Personality Startup lebih Penting dari Business Model

(Business Lounge Journal – Entrepreneurship)

East Ventures adalah sebuah perusahaan pendanaan tahap awal yang berbasis di Asia Tenggara namun hingga saat ini masih memiliki fokus di Indonesia. Dalam pendanaannya, East Ventures mendukung para pemilik modal untuk mengembangkan sebuah ekosistem digital untuk negeri ini.

Dalam perbincangan dengan Melisa Irene yang bisa disapa Irene, ada tiga tahapan yang dikemukakannya untuk para startup dapat bertahan:

  1. Temukanlah apa yang menjadi passion yang paling penting.
  2. Lakukanlah sebuah assessment apakah passion tersebut dapat diaplikasikan menjadi sebuah bisnis yang benar-benar besar.
  3. Lanjutkanlah menjalani mimpi Anda dan buatlah banyak orang mengikuti langkah-langkah Anda.

Lalu apakah yang lebih penting bagi East Ventures dalam memilih para startup-nya? Apakah karakter dari si pemilik bisnis atau bisnis modelnya? Maka dengan gamblang Irene menjelaskan bahwa karakter si pemilik modal jauh lebih penting. Pertama, pada kenyataannya, produk itu dapat berubah. Begitu juga dengan bisnis model dapat mengalami perubahan. Namun si pemilik bisnis akan tetap pada karakter yang sama. Salah satu karakter yang penting yang harus dimiliki oleh si pemilik bisnis adalah integrity, sebab integrity akan membuat si pemilik bisnis melakukan tepat seperti apa yang dia katakan atau janjikan. “Bisnis itu sangat dinamis, sehingga sangat penting untuk memiliki orang yang kamu percaya di dalam bisnis,” tutur Irene.

Kedua, karakter sangat berkaitan dengan self-awareness, apakah si pemilik bisnis menyadari dalam hal apa ia memiliki nilai tambah dan dalam hal apa pula ia mengalami kekurangan. Hal ini ditegaskan Irene sangat penting dalam membangun sebuah organisasi. Sehingga pemilik bisnis juga tahu bilamana ia akan merekrut timnya untuk dapat membantu memastikan perusahaannya dapat berjalan sesuai dengan visi.

Ketiga, paradoxical trade. Si pemilik bisnis adalah seseorang yang berkemauan kuat, sangat anstusias dengan perusahaan yang dibangunnya tetapi pada saat yang sama ia pun penting untuk sangat terbuka dengan berbagai masukan, kritikan untuk ia dapat memperbaiki berbagai aspek. Jangan menolak kritikan sebagaimana itu adalah sebuah kritikan, namun anggaplah itu sebagai nilai yang dapat dilakukan dalam bisnis sehingga akan membantu si pemilik bisnis untuk sukses.

Hal yang juga penting adalah bahwa si pendiri bisnis memiliki pengetahuan global tetapi dapat mengeksekusinya secara lokal. Sehingga tidak hanya mengatakan bahwa sebuah bisnis dapat berjalan di Amerika, atau dapat berjalan di India, namun sebenarnya bisnis yang sama belum tentu dapat berjalan di Indonesia. Harus ada penyesuaian-penyesuaian yang berkaitan dengan karakter penduduk setempat. Siapakah yang menjadi konsumennya, apakah mahasiswa atau pelajar, semuanya membutuhkan penyesuaian. “Kami merasa bahwa mereka yang sukses adalah mereka yang dapat mengambil apa yang baik di negara lain dan kemudian memikirkannya untuk bagaimana mengimplementasikannya di Indonesia,” tutur Irene.


Business Lounge Journal/VMN/BLJ