(Business Lounge Journal – Event)
Tidak ada kata habis untuk berkarya dan tidak ada istilah selesai untuk mencipta. Art Moments Jakarta menjadi sebuah perhelatan anak bangsa untuk menunjukkan pada dunia betapa tinggi dan kayanya kreatifitas para perupa kita.
Dibuka pada Jumat (3/5), Art Moments Jakarta menjadi sebuah pameran seni kontemporer Indonesia pertama di tahun ini. Mempersatukan kolektor, galeri seni Indonesia, dan mancanegara, demikian perhelatan ini sengaja dibuat. Mengambil tempat di Sheraton Grand Jakarta Gandaria City Hotel, pameran bergengsi ini digelar selama tiga hari hingga Minggu (5/5).
Sebagaimana dijelaskan Leo Silitonga, founder dan fair director Art Moments Jakarta bahwa acara ini diciptakan sebagai platform untuk mendorong pertumbuhan apresiasi dan koleksi seni di Indonesia. Selain itu Leo mengharapkan Art Moments Jakarta dapat memberikan pengalaman pameran seni berkelas dunia kepada semua pengunjung melalui serangkaian karya seni video, pahatan, diskusi seni, dan instalasi khusus dari lebih dari 35 galeri.
Pameran ini diawali dengan peluncuran buku “Romualdo Locatelli, Eternal Green under Eternal Sun” oleh Gianni Orsini, biografi pertama yang berfokus pada Locatelli, seorang pelukis terkenal Italia yang menghilang secara misterius pada tahun 1943 di Asia Tenggara selama Perang Dunia II. Biografi ini memuat gambar dari beberapa lukisan Locatelli yang belum pernah terlihat sejak akhir Perang Dunia II. Salah satu lukisannya, lukisan minyak Bali 88 x 58 cm berjudul ‘Smoking’, dilelang pada 31 Maret 2019, selama Penjualan Malam Seni Asia Tenggara Modern dan Kontemporer di Sotheby Hong Kong dengan harga hammer’s price senilai US$ 660.000.
Selain itu turut serta memamerkan karya seninya yang bergaya neo-pop, Mr. Booth Perrotin. Ini merupakan kali pertama bagi seniman Jepang ini memamerkan karya seninya di Jakarta.
Juga berbagai diskusi seni juga diadakan dengan berfokus pada berbagai topik, dari seni jalanan mengkalibrasi ulang art circuit, seni Islami, hingga revolusi pasar seni online. Setiap diskusi menampilkan tokoh-tokoh terkemuka di dunia seni dan teknologi dari berbagai negara sebagai panelis dan moderator.
Sebuah diskusi yang menarik juga berlangsung mengenai ‘Pergeseran Paradigma di Industri Seni yang Dipengaruhi Teknologi’. Dari IoT, blockchain hingga e-commerce, industri seni menghadapi perubahan paradigma yang disebabkan oleh inovasi teknologi baru. Dengan maraknya platform seperti galeri online/mobile dan media sosial, model bisnis baru antara pembeli seni dan pemasok harus ada. Panel diskusi ini terdiri para ahli dari e-commerce, fintech, serta galeri online akan berbagi tren terbaru, dan bagaimana pelaku industri dapat memposisikan diri mereka di industri seni di Asia Tenggara untuk memanfaatkan bentuk-bentuk teknologi terbaru ini.
Tidak hanya pameran karya seni, Anda juga akan dapat menemukan lokakarya seni di sini. Bekerja sama dengan Ganara Art, pengunjung dapat mengikuti lokakarya berbasis seni untuk mengeksplorasi keajaiban tembikar dan proses percetakan dan lukisan yang memukau yang terinspirasi oleh karya seni dari Yayoi Kusama, KAWS, MR., Robert Indiana, dan Kim Seok.
Ada juga proyek kolaborasi Indonesia dan Prancis melalui Institut Francais Indonesia (IFI), Galeri Art:1, Air France dengan beberapa hotel yang menjembatani seni urban terbaik dari Perancis dan Indonesia. Proyek ini dinamakan @Offthewalljakarta, sebuah seni jalanan yang memiliki keunikan, kemanusiaan, warna, dan persepsi lain tentang kehidupan urban dari kota-kota sekitar. Para seniman jalanan mengekspresikan kegembiraan, kemarahan, cinta mereka melalui seni untuk dinikmati publik. Ketika seorang kolektor seni tertarik pada suatu lukisan urban, seringkali mereka mengidentifikasikan diri dan emosi mereka dengan karya tersebut. Prancis diwakili oleh L’Atlas dan Katre, sedangkan Indonesia diwakili oleh Stereoflow dan Darbotz. Perbedaan dari masing-masing gaya mereka, baik dari pendekatan geometris, bentuk huruf, serta perspektif, menciptakan visi yang unik dan berwarna-warni yang seakan membawa mimpi ke dunia nyata.
Business Lounge Journal/VMN/BLJ