(Business Lounge Journal – General Management)
Sebagai pebisnis, maka hal yang paling menyenangkan adalah bila mendapat permintaan dari pasar dan inilah yang membuat perusahaan-perusahaan menjadi besar. Namun tidak semudah itu untuk sebuah perusahaan dapat memperoleh permintaan atas produk atau jasa. Sedangkan perusahaan yang sudah mendapatkan permintaan yang tetap, akan memiliki kestabilan dalam pertumbuhan dan bisa memiliki inovasi-inovasi yang baru untuk memenangkan permintaan pasar yang lain.
Seperti pendekatan teori manajamen product life cycle bagaimana permintaan tidak langsung meningkat, semuanya dimulai dari titik nol. Dengan sumbu x waktu dan sumbu y pendapatan sebagai cerminan permintaan terhadap produk atau jasa, maka product life cycle bergerak lamban pada awalnya. Perusahaan setelah mendefinisikan apa yang akan ditawarkan atau unique value proposition melalui riset pasar atau juga keberuntungan perlu waktu untuk menjangkau target pasar yang membutuhkan. Apple ketika menemukan Mac book, I Pad, dan lainnya tidak dapat segera mendapatkan banyak permintaan. Ada proses melalui channeling yang dilakukan juga relation yang dibangun maka permintaan akan diciptakan.
Koneksi antara produk yang ditawarkan dengan target pasar memerlukan waktu, panjang atau pendek, tergantung pada ketepatan pebisnis merumuskan kebutuhan pasar sehingga matching, kekuatan promosi dan iklan, termasuk bagaimana kepuasan pelanggan terhadap pelayanan perusahaan. Matching ini adalah cara menciptakan permintaan, bila perusahaan tidak dapat menemukan hal ini, maka permintaan tidak akan tercipta. Hal ini yang sering terjadi pada pebisnis, permintaan tidak tercipta karena memang bukan permintaan pasar, bisa jadi keyakinan seorang pebisnis belum tentu menjadi kebutuhan pasar.
Menciptakan permintaan ini erat berhubungan dengan penemuan apa yang paling mendasar pada kedalaman hati seorang pelanggan. Kalau meminjam istilah cara kerja otak, maka kebutuhan ini ada pada bagian limbic pada otak, itulah sebabnya seringkali orang merasa sebenarnya sebuah produk baik semua dan memang lebih di atas rata-rata, tapi rasanya kurang pas untuk dipakai. Apa sebabnya hal ini terjadi, sebab limbic menolak untuk menerimanya, tidak sesuai dengan kebutuhan.
Apple berhasil menciptakan permintaan, sebab limbic pelanggan banyak yang ingin menentang status quo dan Apple datang membawa produk yang menentang status quo dengan semboyannya think different. Proses pencarian ini bisa panjang tapi juga cepat. Kolonel Sanders lebih dari yang diduga seperti penemu Kentucky Fried Chicken (KFC) baru menemukan ramuan yang pas dengan kebutuhan pelanggan saat dia berusia lanjut.
Tidak semua pebisnis memiliki semangat seperti Kolonel Sanders. Di samping perlunya ketekunan, namun juga memerlukan biaya yang tidak sedikit. Semua berpulang pada keyakinan masing-masing terhadap produk dan jasa yang dimiliki. Saya jadi teringat seorang pendulang emas, yang meninggalkan tambangnya dan menjual kepada orang lain sebab sudah bertahun-tahun mencari tidak mendapatkannya. Namun saat pembeli baru memiliki tambang itu, ia berhasil mendapatkannya dalam sesaat, sebab tambang bergeser sedikit dari lokasi sebelumnya. Apakah akan ditinggalkan ladang emas bisnis anda? Semua tergantung pada keyakinan dan ketekunan masing-masing.
Fadjar Ari Dewanto/VMN/BD/MP Business Advisory Division, Vibiz Consulting, Vibiz Consulting Group