda terima berbasis sistem. Dengan semua inovasi ini Anteraja mampu membantu lebih dari 1 juta shipper dalam melayani pelanggan mereka.